"Ini adalah sekuel MLFF bagian Hanabi dan Hayabusha".
Hanabi mempunyai hubungan spesial dengannya sejak dibangku Sekolah Dasar. Keluarga Hanabi (Clan Yoshitora) dan Keluarga Hayabusha (Clan Hattori) memang sudah dekat sebelum adanya insiden buruk ya...
1 minggu berlalu semenjak Hanabi dan Hayabusa bersetubuh, mereka berdua belum bertemu satu sama lain. Entah mengapa dua orang ini tidak masuk sekolah dengan alasan yang sama—yaitu "tidak enak badan".
Dalam kurun waktu seminggu, Hanabi dan Hayabusa tentunya punya alasan tersendiri, tak hanya tidak enak badan, namun juga mereka berdua sama-sama kebingungan.
Panasnya terik matahari menyinari seisi kota, Hanabi duduk di taman umum sambil meminum Milkshake yang baru ia beli. Hanabi sendirian, dengan banyaknya pikiran di dalam kepalanya.
"Aku absen karena perasaanku benar-benar tidak enak. Entah bagaimana belakangan ini aku sering memikirkan Haya."
"Jika aku pergi ke sekolah.. aku takut bertemu dengannya, itu saja."
"Ya... aku takut. Aku takut akan perasaanku."
Tiba-tiba... "Tentu saja kau ada disini." seorang pria muncul.
Pada saat Hanabi berbalik, ternyata yang berdiri disana adalah "Gusion?" Hanabi pun menyebut namanya. "Kenapa kau ada disini? Dan lagi.. melihat pakaianmu sepertinya kau juga absen, huh?"
"Tepat sekali, aku absen karena aku ada urusan penting."
"Penting?" Hanabi malah sedikit penasaran. "Tidak seperti kau saja..."
Sebelum mengobrol lebih lama, Gusion berjalan lebih dekat. Ia merasa enggan apabila harus duduk di sebalah Hanabi, "Apa aku boleh duduk?" oleh karena itu Gusion meminta izin.
________________________________ .
. ISOLATED LOVE "Confuse Feeling" .
.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Baru satu minggu kita tidak bertemu, tapi rasanya sudah sangat lama, ya." kata Gusion memulai percakapan.
"...Sebenarnya aku sedang banyak pikiran. Aku absen karena itu benar-benar menggangguku."
"Oh, biar kutebak. Hayabusa, kah? Kalau benar soal dia, kau tidak perlu menceritakannya kepadaku."
"Siapa juga yang mau cerita? Aku cuma mengeluh, itu saja."
Gusion cuma tersenyum, kemudian ia mengeluarkan satu batang rokok supaya ia dapat mengobrol dengan lancar. Ah, bagi Gusion setidaknya rokok adalah sesuatu yang bisa merefleksikan pikiran.
"Aku tidak tahu ada masalah apa lagi kau dengannya. Aku juga tidak mau ikut campur terus-menerus, tapi aku cuma mau mengingatkan bahwa semua tindakan yang kau perbuat pasti ada resikonya, Hanabi."
