Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"QILLA CEPETAN DONG LAMA BANGET SIH KAMU."teriak Lestari dari lantai bawah. Sudah lebih dari lima belas menit ia menunggu anak perempuannya itu yang tak kunjung turun.
"SABAR DONG MA, NANTI KALO AKU JELEK CALON MERTUA AKU GAK SUKA, NANTI KAN MAMA YANG MALU."
"YA TAPI CEPETAN DIKIT."
"IYAA INI UDAHH,"teriak cewek itu keluar dari kamar, berjalan menuruni tangga satu persatu. Cewek itu terlihat sangat cantik dengan dress berwarna hitam dengan bunga daisy berukuran kecil yang menghias dress tersebut.
"Lama banget sih kamu tapi kamu. Kalo pake dress gitu cantik juga," ucap Lestari memuji, menatap Qilla dari atas sampai bawah.
"Qilla dari dulu cantik ya ma," balas Qilla tidak terima.
"Mana ada, masih cantikan mama kali."
"Canti--"
"Udah nanti gak jadi berangkat kalo gini terus." potong papa Qilla cepat.
"Yaudah ayo pa," sahut Lestari mengandeng tangan suaminya meninggalkan anaknya sendiri di ruang tamu.
"Nyenye ngak nyadar kalo udah tua," gumamnya pelan dan mengikuti langkah kedua orang tuanya.
"Qilla inget ya kamu kalau udah disana yang kalem jangan malu-maluin mama," ucap Lestari memperingati anak perempuannya itu.
"Aku dari dulu kalem ya ma."
"Kalem apanya baru aja lihat cogan lewat depan rumah kamu udah kayak cacing kepanasan."
"Itu namanya aku masih normal ma."
"Kebalik, stres itu namanya."
"Mama ihh cantik gini dibilang stres."
"Udah, dari tadi ribut gak kelar-kelar"sahut Mahesa dari kursi kemudi.
"Mama nih paa."
"Lah kok jadi mama kan kamu--"
"Mah udah ngalah dong sama anaknya."ucap Mahesa melerai.
"Wlee,"ejek Qilla menjulurkan lidahnya.
"Awas aja kamu,"gumam Lesatri pelan dengan menatap tajam kearah anaknya itu.
◍•ᴗ•◍
"Afa ayo sayang udah belum."
"Iya ndaa ini udah siap,"sahut Zafa menghampiri kedua orang tuanya.