BAB 25|DIBAWAH RINTIK HUJAN

27.3K 4.4K 1.1K
                                    

CALL ME RARA.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA, YANG BACA TAPI GAK KASIH VOTE TIDUR SAMA POCI.

MAAF KALAU ADA YANG TYPO, MAAF JUGA KALAU UPNYA KEMALAMEN.

Zafa baru saja menjalankan mobil miliknya keluar dari gerbang utama SMA mandala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zafa baru saja menjalankan mobil miliknya keluar dari gerbang utama SMA mandala. Dengan Qilla yang duduk dibangku sebelah kemudi, dirinya sedari tadi sibuk sendiri dengan handphone yang berada digengamannya. Qilla yang biasanya tidak bisa diam disaat duduk berdua didalam mobil bersama Zafa, tetapi kali ini dirinya hanya senyam-senyum sendiri memperhatikan layar handphone miliknya. Zafa yang merasa aneh dengan sikap Qilla, dirinya melirik kearah Qilla memperhatikan gerak-gerik cewek yang berada disebelahnya ini.

"Siapa?" tanya Zafa dengan nada ketus ciri khasnya, tatapan kedua mata lurus kedepan.

"Temen," jawab Qilla tanpa mengalihkan padagannya dari layar handphone.

Karena mesara kesal dengan jawaban Qilla, Zafa menepikan mobil miliknya dijalanan yang tidak begitu ramai. Mengambil alih handphone Qilla secara paksa, membuat Qilla tersentak keget dengan apa yang baru saja dilakukan Zafa.

"Bigong balikin," ucap Qilla tangannya terulur berusaha mengambil handphone yang sekarang berada digengaman Zafa. Namun gagal dengan gerakan cepat Zafa langsung menahan kedua pergelangan tangan Qilla. Qilla menjadi panas dingin sekarang, bisa habis riwayatnya kalau sampai Zafa membuka handphone miliknya.

'Kak Alvin' pertama kali yang Zafa lihat di saat membuka handphone yang berada digengamannya, dua kata tertera dibagian atas layar handphone milik Qilla. Cewek itu memalingkan wajahnya menghindari tatapan maut cowok yang berada disebelahnya itu, dirinya menjadi panas dingin sekarang.

"Turun!" perintah Zafa ketus, seketika Qilla langsung melebarkan kedua bola mata, menolehkan kepalanya kearah Zafa dan langsung dikagetkan dengan raut wajah yang tidak biasa dari cowok yang berada didepannya ini.

"Hehe jangan gitu mukanya, jelek mirip babi," kata Qilla cengengesan, dalam situasi seperti ini dirinya masih bisa ngelawak. Padahal tidak ada raut lucu sedikitpun dimuka Zafa hanya terlihat seperti singa yang baru saja diusik dari tidurnya dan siap untuk melahap mangsanya.

"Turun!!" sentak Zafa sekali lagi, namun kali ini penuh dengan penekanan.

Qilla mengerucutkan bibir, memonyong monyongkan bibirnya didepan muka Zafa berusaha untuk membujuk cowok itu agar tidak menurunkan dirinya disini,"Kalau aku turun disini pulangnya gimana? Bigong kok tega sama aku huwaa," ucap Qilla mendramatis.

"Suruh jemput cowok lo kan bisa," balas Zafa masih sama dengan nada ketus andalannya.

"Kan cowok aku kamu," kata Qilla menampilkan deretan giginya.

"Turun sendiri atau gue seret?!" ujar Zafa penuh penekanan dirinya sudah bersiap untuk membuka pintu mobil.

"Iya, iya turun sendiri," dengan perasaan kesal Qilla membuka pintu mobil milik Zafa dan langsung turun dari sana, menutup pintu mobil tersebut dengan sedikit kasar. Setelah Qilla turun mobil tersebut langsung melaju meninggalkan Qilla disini seorang diri.

AZAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang