KOMEN KEK DISETIAP PARAGRAPH, BIAR AKU TAU KALIAN SUKA ATAU NGAK SCENE YANG AKU TULIS.😡
Siang berganti malam, terang berganti petang acara prom night telah dibuka beberapa menit yang lalu. Dan saat ini akan memasuki Opening song dengan Zafa yang akan membawakan sebuah lagu diatas poduim. Alunan musik mulai terdengar mendadak susana menjadi hening, baru saja akan menyanyikan lagu cowok itu terkejut setelah mendengar teriakan yang berasal dari pintu masuk aula. Terlihat Bara dengan pakaian rapi berdiri didepan pintu aula.
Semua pasang mata yang berada di dalam aula menatap ke arah Bara yang hanya menampilkan cengiran polosnya.
"Sabar, tahan, jangan marah dulu," ujar cowok itu saat melihat ekspresi wajah yang tersirat dari semua orang yang berada di aula.
"Gue bawaa band buat opening song, yang bakal beda dari sekolah lain," teriak Bara keras, agar suaranya itu dapat didengar diseluruh penjuru aula.
Semua yang berada di dalam aula bertanya-tanya sebenarnya apa yang akan dilakukan cowok tengil itu. Bahkan, guru maupun karyawan tak ada yang tau apa yang direncanakan cowok itu.
Bara melangkahkan kakinya mudur, menolehkan kepala ke semping memberi instruksi kepada band yang katanya ia bawa. Cowok itu langsung kembali melangkahkan kakinya masuk kedalam aula diikuti dengan segerombolan pria yang sudah berbaris rapi, dengan style sarung, peci, dan baju koko yang sama.
Mau heran tapi ini Bara, ternyata cowok itu membawa rombogan Rebanaan Hadroh yang katanya band beda dari yang lain. Semua orang yang berada didalam aula tercengang setelah melihat apa yang dibawa oleh cowok itu.
"Gimana? Bagus kan beda dari yang lain," ucap Bara menampilkan cengiran polosnya, seperti orang yang tak mempunyai dosa itu.
Pak Bondan yang tadinya berdiri disebelah podium, kini lelaki setengah baya itu melangkahkan kakinya menghampiri Bara.
Bara yang melihat itu pun langsung berlari itu pun langsung berlari kebelekang, bersembunyi dibalik barisan rombongan Hadroh yang ia bawa.
"He...., mau kemana kamu," panggil Pak Bondan. "Sini," lelaki setengah baya itu menunjuk Bara dan tempat kosong yang berada disebelahnya. Memberiakan instruksi kepada cowok itu untuk menghampirinya.
Tangan cowok itu terlihat naik mengaruk tengkuknya yang tak gatal, dengan menampilkan cengiran polos andalannya. Ia melangkahkan kakinya pelan menghampiri Pak Bondan yang sudah berdiri disebelah barisan para rombongan Hadroh.
"Pak, jangan marah---"
"Siapa yang mau marah? Bagus, Bapak suka ternyata ada gunanya juga kamu selama tiga tahun disini. Bapak bangga sama kamu," Pak Bondan memilik memotong ucapan Bara. Tangan guru itu naik menepuk-nepuk bahu Bara pelan.
Seketika mulut cowok itu terbuka lebar setelah mendengar ucapan Pak Bondan ini. Raut wajah cowok itu langsung berubah seperti baru saja mendapatkan uang satu koper.
Dengan bangganya, ia menepuk-nepuk jas berwarna hitam yang melekat ditubuhnya dibagian dada cowok itu. Seolah memperlihatkan kepada mereka betapa bangganya Pak Bondan kepada cowok itu. "Pak Bonbon aja bangga sama gue," ucap cowok itu dengan tampang belagu.
"Ya sudah, ayo dimulai," seru Pak Bondan, lelekai setengah baya itu mengambil dua buah rebana yang ada ditangan kedua orang rombongan Hadroh yang berdiri paling depan.
"Ayo Bar, kamu satu," Pak Bondan menyerahkan satu Rebana kepada cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAFA
Teen FictionAmateur Writing‼️ Re-upload cerita Azafa, tapi maaf bab 1 udah hilangg jangan di hujat fliss masih amatir banget ini dulu ngetiknya