BAB 05|BERANGKAT BARENG

30.5K 3.7K 294
                                    

HAI KETEMU LAGI KITA PREN
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN KIWW

"Bundaa susu cokelat Afa mana?" rengek cowok itu menghampiri Rina dengan melengkungkan bibirnya kebawah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bundaa susu cokelat Afa mana?" rengek cowok itu menghampiri Rina dengan melengkungkan bibirnya kebawah.

"Oh iya bunda lupa," jawabnya lalu langsung bergegas menuju dapur.

"Bundaa kebiasaann," ia mencibir pelan duduk di sofa dan menganti channel TV yang tadi ibundanya tonton.

Setelah beberapa menit berkutat didapur akhirnya Rina keluar dengan susu coklat dalam gelas di gengamannya "Ini susunya, minum terus keatas tidur gak usah begadang,"ujar Rina memperingati putra semata wayangnya itu.

"Siap ndaa,"jawab Zafa mengambil gelas berisi susu dari tangan Rina.

"Ndaa, bunda beneran mau jodohin aku sama cewek stres itu,"berujar lesu.

"Qilla,"ralat Rina.

"Iya itu Qilla Qolla atau siapa itu, Afa gamau ndaa yang lain gak ada?" Pasrahnya.

"Kenapa sih, Qilla kan cantik percaya sama bunda pilihan bunda gak pernah salah."

"Oh iya besok kamu jemput dia ya kalian berangkat bareng,"lanjutnya.

"Hah? Jemput? Gak mau."

"Loh kan biar tambah deket."

"Afa bukan ojek ndaa."

"Siapa bilang kamu ojek, pokoknya gamau ya besok jemput Qilla kalo gamau gausah minum susu satu bulan,"ucapnya ketus dan berjalan meninggalkan ruang keluarga.

"Iyaa Afa jemput,"pasrahnya.

"Heran udah besar juga masih minum susu,"gumam Rina pelan dengan tersenyum geli.

◍•ᴗ•◍

Jarum jam sudah menujukan pukul 05.30 tetapi remaja laki-laki ini masih saja engan membuka matanya ia sedang asik bergulat dengan selimutnya yang membuat yang sang ibunda sudah marah-marah. "Afa bangunn udah siang katanya mau jemput Qilla nanti telat lagi," uajarnya lantang menarik selimut yang melilit tubuh anaknya itu.

"Lima menit lagi ndaa, masih ngantuk," berujar lesu, cowok itu menarik kembali selimut itu hingga menutup seluruh tubuhnya.

"Gak ada lima menit, bangun sekarang atau susu kamu bunda buang," ancamnya berjalan keluar kamar.

"IYA INI AFA BANGUNN."

"Dulu aku ngidam apa ya, bisa punya anak kayak dia," gumam Rani menghela napas lelah dengan menuruni satu persatu anak tangga.

AZAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang