BAB 09|PERKARA SAKIT GIGI

30.7K 3.3K 136
                                    

HALLO PREN KETEMU LAGI JANGAN LHPA VOTE DAN KOMEN ADA YANG KANGEN GAK? GADA, Y

Hari ini seperti hari-hari biasanya namun berbeda dengan satu cowok ini entah kenapa sedari tadi hanya diam, dengan menelungkupkan wajahnya di atas meja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini seperti hari-hari biasanya namun berbeda dengan satu cowok ini entah kenapa sedari tadi hanya diam, dengan menelungkupkan wajahnya di atas meja. Tumben sekali biasanya saja selalu membuat keributan, walaupun kelas sedang ruih dirinya tetap tidak terganggu dengan itu. Sepertinya sedang memikirkan tagihan utang. Sedangkan Zafa sudah menyumpal telinganya dengan earphone miliknya dan fokus dengan rumus matematika yang mematikan itu.

"JI, RO, LU, PAT," pekik Alden memimpin di depan kelas.

"WES TAK COBO NGELALIKKE JENENGMU SOKO ATIKU SAK TENANE RA NGAPUSI ISEH TRESNO SLIRAMU," sahut siswa lain.

"Bar sini ikutan, kenapa sih lo mikirin utang?" tanya Alden.

"DUH PEPUJANE ATI, NAGING KOWE ORA RETI KOWE SING TAK WANTI-WANTI," timpal Qilla ikut berdiri di depan kelas bersama Alden.

"MALAH JUBUL SAIKI KOWE MBLENJANI JANJI, JARE SEHIDUP SEMATI NANGING OPO BUKTI," sambung Kiara.

"KOE MEDOT TRESNOKU DEMI LANANGAN LIO, YOWES ORA POPO INSYALLAH AKU ISO," timpal Alden.

"Ciee Alden, mau mualaf nih cinta Alden dan Kiara bersemi karena lagu. Pake Insyallah segala lo kan non bego," kata Qilla mengoda.

Pletakk

Kiara mengeplak kepala Qilla pelan "Kalo ngomong dipikir dulu," umpatnya kesal.

Alden menatap tajam ke arah Qilla"Lah kan lagu mana gue tau anjg," umpatnya, kemudian berjalan menghampiri Bara yang masih dengan posisi yang sama menelungkupkan wajahnya di meja.

Alden duduk di bangku sebelah Bara yang kosong. "Lo kenapa Bar? Tagihan utang lo banyak?" tanya Alden. Namun masih tidak ada jawaban dari Bara.

Menolehkan kepalanya ke arah Riyan seolah bertanya 'kenapa ni anak?'. Seolah paham dengan maksud Alden, Riyan hanya menggelengkan kepalanya petanda tidak tau.

Plakk

Alden menampar pipi Bara sedikit keras, karena kesal kepadanya.

"SWETANN ARGHH SAKIT GOBLOK," pekik Bara menatap tajam ke arah Alden dengan mengusap pipinya yang sedikit, bengkak?.

"Lebay banget anjg, gitu doang," timpal Alden santai.

"LWEBAY MWATAMU GWIGI GUE SWAKIT GOBLOKK ARGHH SHHH."

Ada benar nya juga walaupun yang goyang hanya satu, yang sakit hanya satu, tetapi rasa sakit itu menjalar ke seluruh permukaan dalam mulut.

AZAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang