BAB 40|ADA YANG HILANG?

17.8K 3K 1.2K
                                    

CALL ME RARA

ADA YANG KANGEN BIGONG GAK?

JANGAN BAWA CERITA LAIN KESINI.😡!!

TYPO SORRY, JEMPOL SAYA GEDE.

VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA SAYANGKU, CINTAKU.

MAU TANYA DEH, ITU ORANG YANG BACA TAPI GAK KASIH VOTE PUNYA MASALAH APA SIH HAH? NGAJAK GELUD? SINI SHERE LOCK GELUD KITA.😡😡

YANG GAK VOTE, TIDUR SAMA POCI MAMPUS.

Qilla ikut mendorong brankar yang terdapat seorang cowok terbaring lemah diatasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Qilla ikut mendorong brankar yang terdapat seorang cowok terbaring lemah diatasnya. Para suster dan yang lainnya mendorong brankar tersebut menyusuri lorong rumah sakit. Setelah Tim SAR bersama yang lainnya menemukan cowok itu dengan kondisi yang sangat memprihatinkan. Mereka langsung membawa Zafa ke puskesmas terdekat agar cepat mendapatkan penanganan, lantaran jarak yang lebih dekat ditempuh adalah Puskesmas. Jadi sementara waktu cowok itu dibawa ke Puskesmas terlebih dahulu. Brankar itu berhenti tepat di depan salah ruangan ruangan yang diatasnya terdapat tulisan UGD berwarna merah, suster yang ikut mendorong brankar Zafa langsung membawa cowok itu masuk ke dalam ruangan.

"Dimohon untuk keluarga pasien, bisa menunggu diluar terlebih dahulu," ujar salah satu suster, saat Qilla yang ingin melangkahkan kakinya ikut masuk ke dalam ruangan.

"Udah kita tunggu diluar ya sayang," ucap Rina mengusap bahu Qilla lembut, wanita paruh baya itu langsung membawa Qilla kedalam dekapannya.

"Zafaa bunda," gumam cewek itu lirih dengan suara yang bergetar, ia membalas pelukan Bunda Rina.

Air mata yang tadinya sempat terbendung, kini kembali meluncur bebas, membasuhi wajah cantik Bunda Rina. "Sttt udah tenang ya, bunda juga shock banget setelah lihat kondisi Afa.  Kita berdoa ya buat dia," ucap Bunda Rina lirih, wanita paruh baya itu mengeratkan pelukannya kepada Qilla. Seolah saling menguatkan satu sama lain.

Darka melangkahkan kakinya mendekat kearah mereka, tangan pria itu naik mengusap punggung sang istri lembut. "Kita duduk dulu, tunggu kabar dari dokter semoga gak ada cidera yang serius, kita berdoa sama-sama," ucap Darka yang sedari tadi tetap mencoba untuk tenang, ia yakin putra semata wayangnya itu akan baik-baik saja.

Pria itu melangkahkan kakinay duduk dikursi tunggu yang berada didepan ruangan UGD diikuti oleh Bunda Rina, Qilla, dan yang lainnya. Ia menarik tubuh istrinya kedalam dekapannya mengusap-usap lengan Bunda Rina lembut. "Afa paa," gumam Bunda Rina lirih.

"Sttt, udah kita berdoa serahin semuanya kepada Tuhan," ujar Darka, tangannya naik mengusap rambut Bunda Rina pelan.

Setelah beberapa menit hening, lantaran mereka semua sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Mereka dikagetkan dengan kedatangan seorang cowok yang langsung memberikan salam, mengulurkan tangannya untuk kepada Ayah Darka dan Bunda Rina secara bergantian. Cowok itu adalah Lionel, kakak laki-laki Qilla, lantaran ia yang kuliah di Bogor jadi memudahkan cowok itu datang kesini. Setelah mendengar kabar dari Mama Lestari bahwa adik iparnya mengalami hal seperti ini. Ia diminta oleh Lestari, mama Qilla untuk datang melihat kondisi Zafa.

AZAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang