Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"ASSALAMUALAIKUM, QILLA CANTIK DATANG," teriak cewek itu lantang,nsaat kedua kakinya melangkahkan kedalam kelas.
"Berisik La," ucap salah satu teman sekelas Qilla.
"Hehe minta sorry." balas Qilla cengengesan, mengaruk kepalanya yang tak gatal. Cewek itu berjalan menuju bangkunya.
"Eh Bar, Zafa mana? Masih belum berangkat?" tanya cewek itu kepada Bara. Ia mencari sosok yang selalu singgah dihati dan juga pikirannya, karena yang biasanya sudah duduk manis dibangkunya, tapi sekarang bangku itu masih kosong.
"Mana gue tau lo kira gue maknya, mungkin sebentar lagi juga dateng. " jawab Bara seadanya.
"Nah tuh dateng," lanjut Bara saat melihat Zafa yang baru saja memasuki kelas.
"Zafa udah sembuh?" tanya Qilla berjalan menghampirinya Zafa yang baru saja mendudukkan pantatnya dibangku.
"Aku punya susu cokelat, kamu mau gak?" lanjutnya tangannya terulur membuka tas berwarna peach miliknya, mengeluarkan susu kotak rasa cokelat dari dalam tas itu.
Cewek itu enyodorkan susu itu kepada Zafa. "Nih buat kamu, gak ada racun nya tenang aja," ucapnya.
Zafa hanya menatap malas kearah Qilla dan beralih menatap susu kotak yang disodorkan Qilla tadi, tanpa berniat untuk mengambilnya. "Gak! Buat lo aja." balasnya. Ia lebih memilih untuk menelungkupkan kepadanya diata meja dengan kedua yang sebagai tumpuan.
"Aku punya dua ini yang satu buat kamu." ujarnya kembali meyodorkan susu kotak tadi.
Bara yang sedari tadi melihat interaksi antara mereka pun memutar bola matanya malas. "Kalau Zafa gak mau buat gue aja," serobot Bara merampas susu kotak yang berada di tangan Qilla.
"APASI GAK! BELI SENDIRI." balas Qilla garang mengambil alih susu kotak yang baru saja direbut oleh Bara.
"Orang pelit kubu---"
"BARA, ALDEN," ucapan Bara terpotong dengan teriakan melengking yang berasal dari depan kelas XII MIPA 3, teriakan maut yang berasal dari mukut pak Bondan.
"Mampus Pak Bondon ngamuk, sialan gue ngumpet dimana," ucap Bara berlari mencari tempat persembunyian. Setelah mendapatkan ide cowok itu langsung berlari kearah lemari yang terletak dipojok kelas, masuk kedalam lemari untuk mengindar dari amukan maut pak Bondan.
"Bara sama Alden mana?" tanya Pak Bondan kepada seluruh penghuni kelas.
"Alden belum berangkat pak." jawab salah satu siswa.