BAB 23|WEEKEND

29.6K 3.9K 1.2K
                                    

CALL ME RARRA.

JANGAN LUPA KASIH VOTE DAN KOMEN BESTI, YANG GAK KASIH VOTE TIDUR SAMA POCI.

"Assalamualaikum," ujar Qilla memberi salam, saat kakinya melangkah masuk kedalam rumah dengan kedua tangannya yang memegang plastik berisi susu coklat  milik bayi bagongnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamualaikum," ujar Qilla memberi salam, saat kakinya melangkah masuk kedalam rumah dengan kedua tangannya yang memegang plastik berisi susu coklat  milik bayi bagongnya.

"Waalaikumsalam," jawab seluruh pernghuni rumah yang berada diruang tamu. Semuanya menoleh kearah Qilla.

"Akak antikk," ucap salah satu dari mereka, langsung berlari menghampiri Qilla dan memeluk kaki Qilla. (Kakak, cantikk)

"Akak antik, tu awa paa?" tanya Ziven menunjuk plastik yang dipegang oleh Qilla, dirinya mendongakkan kepalanya keatas.(Kakak cantik, itu bawa apa?)

"Ini susu coklat punya Kak Afa, Ziven mauu?" tanya Qilla, dirinya meletakkan kantong plastik berisi susu coklat tersebut diatas lantai. Dan tangannya langusung mengambil satu kotak susu coklat, menyerahkannya kepada Ziven.

Ziven tersenyum lebar, tangannya berniat meraih susu coklat yang disodorkan oleh Qilla. Namun belum sempat suku kotak tersebut pindah ke tangan mungilnya, dirinya sudah terlebih dahulu dikagetkan dengan teriakan seseorang yang baru saja masuk kedalam rumah.

"ITU SUSU COKLAT AFAAA," teriak Zafa yang baru saja masuk kedalam rumah, dan langsung mengambil kedua plastik berisi susu coklat miliknya.

Ziven yang mendengar teriakan Zafa terpekik kaget, "Hikss undaa akak apaa ahatt hikss huwaaa," rengek Ziven dengan wajah yang sudah dibanjiri air mata, berjalan menghampiri Lisa,  bunda Ziven yang sedang duduk disofa bersama Rina. (Hikss bundaa kakak Afa jahatt hiks huwaaa)

"Astaghfirullah, Afa bagi itu susu coklatnya satu buat Ziven." ujar Rina mengusap dadanya pelan, heran dengan sikap putra semata wayangnay itu. Pikirnya saat Zafa sudah menikah sikap kekanak-kanakannya akan hilang, namun tebakkannya salah sikap kekanak-kanakan Zafa malah makin menjadi-jadi.

Zafa mengerucutkan bibirnya kesal, dirinya sangat tidak suka jika harus berbagi susu coklat kepada siapa pun. Mengambil alih susu kotak yang berada ditangan Qilla, berjalan menghampiri Ziven yang sekarang berada dipangkuan Lisa dengan wajah yang sudah bersimbah air mata.

"Ini satu aja gak usah banyak-banyak," ucap Zafa menyodorkan susu kotak tersebut kepada Ziven.

"Ndaa auu atu, Ipen auu imaa," tolak Ziven menelungkupkan bibirnya kebawah, bersiap untuk menumpahkan air matanya kembali. (Ndak mau satu, Iven maunya lima)

"Dikasih satu mintanya lima, ngelunjak lo cil!" balas Zafa memelotokan matanya garang.

"Huwaa akak Apaa irip oblin, akak Apa elekk!" ucap Ziven menutup kedua matanya dengan tangan mungilnya. (Huwaa kakak Afa mirip goblin, kakak Afa jelekk!)

AZAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang