BAB 48|PERGI

21.4K 2.7K 1.1K
                                    

Komen disetiap paragraph biar semangat update!!😡

Sorry typo

◍•ᴗ•◍

Semejak kejadian siang tadi, di depan gerbang SMA mandala. Qilla hingga saat ini, tak mau berbicara dengan Zafa yang sedari tadi berusaha membujuk istrinya itu. Mayakinkan kepada istrinya bahwa ia sama sekali tak mengenal cewek yang tiba-tiba memghampirinya dan, memeluk cowok itu tanpa permisi.

Seoramg cowok masih setia berdiri didepan pintu kamar yang terkunci dari dalam. Berharap istrinya keluar dan, mau mendengarkan penjelasannya. Bahwa ia tak memilili hubungan dengan cewek tadi siang. Yang, katanya bernama Nina itu. Bahkan, cowok itu masih mengenakan sragam sekolahnya.

Zafa kembali mengetuk pintu bercat putih dihadapannya itu. "Ila, keluar dulu. Aku beneran gak kenal sama dia. Kamu lebih percaya sama dia, dari pada sama aku. Suami kamu sendiri?" cowok itu berucap lesu.

Namun, lagi dan lagi. Tak ada balasan dari dalam cowok itu mengerucutkan bibirnya sebal. Lantaran lelah sedari tadi berdiri. Ia pun, merubah posisinya menjadi duduk bersila didepan pintu dengan kepala yang ia sandarkan di dinding.

Setelah beberapa saat, akhirnya Qilla membuka pintu kamar itu. Zafa, yang mendengar pintu terbuka pun langsung menolehkan kepalanya kearah pintu. Disana, terdapat Qilla yang baru saja keluar dari dalam kamar. Cewek itu, sama sekali tak memperdulikan Zafa. Ia melangkahkan kakiny meninggalkan Zafa yang sudah memasang wajah masamnya.

"Ilaa," panggil Zafa, mengikuti Qilla turun ke lantai bawah. Cewek itu, melangkahkan kakinya masuk ke dalam dapur.

"Ilaa, dengerin aku dulu. Aku beneran gak kenal sama dia. Kamu kenapa sih, gak percaya banget sama aku," Zafa berjalan mengikuti Qilla. Sudah seperti induk ayam dan, anaknya. "Ilaa, dengerin aku dulu." ucap Zafa menarik pergelangan tangan cewek itu lembut.

Cewek itu, reflek mengehempaskan tangannya. Hingga membuat cekalan Zafa terhadap pergelangan tangannya pun terlepas. Cowok itu membelalakan matanya tak percaya, setelah menyaksikan Qilla yang menghempaskan tangannya kasar. Pandangan cowok itu naik menatap kearah Qilla yang sudah memasang wajah galak.

Zafa spontan, menurunkan pandagannya. Ia tak berani menatap wajah istrinya yang sudah berubah seperti monster itu.

"Mau ngapain, ngikut aku sampe kesini?!" tanya Qilla dengan nada ketus.

Zafa menaikan pandagannya, memberanikan diri untuk menatap wajah galak istrinya itu. "Aku, beneran gak kenal sama dia. Percaya sama aku," balas Zafa gelagapan. Ia kembali mengulurkan tangannya, untuk mengengam kedua pergelangan tangan Qilla.

Qilla spotan menarik tangannya yang akan digengam oleh Zafa. "Sana jauh-jauh. Gak usah, pegang-pegang aku lagi!!" bentak Qilla melangkah mundur, menghindar dari Zafa, seakan cowok itu adalah bakteri yang akan menempel ditubuhnya.

Cowok itu, tercengang dengan Qilla yang tiba-tiba berucap dengan nada tinggi kepadanya. Lantaran, cewek itu tak pernah bersikap seperti ini kepadanya. Ini baru pertama kalinya.

Zafa menelungkupkan bibirnya kebawah. "Ilaa jahat, aku ngak kenal sama dia. Kenapa sih gak mau percaya sama aku," ucap Zafa dengan suara bergetar, mungkin sebentar lagi akan ada hujan yang sangat deras.

"Gak peduli," sahut Qilla ketus, cewek itu kembali melangkahkan kakinya membuka kulkas untuk mengambil apa yang ia cari.

"Huwaa, Ila hiks. Ila jahat sama aku," tangis cowok itu yang sedari tadi di bendung, akhirnya pecah juga.  Ia berlari menghampiri Qilla, dengan tangan kirinya ia memeluk erat tubuh cewek itu dari belakang. Sedangkan, Qilla yang tiba-tiba dipeluk dari belakang pun tersentak kaget. Ia langsung saja menyingkirkna lengan Zafa yang memeluk perutnya.

AZAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang