CALL ME RARA
ADA YANG KANGEN BIGONG GAK?
JANGAN BAWA CERITA LAIN KESINI.😡!!
TYPO SORRY, JEMPOL SAYA GEDE.
VOTE DAN KOMENNYA JANGAN LUPA SAYANGKU, CINTAKU.
MAU TANYA DEH, ITU ORANG YANG BACA TAPI GAK KASIH VOTE PUNYA MASALAH APA SIH HAH? NGAJAK GELUD? SINI SHERE LOCK GELUD KITA.😡😡
YANG GAK VOTE, TIDUR SAMA POCI MAMPUS.
"Jangan ngarang ya cil, kapan gue ngajarin lo kayak gitu," ucap Zafa memelototkan matanya garang. Ia melangkahkan kakinya menghampiri Zive ditepi lapangan basket, yang berada dihalaman belakang rumah bunda Rina. Cowok itu merubah posisinya menjadi jongkok di hadapan Ziven, menyamakan posisinya dengan anak laki-laki itu. Ia meletakkan bola basket yang sedari tadi berada didekapannya, ke atas lantai lapangan.
"Mau digendong gak?" tanya Zafa kepada anak laki-laki yang berada di hadapannya ini, dengan menaikkan alisnya sebelah.
Anak laki-laki itu menanggukan kepalanya antusias. "Mau, ayo endong," balas Ziven merentangkan kedua tangannya kepada Zafa
"Bilang dulu kalau kakak Afa ganteng, lebih ganteng dari Ziven," ucap cowok itu menaik-turunkan alisnya, dengan menampilkan tampang sok kecakepan dihadapan Ziven.
Anak laki-laki itu mengelangkan kepalanya tegas, tak terima dengan ucapan Zafa. "Nda mau! Akak Apa jeyekk, yebih anteng Ipen titik nda ada coma," ucap anak laki-laki itu. Ia menyilangkan kedua tangannya di dada, mengalihkan pandagannya ke arah lain.
Qilla yang sedari tadi melihat interaksi antara kedua bayi berbeda umur ini pun, mengusap wajahnya kasar. Kedua bayi di hadapannya ini sangat keras kepala, yang besar tak mau mengalah dari yang kecil. Begitu pun sebaliknya. Cewek itu merubah posisinya menjadi jongkok, tangannya naik mengusap pipi anak laki-laki itu lembut. "Ziven ikut kakak aja mau gak?" ucap Qilla yang mencoba membujuk anak laki-laki ini.
"Nda mau!! Ipen mau macukin boya duyuu!! Akak jahat ma Ipen," teriak Ziven, anak laki-laki itu memelototkan matanya garang, tepat didepan Zafa yang masih berada di hadapan anak laki-laki itu.
"Salah sendiri, gak mau bilang kalau gue ganteng. Ya udah sana masukin aja sendiri," balas Zafa ketus, ia mengambil bola basket yang tadi ia letakkan di atas lapangan. Cowok itu langsung berdiri dari posisi jongkoknya.
"Kata unda Ipen ndaa boyeh boong, kan Ipen uda jujul kayo akak Apa jeyek. Nanti kayo Ipen biyang akak Apa anteng Ipen boong dong," ucap anak laki-laki itu polos, namun mampu membuat Zafa langsung menolehkan kepalanya ke belakang, menatap tajam anak laki-laki yang hanya menampilkan cengiran polosnya, memperlihatkan gigi kelinci anak laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZAFA
Teen FictionAmateur Writing‼️ Re-upload cerita Azafa, tapi maaf bab 1 udah hilangg jangan di hujat fliss masih amatir banget ini dulu ngetiknya