BAB 10|ALERGI

28.6K 3.6K 289
                                    

HAI KETEMU LAGI KITA JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN PREN

SILENT READERS PANTATNYA BISULAN, HAHA CANDA PREN😭🙏

Setelah pulang dari rumah Qilla, kini Zafa baru saja keluar dari kamar mandi setelah mengeluarkan semua isi perutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pulang dari rumah Qilla, kini Zafa baru saja keluar dari kamar mandi setelah mengeluarkan semua isi perutnya. Entah kenapa tiba-tiba badannya sakit semua perasaan dia tidak makan udang atau pun makanan yang mengandung udang, menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang merintih kesakitan, berharap sang ibunda kemari untuk menolongnya. Ingin sekali menghampiri sang bunda, tetapi saat ini berjalan saja rasanya berat.

"Shhh buu--ndaa," rintihnya dengan meremas perutnya pelan.

"Hikss saa-kittt."

Ceklek

Entah itu kebetulan atau emang terdapat ikatan batin yang kuat antara anak dan ibu yang satu ini, sang ibunda datang dengan segelas susu coklat.

"Afa ini bunda ba--"

"Astaghfirullah, kamu kenapa?" tanya Rina panik saat melihat putra semata wayangnya merintih kesakitan, dengan hidung merah, mata berair, bibir pucat sudah seperti bocah lima tahun yang sedang diserang demam tinggi.

"Bun--daaa sa--kitt hiks," rintihnya masih sama dengan meremas perutnya pelan.

"Iya-iya, bunda harus gimana? Oh iya, bunda panggil dokter dulu," jawab Rina panik meletakkan gelas berisi susu tadi di nakas, dan langsung beranjak kelantai bawah untuk memanggil dokter.

Menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa dan perasaan yang sangat panik mengingat putra semata wayangnya merintih kesakitan dihadapannya. Mengambil handphone dan mencari nomor yang ingin dituju.

◍•ᴗ•◍

"Gimana Dok? Anak sana kenapa? Gak  bahaya kan?" tanya Rina bertele tele kepada Dokter Mila yang baru saja keluar dari kamar Zafa.

"Tidak perlu dikhawatirkan, alerginya Zafa cuma kumat aja. Ini saya kasih resep nanti ibu bisa tebus di apotik. Di jaga ya bu, pola makan anaknya," balas Dokter Mila dengan menyerahkan secarik kertas berisi resep obat.

"Kalau begitu, saya permisi dulu." Lanjut Dokter Mila.

"Iya Dok mari," balas Rina mempersilahkan Dokter Mila dan mengantarnya sampai ke depan rumah.

"Mang Dedi," panggil Rina memanggil supir pribadinya.

"Iyaa buk, ada apa?" tanya Mang Dedi.

"Tolong tebusin obat ini di apotik ya," jawab Rina seraya menyerahkan secarik kertas tadi.

"Okee, siap buk."

Setelah berbicara dengan Mang Dedi, Rina kembali masuk ke dalam rumah. Sekarang tujuannya adalah kamar Zafa untuk memastikan putra semata wayangnya itu dalam keadaan baik-baik saja. Menaiki anak tangga satu persatu setelah sampai di depan kamar Zafa, Rina Membuka pintu pelan, ternyata anaknya itu sudah tertidur pulas dan segelas susu yang ada di atas nakas sudah habis tak tersisa.

AZAFATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang