MAU TANYA DEH, ITU ORANG YANG BACA TAPI GAK KASIH VOTE PUNYA MASALAH APA SIH HAH? NGAJAK GELUD? SINI SHERE LOCK GELUD KITA.😡😡
YANG GAK VOTE, TIDUR SAMA POCI MAMPUS.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang cewek dengan rambut yang acak-acakan, menatap kosong jurang yang berada didepannya. "Bigong, kenapa kamu ingkar janji sama aku? Katanya gak bakal ninggalin aku sendiri, baru aja semalem kita janji akan selalu bersama sampai tua. Tapi kenapa sekarang kamu ninggalin aku disini sendirian, kamu lagi pengen main petak umpat sama aku? Kalau iya, aku nyerah sekarang ayo keluar dari tempat persembunyian," gumam cewek itu lirih. Mengingat percakapan antara mereka tadi malam.
Zafa yang sedang asik meminum susu kotak diatas ranjang, terpekik kaget lantaran suara gemuruh yang berasal dari langit, cowok itu reflek menutup kedua telinga dengan tangannya, entah kemana perginya susu kotak yang tadi berada digengaman cowok itu. Secara bersamaan tiba-tiba lampu padam, membuat cowok itu semakin ketakutan. Ia yang biasanya lari mencari sang ibunda dan langsung memeluknya erat, disaat situasi seperti ini. Namun saat ini tak ada siapa pun selain dirinya dan Moja, cowok itu paling tidak bisa mendengar suara gemuruh yang berasal dari langit itu.
"Bundaa dimana, Afa takutt. Ilaa gak dirumah hiks," rancau cowok itu ketakutan, ia meringkuk dibagian pojok ranjang dengan kedua tangan yang masih menutup telinganya. Di saat yang bersamaan tepat didepan rumah, Qilla baru saja turun dari taxi yang mengantarnya pulang dari rumah Kiara. Cewek itu langsung berlari masuk ke dalam rumah.
Qilla yang baru saja masuk kedalam kamar, dengan handphone yang ia gunakan sebagai penerangan pun langsung berlari menghampiri Zafa yang terlihat seperti orang ketakutan. Meringkuk dipojok jangan dengan memeluk kedua lututnya. "Hey, kenapa?" ujar Qilla kawatir, ia mengusap tangan cowok itu lembut.
"Ilaa, takutt," ucap cowok itu lirih, ia segera membawa tubuh ramping Qilla ke dalam pelukannya. Menyembunyikan wajahnya diperut ramping cewek itu.
Cewek itu menangkup kedua pipi Zafa. "Tuh kan, cowok siapa sih ini jelek banget," ujar Qilla terkekeh pelan, ia mengusap pipi cowok itu pelan. Menghapus jejak air mata yang masih tersisa.
Zafa yang mendengar ucapan cewek yang berada di hadapannya ini pun, mengerucutkan bibirnya sebal. "Kemana aja, lama bangett," ujar cowok itu menatap wajah Qilla yang masih terlihat basah lantaran terkena air hujan.