Seorang cowok melangkahkan mendekat kearah lift disalah satu hotek yang berada di Bali. Ia akan turun kebawah untuk mencari makan, entah kenapa sudah jam segini namun perutnya seolah berteriak meminta untuk segera diisi. Jarum jam yang terpasang dilengannya telah menunjukkan pukul delapan malam.
Disaat akan melewati kamar bertulisan 201 dipintu berwarna coklat tua. Langkah cowok itu terhenti. Lantaran, mendengar suara teriakan dari dalam sana. Ia melangkahkan kakinya untuk lebih dekat ke arah pintu tersebut. Namun, seketika ia langsung terkejut lantaran ada seseorang yang menariknya, hingga membuat cowok itu tertarik kebelakang.
"Anjing apaan sih Lo, ngagetin aja," umpat cowok itu kesal.
Seseorang yang menarik cowok itu tadi membelalakan matanya galak. "Lo yang apa-apaan, tau privasi orang gak sih. Main nyerobot aja," omelnya menempeleng kepala cowok itu pelan.
Setelah mendengar ucapan dari temannya. Cowok itu hanya menampilkan cengiran polosnya dengan, mengaruk tengkuknya yang tak gatal. "Tapi tadi teriakannya kenceng banget, gue kan cuma mau bantu dia. Siapa tau ada demit yang mau ganggu dia."
"Bloon, yang ada Lo demitnya," ujar cowok itu dan kembali menempeleng kepala temannya itu. "Udahlah katanya mau cari makan," Ia menarik kerah baju temannya itu. Selayaknya kucing untuk ikut bersamanya, berjalan ke arah lift.
"Woy tunggu gue!" Suara keras seorang cowok tiba-tiba terdengar. Ia berlari menghampiri kedua cowok yang masih berdiri didepan lift.
"Ahhh sakitt,"
Suara samar-samar itu kembali terdengar. Seorang cowok yang tadinya berlari kearah lift kini ia berhenti tepat didepan pintu bertulis 201 itu. Cowok itu melangkahkan kakinya ke arah pintu tersebut.
"Woy privasi orang, gak usah aneh-aneh," ucap salah satu cowok yang berdiri didepan lift.
Bukannya berhenti, dan mendengarkan ucapan temannya. Cowok itu malah tetap melangkahkan kakinya ke arah pintu bertulisan 201 itu.
Salah satu cowok yang berdiri di depan lift itu berdercak kesal. Memang ya, teman-temannya ini stres semua hanya dia yang waras. Ia memilih untuk berjalan ke arah temannya itu, dan langsung menarik pergelangan tangan cowok itu, membawanya masuk ke dalam lift yang sudah terbuka. Lantaran tepat saat ia sampai didepan lift pintu lift itu langsung terbuka.
◍•ᴗ•◍
"Ahhhh sakittt," teriakan seorang cowok yang tidur diatas ranjang dengan posisi tengkurap.
"Kamu kayak anak kecil deh, dikerokin gini aja sakit. Padahal ini udah pelan-pelan," balas cewek yang sedang mengambar punggung cowok yang tengkurap dihadapannya menggunakan koin, dan juga minyak telon.
"Aahh, Ilaa sakitt," rintih cowok itu, dan langsung merubah posisinya menjadi duduk.
Lagi-lagi helaian nafas terdengar. "Makannya nurut, kan tadi udah aku dibilangin udah malam jangan main air nanti masuk angin. Tapi kamunya malah ngeyel main nyebur aja ke kolam, masuk angin kan sekarang. Kamu kira air kolamnya hangat!?" Omel Qilla menatap wajah Zafa yang terlihat merah, kedua mata cowok itu yabg terlihat sayu membuat cewek itu merasa kasihan.
"Ehh, kenapa? Kok nangis," Qilla terlihat panik sendiri lantaran, melihat Zafa yang tiba-tiba meneteskan air matanya
"Ilaa jangan marah-marah," ucap cowok itu menundukkan kepalanya, berucap dengan suara gemetar.

KAMU SEDANG MEMBACA
AZAFA
Teen FictionAmateur Writing, Jangan Dibaca‼️⚠️ Re-upload cerita Azafa, tapi maaf bab 1 udah hilang