YANG GAK KASIH VOTE TIDUR SAMA POCI, MALJUM LOH JUM'AT KLIWON LAGI AHAH MAMPUS.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Zafa dan juga Qilla baru saja turun dari mobil, melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Qilla langsung mendaratkan pantatnya disofa ruang tamu, sedangkan Zafa berjalan menuju dapur, sudah bisa ditebak, pasti dirinya mencari Rina atau mungkin mencari susu coklat, salah satu asupan yang tidak bisa jauh darinya.
"BUNDAAA." teriak Zafa yang baru saja memasuki dapur, benar kan pasti dirinya mencari susu coklat.
"Ibukk lagi keluar dek," jawab Bi Rumi melihat anak dari majikannya itu berada didapur. Bi Rumi memang sudah biasa memanggil Zafa dengan sebutan 'Dek'pasalnya Zafa sendiri tudak suka jika harus dipanggil dengan sebutan 'Den' katanya terdengar aneh.
"Kalau itu Bibi kurang tau." balas Bi Rumi seadanya.
"Adek mau apa emang, susu coklat ya? Biar Bibi aja yang buatin mau?" lanjut Bi Rumi, dirinya sendiri sudah hafal kalau anak majikannya ini melangkahkan kakinya masuk kedalam dapur pasti yang dicari susu coklat tidak ada yang lain.
"Gakk deh Bi, nunggu bunda aja," jawab Zafa melangkahkan kakinya keluar dari dapur.
"Ngapain ke dapur? Cari susu coklat?" tanya Qilla kepada Zafa, saat dirinya baru saja mendaratkan pantatnya duduk disofa sebalah Qilla, dengan mengerucutkan bibirnya kesal. Mendegar partanyaan dari Qilla, Zafa hanya menjawabnya dengan anggukan kepala.
Qilla menghela nafas berat, susu coklat, susu coklat, susu coklat lagi, kapan sih Zafa bisa suka kepada Qilla. Dirinya ingin saat Zafa masuk kedalam rumah yang dicari Qilla saaj, kenapa harus susu coklat. Kalau pun bisa Qilla ingin berubah menjadi susu coklat saja, agar dirinya bisa selalu berada didekat Zafa.
"Aku buatin mau? Susu kotak kamu kan udah habis," kata Qilla menolehkan kepalanya, menghadap kearah Zafa.
"Gak! Nanti gak enak, mau nunggu bunda aja." balaa Zafa ketus.
"Ya udah terserah!!" jawab Qilla tak kalah ketus, berdiri dari duduknya dan langsung melangkahkan kakinya menaiki anak tangga satu peesatu.
Zafa menoleh kearah Qilla, melihat gerak-gerik yang dilakukan Qilla, tumben tuh cewe cuek kepada dirinya, tidak seperti biasanya, pikir Zafa. Dirinya langsung ikut berdiri dari duduknya dan berlari menghampiri Qilla yang mungkin sudah masuk kedalam kamar.
"Illaaa, jangan marahh," ucap Zafa melangkahkan kakinya menghampiri Qilla yang sedang berdiri dibalkon kamar. Memeluk tubuh Qilla dari belakang.