Game over?

225 37 3
                                    

*Adzrin Pov*

Pada malam itu,aku memutuskan diri untuk tidur di ruangan muzik.Aku masih terkilan dengan omongan Aryssa pada siang itu.Aku tak sangka perkataan berpisah akan keluar dari mulut Aryssa.

"Aryssa.Apa yang tengah mengganggu fikiran awak?Why you do this to me?Why,Aryssa?"Aku memeluk erat gambar Aryssa.

"Abang tak pernah anggap Aryssa beban.Aryssa segala-galanya bagi abang.How can i survive without you,baby girl?How can?"Mataku mulai berkaca.

"Takdir,Adzrin.Takdir."Aku pantas menyeka air mataku taktala aku terdengar suara itu.

"Aryssa?"

"Saya tak layak untuk awak."Aryssa duduk bersila di hadapanku.

"Kenapa?Kenapa awak tiba-tiba berubah?"Aku bersandar lemah di dinding.

"Saya taknak awak terseksa lagi,Ad."Ujar Aryssa.

"Sebab Al kan?Ni semua sebab Al kan?"Aku menjongketkan keningku.

"Jawab,Aryssa."Aku menekan sedikit suaraku apabila tiada respon dari Aryssa.

"Aryssa!"Aku meninggikan suara kepada Aryssa.Aku bingkas bangun lalu berdiri di hadapan Aryssa.

"Ya!Memang sebab dia!Saya punca semua ni!Kalau saya tak muncul dalam hidup abang balik,semua ni takkan terjadi!"Aryssa bingkas bangun lalu berdiri tegak di hadapanku.

"Jadi,kau menyesal kahwin dengan aku?!Kau menyesal sebab kenal dengan aku?!Jawab,Aryssa!Jawab."Urat leherku mulai tegang.

"Ye!Aku menyesal kenal kau!Kita tak sepatutnya kahwin!Kalau kita tak kahwin,semua ni takkan terjadi!"Nada Aryssa semakin meninggi.

"Kalau kau menyesal kahwin dengan aku,fine!Kita cerai!Itu yang kau nak sangat kan?!"Perkataan cerai akhirnya keluar dari mulutku.

"Bagus.Memang itu yang aku nak.Terima kasih."Aryssa berlalu pergi meninggalkanku.

*Aryssa Pov*

Baru sahaja aku ingin melangkah keluar,telingaku menangkap bunyi deraian kaca.Aku segera berpaling ke arah Adzrin.

"Sial!Sial!Ni semua sial!Kau memang bodoh,Ad!Kau memang bodoh!"Adzrin menumbuk cermin yang terpasang gah di dinding itu.Tangannya yang sudah berdarah itu,tidak dihiraukan.

"Ad,stop!Stop it!,You're hurting yourself!"Aku segera menarik tubuh Adzrin.

"Biar!Biarkan aku!"Aku segera memeluk erat tubuh Adzrin.Adzrin meronta ronta itu,akhirnya beransur tenang.

"Jangan,Ad.Jangan buat macam ni."Aku mengusap lembut kepala Adzrin.

"J-jangan tinggalkan,abang.I-i can't live without you.You're part of my life,Aryssa.Separuh jiwa a-abang akan terbang jika awak pergi,Aryssa."Adzrin menangis teresak esak di dadaku.

"Tapi saya tak sanggup nak tengok awak terluka lagi,Ad."Aku mengeluh perlahan.

"Aryssa.Look at me."Adzrin mendongak ke arahku.Dia memegang perlahan pipiku.

"We cannot escape the problems we face now.Running is not the best way to solve the problem."Adzrin mengusap perlahan pipiku.

"But,Ad.Look at yourself now.You look miserable.I can't look at you like this.I'm sad,Ad."Aku mengusap perlahan tangan Adzrin yang memegang pipiku itu.

"We can face this,Aryssa.We belong to each other.No matter how hard we fight,if Allah has destined us to live together, no one can stop us.No one,Aryssa."Adzrin merapatkan wajahnya dengan wajahku.Hidungku kini berlaga dengan hidungnya.

Endless Love [C]Where stories live. Discover now