❗️JANGAN LUPA BUAT FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA.
***
Diaz Pradiptha, atau yang kerap disapa Diaz tersebut merupakan siswa pindahan dari SMA Rajawali. Sosoknya terlihat membawa langkahnya menyusuri koridor sekolah dengan airphone yang kini menempel sempurna di telinganya. Laki - laki tampan dengan lesung pipit tersebut bahkan sukses membuat seluruh pasang mata menatap kagum kearahnya. Bagaimana tidak? Mengingat bagaimana manisnya sosok tersebut saat tersenyum, di tambah dengan sifat ramah tamahnya yang sukses membuat orang lain senang berteman dengannya.
Diaz sosok yang ceria, hangat dan cenderung humoris. Sosoknya bahkan tidak pernah memilih untuk mencarin teman. Jadi tak jarang jika dirinya dijuluki moodbooster di sekolah lamanya.
Diaz memejamkan matanya sejenak sebelum akhirnya memilih untuk melanjutkan langkahnya, netranya ia edarkan kesegala arah. Berharap dirinya segera sampai di tempat yang sedari tadi memang ia cari.
"Ini ruang kepsek nya dimana coba?" Ujar Diaz seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sosoknya bahkan terlihat bingung seiring dengan netranya yang tidak berhenti untuk mengamati sekitar.
Diaz tersenyum, setidaknya tepat setelah netranya menangkap keberadaan seseorang. Tanpa pikir panjang, laki - laki tersebut langsung membawa langkahnya mendekat. Senyuman manisnya bahkan masih terpatri jelas di wajahnya.
"Haii, kenalin gue Diaz Pradipta. Lo bisa panggil gue Diaz, Dii, atau Yas. Gue anak baru disini, pindahan dari SMA Rajawali. By the way dari tadi gue lagi nyari ruang kepala sekolah, tapi ga ketemu - ketemu. And then, lo bisa bantuin gue gak?" Tanya Diaz lengkap dengan cengiran khasnya. Mengabaikan jika saat ini, sosok dihadapannya hanya bisa menatap bingung kearahnya.
"Danial Bagaskara, hmmm nama lo bagus juga" lanjut Diaz setelah tidak sengaja membaca nametag sosok dihadapannya.
"Lo mau ke ruang kepsek kan?" Tanya Danial masih dengan wajah datarnya. Diaz mengangguk semangat sebagai jawaban.
"Lurus, belok kanan habis tu belok kiri"
Diaz mengernyit bingung, "Lo gak mau nganterin gue gitu?"
"Gue sibuk, lagian gue bukan bodyguard lo"
Diaz mengedikkan bahunya sebelum akhirnya kembali tersenyum. Danial memang aneh, tapi Diaz tau jika Danial adalah sosok yang baik. "Thank's for your information. See u "
Diaz membawa langkahnya pergi dari sana, meninggalkan Danial yang saat ini hanya bisa menghela nafasnya pelan.
Sekarang mari kita berkenalan dengan sosok yang satu ini, Danial Bagaskara atau yang sering dipanggil Danial oleh teman - temannya. Danial merupakan ketua osis sekaligus kapten basket di sekolahnya. Disayangi oleh para guru karena kecerdasannya, bahkan tak jarang Danial memenangi sebuah perlombaan. Baik itu dibidang akademic maupun non-akademic. Danial cerdas, tampan, mapan, cool namun dingin. Jadi tak heran jika dirinya kerap dikagumi oleh kaum hawa di sekolahnya.
Back to the topic, saat ini Diaz tengah berada di ruang kepala sekolah. Diaz menundukkan kepalanya sopan, mengabaikan jika saat ini sosok dihadapannya tengah menatapnya.
"Diaz Pradiptha?"
"Iya bu?"
"Kamu ikut saya ya? Saya anter ke kelas" ujar sosok tersebut lengkap dengan senyum tipisnya. Diaz mengangguk sebelum memilih untuk mengikuti kepergian sosok yang Diaz ketahui adalah walinya sendiri.
Diaz mengedarkan atensinya kesegala arah, berusaha menikmati suasana sekolah yang cukup tenang menurutnya. Diaz bahkan tidak merasa menyesal sedikitpun pindah kesini, karena pada kenyataannya sekolah barunya jauh lebih bagus daripada sekolahnya yang lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
00.00
Teen Fiction00.00 Orang lain bisa menyebutnya sebagai awal, tapi tak sedikit pula yang menyebutnya sebagai akhir. Diaz, laki - laki humoris yang tidak sengaja bertemu dengan laki - laki sedingin Danial. Mereka tidak ada hubungan apapun dan mereka bahkan tidak...