"Selamat pagi anak - anak" seru Pak Gavin lengkap dengan sebuah toa di tangannya. Kini sosok tersebut tengah berdiri depan seluruh siswa SMA Garuda guna untuk memimpin kegiatan yang akan berlangsung hari ini.
"Pagiii pak"
"Sesuai kegiatan yang sudah terjadwal di buku agenda, hari ini kita akan melakuakan pencarian jejak. Untuk kalian semua akan saya bagi menjadi beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya hanya berisikan dua orang. Dengan catatan, kalian akan satu kelompok dengan kelas lain. Tujuannya disini yaitu untuk meningkatkan kinerja untuk kerjasama, aktif berkomunikasi dan mudah berbaur satu sama lain" lanjut pak Gavin yang sukses membuat seluruh siswa tampak berbisik pelan.
"Sebelum saya lanjutkan untuk pembagian kelompok, apakah kalian paham dengan apa yang baru saja saya jelaskan?"
"Siap paham" seru mereka dengan kompak dan bersemangat, terkecuali Danial. Laki - laki tersebut bahkan terlihat malas untuk melakukan aktivitas sepagi ini.
"Semoga gue bisa sekelompok sama lo ya" seru Davin yang langsung dijawab kekehan pelan oleh Danial. Setidaknya untuk saat ini hanya Davinlah satu - satunya orang yang bisa merobohkan tembok tinggi milik Danial.
Danial mengusak pelan rambut adiknya, "Yang ada kalau lo sama gue, bukannya tambah mandiri yang ada lo malah makin manjaaa"
"Ya kan siapa tauuu"
"Yaudah semoga kita satu kelompok yaa" lanjut Danial lengkap dengan kekehan pelannya sebelum akhirnya kembali mengalihkan atensinya kearah pak Gavin.
"Satria dan Bayu berada di kelompok satu"
"Aishhhh, padahal gue udah ngarep banget bisa sekelompok sama lo Dii"
"Mana bisa babii, kalau lo lupa kita satu kelas" balas Diaz ketika Satria merasa kecewa dengan kelompoknya.
"Aiden dan Keenan berada di kelompok dua"
"Davin dan Keenan berada di kelompok tiga"
"Yahhh, kenapa ga sekelompok aja sih kita" gerutu Gavin seraya mencebikkan bibirnya kesal.
"Hati - hati sama Keenan ya, kalau dia berani macem - macem sama lo lapor ke gue" Danial mengingatkan, mengingat ia tau betul siapa sosok Keenan yang sebenarnya.
"Ratihhh dan Padma berada di kelompok empat"
"Danial dan Diaz berada di kelompok lima"
"Whatt? Lo sekelompok sama Danial?" Ujar Satria seraya mengalihkan atensinya kearah Diaz. Sedangkan disisi lain, sosok Aiden juga melakukan hal yang serupa.
"Kayanya lo emang jodoh banget sama Diaz, sampe - sampe kelompok kaya gini aja bisa dipersatukan"
"Berisik anjing"
"Gue gasuka lo satu kelompok sama anak baru itu" Davin menggerutu tak terima.
"Baik bapak harap tidak ada complainan untuk saat ini. Jadi untuk mempersingkat waktu, silahkan kalian cari kelompok kalian masing - masing dan ambil bendera merah yang sudah berisikan nomor ditangan saya" lanjut Pak Gavin dengan tegasnya.
Baik Diaz maupun Danial, kedua sosok tersebut mau tak mau hanya bisa menurut saja. Meskipun sejujurnya mereka sangat enggan untuk berada di kelompok yang sama.
"Buruan sana ambil benderanya" suruh Danial tanpa mengalihkan atensinya kearah Diaz.
Diaz memutar bola matanya malas, belum apa - apa saja laki - laki tersebut sudah menguji kesabarannya. "Gue ambil bendera, lo siapin perlengkapan yang lainnya"
"Gausah nyuruh - nyuruh gue, lo pikir gue pembantu lo?" Ujar Danial yang sukses membuat Diaz menghela nafas pelan untuk yang kesekian kalinya.
"Kita itu satu kelompok, jadi wajar kalau gue nyuruh - nyuruh lo"
"Kalau disuruh milih juga gue males sekelompok sama lo"
"Lo pikir gue juga mau sekelompok sama ulet bulu kaya lo? Yang ada gatel gatel ni badan gara - gara seharian harus deket - deket sama lo"
"Udah ngomongny? Mending lo diem, suara lo bikin sakit kuping tau ga? Berisik banget"
"Gue ambil bendera, lo siapin senter sama barang - barang yang lain" ujar Diaz sebelum melenggang dari sana, meninggalkan Danial yang saat ini hanya bisa memutar bola matanya kesal.
Dengan malas, laki - laki tersebut membawa langkahnya mendekat kearah posko yang berada di sebelah barat dan mengambil beberapa peralatan yang sekiranya perlu ia bawa selama pencarian jejak nanti.
"Baik jika dirasa semuanya sudah lengkap, acara pencarian jejak resmi saya buka. Dan pastikan, jam enam sore kalian semua harus sudah berkumpul disini lengkap dengan bendera bendera yang berhasil kalian kumpulkan nanti" lanjut Pak Gavin sebelum akhirnya melepas rombongan siswa tersebut kedalam hutan.
"Sekelompok sama lo gue jadi ragu kalau kita gabakal dapet bendera sama sekali" celetuk Danial lengkap dengan sindirannya.
"Ya mungkin aja sih kalau yang usaha cuma gue aja. Kecuali kalau lo ikut usaha sama persedikit ngeluh gue yakin kita bakal dapet banyak bendera" balas Diaz tak kalah sengit.
"Spesies manusia kaya lo? Gue ragu lo bisa apa engga. Takutnya lo malah nyusahin gue aja nanti"
"Iya tau kok, alam liar kan udah jadi habitan ulat bulu kaya lo. Jadi wajar kalau yang manusia kaya gue masih perlu mempelajari alam" balas Diaz yang sukses membuat Danial kesal bukan main.
TBC
SPAM COMENT UNTUK LANJUT
JANGAN LUPA VOTE YA <3
KAMU SEDANG MEMBACA
00.00
Teen Fiction00.00 Orang lain bisa menyebutnya sebagai awal, tapi tak sedikit pula yang menyebutnya sebagai akhir. Diaz, laki - laki humoris yang tidak sengaja bertemu dengan laki - laki sedingin Danial. Mereka tidak ada hubungan apapun dan mereka bahkan tidak...