46. Diaz is back

807 77 2
                                    

"Yahhh Diaz ijin keluar bentar yaa?"

"Tumben, mau kemana emang?"

"Ada urusan bentar yah, nanti pulang cepet kok" ujar Diaz yang langsung dijawab anggukan oleh Reksa.

"Jangan kemaleman, kabarin ayah kalau ada apa - apa"

"Siapp komandan. Kalau gitu Diaz berangkat dulu ya yah" ujar Diaz seraya menyalimi tangan ayahnya.

"Hati hatiii ya. Inget pesen ayah"

"Iya ayahh bawellll" ujar Diaz lengkap dengan senyuman khas miliknya.

Tanpa mengulur waktu lebih lama lagi Diaz langsung membawa langkahnya menuju garasi depan. Mengambil motor hitam yang akhir - akhir ini sudah jarang ia gunakan. Bagaimana tidak, ayahnya begitu overprotektif akhir - akhir ini.

Diaz terdiam sejenak sebelum akhirnya menariknafasnya panjang. Sudah begitu lama semenjak ia pindah ke sekolahnya barunya ternyata.  "Diaz is back" ujarnya pelan lengkap dengan seringaian kecil miliknya.

Diaz mengendarai motornya dengan kecepatan penuh, suasana malam ini cukup lenggang jadi memudahkan Diaz untuk sampai di tempat tujuan dengan tepat waktu.

"Wuihhhhhhhhh, ini gue lagi ga salah lihat kan? Diazzz balik woyyyy" teriak seseorang dengan begitu heboh. Bara, namanya adalah Bara sosok dengan bandana merah dikepalanya.

"Gue kira lo udah lupa sama kita, Dii" ujar sosok disampingnya yang tidak lain adalah Leo.

"Kita kangen banget sama lo bangsatt" ujar Bams seraya berhambur kepelukan Diaz.

Diaz tersenyum kecil sebelum akhirnya membalas pelukan ketiga sahabatnya. Sahabat? Ya mereka bertiga adalah sahabat - sahabat Diaz ketika di Bandung. Hanya saja mereka harus terpisah karena permintaan ayah Diaz.

"Om Reksa ga marahin lo kan kalau tau lo kesini?" Tanya Leo sedikit khawatir.

"Kalau ayah tau ayah pasti marah. Syukurnya ayah gatau"

"Aslii gue kangen banget sama lo, Dii. Bukan cuma gue, tapi anak anak Vegas juga" ujar Bara sedikit antusias.

"Maafin gue ya. Disini gue juga gapunya pilihan lain. Gue udah berusaha yakinin ayah kalau anak Vegas itu ga seburuk yang dia kira, tapi gue gagal"

"Vegas tanpa lo ga ada apa - apanya, Dii. Mau kek gimanapun situasi kita sekarang, lo bakal tetep jadi ketua kita" ujar Leo seraya menepuk pelan pundak Diaz. Berusaha meyakinkan jika posisi Diaz masih sama di hati mereka.

"Lo mau kan balik sama kita? Soal ayah lo, kita janji bakal bantuin lo buat bikin Om Reksa ga marah lagi" kali ini Bams yang menimpali.

Diaz menunduk sebelum akhirnya tersenyum tipis sebagai jawaban. "Soal kembalinya gue jangan sampe bocor ke anak - anak Dragon. Rahasiain aja dulu sampai waktunya tiba"

"Siapppp boss. Lo balik aja udah bikin gue seneng" ujar Bara senang bukan main.

"Makasii ya, Dii. Makasi udah mau kembali sama kita" ujar Leo yang langsung dijawab anggukan oleh Diaz.

"Ngomong - ngomong disekolah baru lo gimana? Aman - aman aja kan?"

"Kalau gue ceritain lo bertiga mungkin gabakal percaya"

"Emang kenapa?"

"Sebenernya ada dua nama yang udah gue backlist di otak gue. Yang pertama Danial, yang kedua Davin. Mereka berdua kakak adik. Awalnya mereka berdua benci banget sama gue, tapi gatau kenapa akhir - akhir ini Danial justru ngelakuin hal sebaliknya. Menurut lo bertiga ini aneh ga sih?"

"Anehh sihh. Ga ada angin ga ada hujan kenapa bisa tu anak tiba - tiba baik sama lo?"

"Gue juga gatau, dan masih berusaha buat nyari tahu"

"Mau kita bantuin ga?"

"Caranyaaa?"

"Kita bertiga ikut pindah ke sekolah lo"

"Ngaco lo anjing" ujar Diaz tak habis pikir

"Gapapa kali, Dii. Lagian kita juga udah mikirin hal ini dari jauh - jauh hari. Kita khawatir sama lo, dan bukannya kita bakal makin kuat kalau kita bersatu?"

"Ya tapii ga pindah sekolah juga, taiii"

"Mulutnya mohon di kontrol tuan muda" Bams menimpali

"Ya tapi kan—"

"Udahlah, Dii. Percaya sama kita, lagian kita udah mikirin mateng - mateng kok. Jadi lo ga usah khawatir okay?"

"Kalau anak dragon tau gimana?"

"Bukannya formasi kita udah lengkap? Jadi apa yang harus kita takutin?"

"Kalau ayah tau?"

"Yakin sama kita, Dii. Kita pasti bakal lindungin lo dan berusaha ngeyakinin Om Reksa kalau kita itu ga sama kaya geng - geng di luar sana"

"Lo percaya kita kan, Dii?"

Diaz mengangguk pelan sebagai jawaban. Bohong jika dirinya tidak merindukan masa- masa dimana dirinya masih bisa kumpul serta tertawa bersama.  Banyak moment yanv tidak bisa ia lupakan, Vegas bahkan sudah menjadi bagian penting dihidupnya.

TBC

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang