44. Andai

662 75 0
                                    

"Kenapa tuh muka? Lecek amat" ujar Satria yang saat ini sedang bersama Diaz.

"Kayaknya gue gabakal betah sekolah disini deh, Sat"

"Kenapa?"

"Manusianya gabikin gue nyaman"

"Davin?"

"Menurut lo? Lagian heran gue, kenapa sih orang - orang disini sifatnya ga kaya lo aja. Kan enak gitu, lah ini? Boro - boro"

"Kayaknya karma itu beneran ada deh, Dii"

"Maksud lo?"

"Ya lo pikir aja sendiri. Dulu di sekolah lama lo, bukannya hobby lo emang nyari masalah? Makannya bokap lo sampe mindahin lo kesini" ledek Satria yang sukses membuat Diaz memutar bola matanya malas.

"Kayanya gue emang harus bikin perhitungan sama Davin" ujar Diaz yang sukses membuat Satria menjewer paksa telinga Diaz.

"Mau apa tadi? Mau bales dendam? Engga semudah itu Diazku sayang. Ingett, om Reksa nitip lo ke gue biar lo bisa jadi anak baik. Bukannya preman pasar kaya dulu"

"Ya kan lo bisa aja diem, ga usah ngadu - ngadu"

"Ngga - ngga. Gue ga setuju, ga ada balas dendam balas dendam. Selama lo masih sama gue, lo harus jadi anak baik"

"Ga asik lo ah"

"Bodo amat. Gue cuma pengen main aman aja. Bisa mati gue kalau Om Reksa tau gue sekongkol sama lo"

"Yaudah, kalau gitu mending sekarang lo kasih gue solusi. Gue harus apa"

"Traktir gue makan. Gue denger - denger ada cafe yang baru buka deket sekolah kita"

"Gue serius anjing"

"Ya gue juga serius anak anjing!"

Diaz memutar bola matanya malas, meskipun seperti itu sosoknya tetap mengiyakan permintaan Satria tadi. "Yaudah ayo"

"Izin Om Reksa dulu ga nih?"

"Ga usah, asal gue perginya sama lo bokap gabakal marah"

"Bagus dehh"

***

"Bagus juga nih tempat"

"Namanya juga baru buka"

"Mau duduk dimana?"

"Mojok keren keknya tuh" ujar Satria seraya membawa langkahnya menuju meja yang paling pojok.

"Mbaa mau pesen" seru Diaz yang saat ini sudah duduk dimejanya

"Iya kak, kakaknya mau pesen apa?"

"Eeee beras yang telah dikukus dengan air sepertiga ruas jari kemudian dimarinasi dengan bumbu cair berwarna merah dan hitam" ujar Diaz yang sukses membuat waitrees dihadapannya bingung.

"Bangke lo kalau mau order yang bener dikit bisa ga sih? Ngeribetin karyawan banget"

"Ya gapapa dong. Selama mba nya ngertii. Iya kan mbaa?" Tanya Diaz dengan begitu polosnya.

"Maaf ya mba, temen saya emang agak - agak. Yang dia maksud tadi itu nasi goreng"

"Ohh nasi goreng. Ada tambahan lagii?"

"Hewan pertabrata poi kilometrik yang hidup di air dan bernafas dengan insang yang terpanggang diatas bara apa selama kurang lebih sepuluh menit pada suhu 450 farenhaed dibelah dan ditaburi irisan kopsikum anum dan solenum koleksikum singh dan extrak kelapa sawit yang sudah diolah sedemikian rupa"

"Tinggal bilang paus bakar rica - rica apa susahnya sih Dii?" Ujar Satria seraya menutupi wajahnya yang malu.

"Berarti paus rica rica ya kak? Untuk minumnya?"

"Minumnya extrak daun kamelia sinesis yang dilarutkan pada air dan sari tebu lalu ditambahkan air nol derajat selsius"

"Es tehhh?" Tanya waitrees tersebut sedikit raguu

"TUHHH KAN APA GUE BILANG, MBAKNYA PASTI PINTERRRRR" teriak Diaz yang sukses membuat Satria semakin malu

"KALAU ADA YANG SUSAH KENAPA HARUS GAMPANG?"

"GILA LO DII, SUMPAHH LO EMANG GILAA DIAZ ANJENGGG. MALU GUE BANGSATTT"

***

"Hallo ayah Diaz pulang"

"Gimana hari ini? Capek gaa? Sini duduk duluuu" ujar Reksa seraya menepuk sofa disampingnya. Tanpa mengulur waktu lebih lama lagi Diaz langsung membawa langkahnya mendekat kearah Reksa.

"Capekkk banget ayah"

"Makannya lain kali kalau pulang sekolah jangan isi keluyurann"

"Marahin Satria aja yah. Satria yang ngajakin, Diaz mah ngikut - ngikut aja. Namanya juga numpang" ujar Diaz seraya menyandarkan kepalanya pada bahu sang ayah.

"Udah makan kan? Berarti tinggal minum obat habis itu istirahat yaa"

"Siap laksanakan komandan"

"Satu lagi. Jangan lupa mandi, badan kamu bau keringet"

"Iya ayah bawellllll" ujar Diaz sebelum akhirnya meninggalkan ruang tamu.

Reksa tersenyum sebelum akhirnya menghela nafas pelan. Entah kenapa setelah melihat Diaz dirinya jadi merindukan sosok Danial, putra pertamanya. "Andai waktu bisa diputar, ayah pengen banget peluk kamu Dan" lirih Reksa lengkap dengan senyum tipisnya

TBC

00.00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang