"Jadi gimana? Lo udah bilang ke bokap lo?"
"Belum"
"Yaudah bilang gih, gue tunggu di lapangan"
"Kayaknya gue gabisa ikut deh sekarang"
"Kenapa? Lo takut bokap lo marah?"
"Ya—"
"Atau perlu gue juga ikut turun tangan buat minta ijin sama bokap lo?"
"Jangannn" balas Diaz cepat, bisa mati ia jika sampai Danial benar - benar minta ijin dengan ayahnya.
"Kenapa?"
"Intinya jangan, awas aja kalau berani"
"Yaudah bagus berarti, jadi gue gaperlu repot - repot mintain lo ijin kan"
"Hm"
"Kenapa lagi? Buruan, gue ga mau ya waktu gue kebuang sia - sia cuma buat nungguin orang kaya lo"
Diaz berdecak malas menanggapinya sebelum akhirnya memilih membawa langkahnya menuju gerbang sekolah, sejujurnya Diaz sedikit gugup— apalagi setelah melihat mobil putih milik ayahnya yang sudah terparkir rapi disana.
Sejujurnya ia tidak enak, apalagi ayahnya sudah rela meluangkan waktu untuk menjemputnya— tapi sekarang Diaz justru telah menyia - nyiakan waktu ayahnya.
Tidak, Diaz tidak ingin menjadi anak durhaka dengan membuat ayahnya kecewa. "Ayahhhh"
"Kenapa lama banget kamu? Ayah sampai lumutan loh nungguin kamu ini"
Diaz terkekeh seraya menggaruk kepalanya yang tak gatal, terlalu lama bergelut dengan pikirannya sehingga membuat ayahnya lama menunggu "Hehe, maaf yah tadi Diaz ada urusan bentar"
"Yaudah buruan masuk"
"Okey"
"Mau makan dulu ga?" Ajak Reksa seraya mengalihkan atensinya kearah Diaz
"Mauuu"
"Soal makan aja cepet kamu"
"Kan laper ayah" ujar Diaz yang hanya dijawab gelengan pelan oleh Reksa. Sedangkan Diaz, sosok tersebut terlihat terkekeh pelan sebelum akhirnya memilih untuk mengambil ponselnya dari dalam tas.
To. +6283.......
Sorry, gue ga bisa ikut latihan. Ada urusan mendadak.***
Danial terus menerus mendrible bola basketnya tanpa arah yang jelas sebelum akhirnya memilih melempar asal bola tersebut hingga menggelinding jauh kesisi lapangan. Terlihat jelas jika laki - laki tersebut kini tengah menahan emosinya.
"Gila ya si Diaz" teriak Danial yang sukses membuat seluruh pasang mata beralih kearahnya.
"Kenapa lagi dia?" Tanya Bayu, sosok yang saat ini berada tidak jauh darinya.
"Nih lo baca aja sendiri" ujar Danial seraya menyerahkan ponselnya kearah Bayu.
"Dia gaikut latihan?" Tanya Johan yang langsung dijawab anggukan oleh Bayu.
"Yaudah sih, biarin aja. Mungkin dia lagi sibuk" Aiden menimpali
"Jangan mentang - mentang dia temen lo makannya lo belain dia terus, Den" balas Danial
"Salah lagi kan gue, udahlah terserah lo aja Dan" balas Aiden gusar, sedangkan Danial? Laki - laki itu hanya bisa membuang mukanya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
00.00
Teen Fiction00.00 Orang lain bisa menyebutnya sebagai awal, tapi tak sedikit pula yang menyebutnya sebagai akhir. Diaz, laki - laki humoris yang tidak sengaja bertemu dengan laki - laki sedingin Danial. Mereka tidak ada hubungan apapun dan mereka bahkan tidak...