Adaptasi #29

509 89 21
                                    

Semua usaha Sienna untuk tak mengacuhkan dan mengabaikan Kanaka berakhir sia-sia karena dengan bagaimanapun caranya, keluarganya selalu membuat laki-laki itu ikut ambil peran di dalam urusan Sienna. Tadi pagi saat Sienna meminta ijin kepada Tiara untuk liburan ke pantai bersama teman-teman band-nya, Tiara meminta Sienna untuk membawa Kanaka ikut. Sienna sempat mengatakan Kanaka mungkin tak mau ikut karena dia tidak dekat dengan teman-teman Sienna, dan Sienna juga tak mau repot bertanya. Namun Tiara terus memaksa dan mengancam tidak akan mengijinkan anaknya pergi jika Kanaka tak ikut.

Setelah hampir dua minggu bolak-balik tidur di tempat Ava dan Wendy, Sienna akhirnya memutuskan untuk kembali ke apartemennya sekalian mengemas untuk persiapan liburan besok—peduli setan dengan bunda dan Kanaka, pokoknya dia harus liburan.

Kanaka yang sedang duduk menonton tv di ruang tengah, langsung berdiri tegak begitu melihat Sienna pulang. "Nana!"

Sienna hanya melirik Kanaka dengan tatapannya yang tajam sambil terus melangkah menuju kamarnya.

"Nana, lo udah makan?" Kanaka langsung mengejar. "Mau gue masakin sesuatu?"

Brak!

Sienna langsung membanting pintu begitu dia masuk ke dalam kamarnya dan Kanaka berdiri di depan pintunya.

"Gue masakin indomi ya?" Kanaka masih mencoba membujuk meski dia tahu perempuan di dalam sana tidak akan menjawabnya.

Laki-laki itu langsung berlari ke dapur dengan senyum yang mengembang, mengerahkan kemampuannya untuk memasakkan masakan sederhana yang sangat disukai oleh Sienna.

Tepat saat masakannya jadi, Sienna keluar dari kamar dan menemuinya dengan ekspresi yang sangat dingin.

"Bunda mau ngomong sama lo," ucap Sienna tanpa basa-basi.

Kanaka terkejut, matanya mengerjap mencoba memproses ucapan Sienna. "B-bunda udah tahu?"

Kening Sienna mengernyit. "Tahu apa?"

"T-tentang yang udah kita perbuat." Kanaka menatap perempuan itu hati-hati, baru pertama kali dia setakut ini dengan Sienna, namun dia berusaha untuk terlihat tegas. "Tapi tenang aja, Na. Gue janji akan tanggung jawab!"

"Lo ngomong apa sih?" Sienna berucap kesal. "Lo pikir gue bakal kasih tahu orang lain? Lo pikir gue se-nggak punya harga diri itu?"

"Na.."

Sienna berdecak sambil membuang muka begitu Kanaka menunjukkan perasaan bersalahnya.

"Gue bakal ngomong satu kali, jadi lo harus dengerin baik-baik dan nurut apa yang gue suruh." Sienna mengeluarkan ponsel dari saku kecil yang ada di piyama yang dia kenakan. "Gue akan telepon Bunda, yang lo harus lakuin cuma satu; bilang ke Bunda kalo lo besok sampai beberapa hari ke depan bakal sibuk dan nggak bisa ikut. Oke?"

"Ikut kemana?"

"Ck, nurut aja."

Kanaka hanya mengangguk patuh saat Sienna mulai berbicara dengan Tiara di sambungan telepon.

"Halo, Bun? Iya ini ada dia di sini, nih Bunda dengar sendiri kalo nggak percaya." Sienna langsung memberikan ponselnya pada Kanaka. "Nih!"

"Halo, Bun?" Kanaka menyambut panggilan itu.

"Halo, Naka. Kamu nggak bisa ikut Sienna ya besok?"

Kanaka yang bingung hanya menatap ke arah Sienna untuk meminta penjelasan. Dia hanya ingin tahu apa yang sebenarnya sedang Sienna dan bundanya bicarakan. Namun yang dilakukan perempuan itu hanya menggeleng dan memberikan tanda silang menggunakan kedua jari telunjuknya.

AdaptasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang