Kanaka masih berdiri di sana, menatap ke arah sepasang kekasih yang saling berpelukan tak jauh di depannya. Kedua tangannya menggenggam erat segelas air dan obat yang dia bawa untuk perempuan itu. Kanaka yakin dia tak melakukan apapun selain terdiam di tempatnya berdiri, tapi kenapa dia merasa seperti ada benda keras yang menghantam dadanya?
Setelah semuanya sudah terlambat, Kanaka akhirnya menyadari bahwa melihat Sienna di pelukan laki-laki lain membuat sebagian di dalam dirinya yang selama ini tak ia hiraukan, sekarang terasa kosong. Hampa.
"Lo baru sadar karena udah ngerasa kehilangan kan?"
"Lo dengan semua sikap apatis dan denial lo itu udah sering ngelukain Sienna."
"Dan sekarang, setelah Sienna punya gue, kenapa lo mendadak peduli?"
"Lo ngerasa kehilangan karena sekarang perhatian Sienna udah kebagi? Atau karena lo suka sama dia?"
Kalimat yang pernah diucapkan Luka padanya membuat Kanaka tertampar bertubi-tubi. Ini salahnya memilih waktu yang tidak tepat untuk jatuh cinta pada Sienna, atau salahnya yang terlambat menyadari perasaannya sendiri.
Puas menyiksa dirinya sendiri dengan menonton adegan romantis di depan sana, Kanaka memutuskan untuk pergi setelah meletakkan segelas air dan obat di atas pagar pembatas antara teras dan halaman.
"Sienna gimana?" tanya Brian yang hendak ke luar dan berpapasan dengan Kanaka.
"Lagi sama Luka." Kanaka menjawab pelan, sama sekali tidak menghentikan langkahnya yang terkesan lemah.
"Minum sama obatnya udah dikasih?"
Kanaka tak menjawab, berlagak tak mendengar dan terus melanjutkan langkahnya sampai hilang di perbelokan.
Brian hanya menatapnya heran, kemudian melanjutkan langkahnya dan membuatnya bertemu dengan gelas dan obat yang Kanaka tinggalkan di atas pagar. Brian ingin menoleh lagi ke arah Kanaka pergi tadi, namun pandangannya justru menangkap sosok Sienna yang sedang dipeluk oleh Luka. Laki-laki itu akhirnya mengerti.
"So it hurts, doesn't it?"
Brian langsung menoleh begitu mendengar suara di sebelahnya.
"Apanya yang sakit?" tanya Brian pada Ava yang berdiri di hadapannya dengan pandangan yang lurus ke depan, ke arah Sienna dan Luka.
"Ngelihat orang yang lo suka peduli sama orang lain."
"Kalo kasusnya Kanaka sih, orang yang dia suka dipeduliin sama orang lain."
"I'm not talking about him tho."
"So?"
Ava menoleh pada Brian, menatapnya lekat.
"Tadi lo niat ngejar Sienna kan?"
Brian mendengus. "So you're talking about me, huh?"
"No, Idiot." Ava menghela napas jengah. "I'm talking about me."
"Lah, kok jadi lo?" tanya Brian bingung.
"Tauk ah, goblok sia mah."
🌻A D A P T A S I🌻
6Days sudah beberapa kali mendapat tawaran manggung di luar kampus, mereka bahkan pernah secara rutin menjadi pengisi live band di sebuah café setiap weekend namun harus hiatus karena padatnya jadwal rapat ormawa dan urusan perkuliahan lainnya. Kini mereka sudah mulai kembali aktif setelah kepengurusan ormawa berakhir dan UAS sudah dilaksanakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Adaptasi
Teen Fiction[vseulkook au] Hal seklise 'benci jadi cinta' tak akan pernah terjadi di antara Sienna dan Kanaka, mereka sendiri yang menjamin itu. Kebalikan dari Romeo dan Juliet yang saling mencintai namun tidak mendapat restu, mereka justru saling membenci namu...