Adaptasi #12

614 110 90
                                    

Sudah hampir satu minggu semenjak hari itu dan Sienna tahu hal itu tak akan berakhir di situ. Sienna yang sudah pernah dihadapkan dengan situasi serupa saat SMA hanya bisa melakukan hal yang biasa dia lakukan, mencoba tak menghiraukan dan mengabaikannya seolah dia tak mendengar apapun karena dia tahu hal itu tak akan ada habisnya. Namun itu justru membuat beberapa oknum semakin berani untuk mengatainya secara terang-terangan.

Gemas dengan Sienna yang selalu diam, Brian dan yang lainnya akhirnya bertindak. Tak tanggung-tanggung, Brian bahkan membawa pasukan HMM yang selalu bersedia membela Sienna.

Dengan bantuan Luka, Brian melakukan aksinya hari ini setelah lebih dulu merencanakannya dengan yang lain. Skenarionya, Luka akan mengajak Sienna makan siang di kantin seperti biasanya, kemudian Brian dan anak HMM satu per satu datang memenuhi lebih dari setengah kantin untuk menemani Sienna makan sekaligus memastikan tidak ada yang mengganggu cewek itu lagi.

Sienna masih belum menyadarinya, dia sibuk menyantap baksonya sambil mengobrol dengan Luka dan Brian.

"Nggak bareng Kak Ava, Bang?" Tanya Sienna pada Brian yang duduk di hadapannya. "Tadi dia ngajak makan bareng, tapi dari tadi belum keliatan."

"Ada di Sekret, mau tidur bentar abis ngejar deadline tadi malam." Jawab Brian, kemudian berdecak. "Mood tuh cewek akhir-akhir ini hancur parah, bawaannya ngamuk aja."

"Lagi PMS kali." Celetuk Luka. "Sienna juga gitu, moody-an."

"Heh!" Sienna langsung melotot tak terima. "Kapan gue kayak gitu?!"

"Kayaknya sih iya." Brian mengangguk setuju pada Luka. "Ava juga marah waktu gue bilang begitu."

"Bang Bri!" Kesal Sienna yang justru mengundang tawa gemas kedua cowok itu.

Sienna mendengus kesal, kemudian tiba-tiba meja mereka didatangi oleh dua orang yang tak diundang dan diinginkam keberadaannya.

"Permisi, kami boleh duduk di sini?"

Kepala Sienna mendongak dan menemukan dua orang perempuan yang hari itu menabraknya di kantin. Ekspresi Sienna pias begitu melihat senyum manis yang terukir di bibir mereka yang seolah membuat perkataan yang mereka ucapkan di dalam toilet saat itu bukan keluar dari bibir yang sama.

Jujur saja, meskipun hati Sienna sudah memaafkan ucapan mereka, Sienna tetap tak mau memberikan sisa kursi untuk mereka karena tempat itu seharusnya milik Ava. Namun ketika Sienna menoleh, semua meja sudah penuh dan yang membuatnya terkejut adalah fakta bahwa lebih dari setengah kantin dikuasai oleh cowok tangguh HMM. Sienna dibuat heran karena biasanya mereka pasti makan di warung Mang Ojan di seberang kampus.

"Eneng-eneng cantik, duduk sini dong sama abang-abang ganteng." Aji dari meja di belakang Sienna bersuara, sengaja menggoda dua perempuan yang berdiri di hadapan Sienna. "Masih ada dua kursi kosong lagi nih, udah cocok banget kan?"

"Sini aja Neng, sama akang-akang emesh." Muji yang duduk di meja lainnya menyahut dan melambai manja bersama teman semejanya. "Kenalan dulu dong sini, biar punya banyak kenalan cowok, siapa tahu kita jodoh."

"Cantik, sini kenalan dulu dong, sombong banget sih."

"Sini rasain serunya punya banyak temen cowok, pasti auto ngerasa paling cantik."

"Tapi masih cantikan si Neng Sekretaris sih. Hahaha."

"Tapi kalo mau gabung harus lebih centil ya, soalnya cewek-cewek mesin orangnya pada galak."

Mendengarkan keributan yang dibuat oleh teman-temannya, Brian dan Luka sontak terkekeh puas, namun langsung terdiam dan membatuk begitu mendapatkan jelingan dari Sienna. Begitu juga dengan keributan itu yang langsung sunyi saat Sienna menyuruh mereka untuk diam hanya dengan menggunakan satu jari. "Ssstt!"

AdaptasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang