Adaptasi #6

630 120 88
                                    

Sesuai janji yaa, double up! Enjoy! 💜

🌻A D A P T A S I🌻


Satu bulan belakangan ini Sienna dan Kanaka sibuk dengan urusannya masing-masing, mereka hanya bertemu saat sarapan dan rapat gabungan saja. Saat di rumah, mereka hampir tidak keluar kamar karena kelelahan. Bunda dan Mama juga sudah jarang mengganggu setelah Sienna dengan sengaja sering mengecek ponselnya secara berkala agar Bundanya itu tidak beralasan untuk menghubungi dan mengganggu Kanaka lagi karena Sienna tahu bahwa Kanaka juga sama sibuknya dengan dia. Selain itu, Sienna juga masih sedikit kesal dengan kejadian di halte satu bulan yang lalu, jadi dia tak mau Bundanya terus mengganggu Kanaka yang menganggapnya bukan siapa-siapa. Singkatnya, Sienna ngambek, tapi karena sikapnya yang tak bisa marah lama-lama dengan orang, Sienna akhirnya tetap berbicara dengan Kanaka setiap sarapan meski hanya seadanya saja. Dan mereka berbaikan begitu saja, tanpa ada kata maaf dari Kanaka.

Kesibukan Sienna akan mencapai puncaknya sebentar lagi. Berbeda dengan PolyFair yang diselenggarakan minggu depan, besok adalah hari pertama HMM Fair dilaksanakan. Setelah jam terakhir perkuliahan, seluruh pengurus HMM berkumpul di Auditorium untuk persiapan pembukaan acara besok. Penjuru ruangan itu sudah didekor sesuai tema yaitu 'Beyond The Universe' dengan pernak-pernik luar angkasa yang mendomonisi sehingga membuat seisi ruangan terasa redup namun berkilauan karena penggunaan lampu utama digantikan oleh rangkain lampu tumblr.

Sienna tak bisa mengedipkan matanya. Berada di dalam ruangan ini seolah berada di luar angkasa, banyak benda-benda langit yang menjadi hiasan seperti sistem tata surya yang digantung di langit-langit, ada roket dan astronot yang semuanya dibuat dari styrofoam dan barang bekas.

"Kata sambutannya udah hapal?" Tanya Sienna pada Luka yang mengambil tempat di sebelahnya. "Udah siap untuk besok, Pak Ketupel?"

"Nanyanya satu-satu, By." Luka tersenyum tipis. "Gue jadi bingung mau jawab gimana karena kedua pertanyaan itu jawabannya bertolak belakang, sudah dan belum."

"Belum hapal, tapi sudah siap untuk besok?" Tebak Sienna.

Luka menggeleng. "Udah hapal, tapi belum siap untuk besok."

Sienna terkesiap, lantas memusatkan penuh perhatiannya pada Luka yang sekarang sedang berwajah murung, bahkan helaan napas berat yang sebelumnya tak pernah Sienna pikirkan akan keluar dari seorang cowok seperti Luka, akhirnya dikeluarkan detik itu.

"Ternyata jadi Ketua Pelaksana itu nggak gampang." Luka menundukkan kepalanya, menatap teks kata sambutan di tangannya. "Tanggung jawab gue besar, dan gue takut akan mengacaukan semuanya."

Sienna baru akan membuka mulutnya saat tiba-tiba Ava datang dan mencuri kesempatannya. "Ka, kita gladi sekali lagi. Siap-siap!"

"Iya, Kak." Luka langsung bangkit.

"Kata sambutannya udah hapal?" Ava mendekat. "Nama tamu undangan dan gelarnya juga udah dihapal, kan?"

"Udah, kata sambutannya udah aman kok."

"Lo sendiri, aman nggak?"

Ada jeda panjang yang Luka berikan. Sienna yang dari tadi memperhatikannyapun menyadari ada sesuatu dengan Luka.

"Aman, aman." Luka tersenyum kecil. "Gue langsung ambil tempat di kursi depan, ya."

Ava mengangguk sambil menatap barisan paling depan yang merupakan tempat untuk orang-orang yang memiliki posisi yang istimewa, seperti Ketua Pelaksana, Ketua Umum, Pembina, dan yang lainnya.

"Yaudah ayo, gue juga duduk di sana nanti."

"Gue boleh ikut juga nggak, Kak?" Sienna tiba-tiba berdiri dengan senyuman lebarnya, menatap Ava penuh harap. "Untuk malam ini aja, mau ngerasain gimana rasanya duduk di sana."

AdaptasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang