ELVINO-ONE

76.2K 3.2K 53
                                    

Sinar matahari yang malu malu masuk melalui celah jendela, menyinari insan yang masih bergulung dalam selimut, pagi ini sangat cerah bahkan sekarang masih pukul 06.00 pagi tetapi matahari sudah menampakkan diri nya di ufuk timur, walaupun sinar matahari masuk kedalam kamar eh ralat mungkin gudang, tetapi pria imut ini masih sibuk menutup matanya, rasanya ia ingin tidak bangun dari tidurnya tubuh nya sangat lelah dan sakit karena Baru tertidur jam 3 pagi dan lebih lagi ia tidur di atas karpet tipis.

Tanpa pemuda itu sadari ada seseorang yang masuk ke dalam gudang dan menatap ia kesal.

"Heh bangun gak lo bukannya nyiapin gw makanan malah asik tidur", ujar orang itu sambil menendang pria yang masih tertidur, karena tendangan itu sang empu yang masih tertidur mengeluh kesakitan karena yang di tendangan tepat mengenai luka cambuk di punggungnya.

"Shhh", ringis nya setelah tendangan yang terbilang keras itu mengenai punggung sempit nya.

"eh iya kak", pria itu langsung terbangun tidak peduli dengan rasa sakit yang ada di punggungnya, ya dia adalah elvino Alexander Aditama pemuda imut yang memiliki tubuh mungil, tinggi nya hanya sampai 150 cm, elvino memiliki wajah yang imut sekaligus tampan dengan hidung yang tidak terlalu mancung, bibir tipis Semerah Cherry, pipi chubby dengan lesung yang menghiasi pipi kirinya dan jangan lupakan mata nya yang seperti kucing dengan bulu mata yang lentik, dan yang menendang badan nya tadi adalah Kaka nya bagas Aditama.

"Bangun cepet gw udah laper dan lagi jangan panggil gw kakak, gw bukan kakak lo", Bagas keluar dari gudang itu yang sekarang berubah menjadi kamar adik nya, gudang itu penuh dengan debu bahkan sekarang nafas Elvino sudah memberat karena debu itu, elvino yang merasakan nafasnya memberat membiarkan saja ia sudah terbiasa kalau asma nya kambuh ia akan menahan nya sampai sesak itu hilang sendiri, ia tidak mau bergantung pada obat obatan dan inhaler, ia mau dilihat orang tua dan Kakak nya kalau ia itu bukan anak penyakitan seperti yang sering mereka bilang.

Setelah bagas keluar segera elvino beranjak ke kamar mandi untuk segera membersihkan muka dan menyikat gigi nya takut kalau ia mandi Kaka dan orang tua nya akan marah karena terlalu lama menyiapkan sarapan.

Setelah selesai dengan urusannya elvino segera pergi ke dapur untuk membuat sarapan, elvino itu orang yang sangat ceroboh, ia tidak bisa masak tetapi keluarga nya memaksa elvino untuk bisa memasak, oleh karena itu pasti ada saja jarinya yang terluka, bahkan sekarang dari sepuluh jari tangan nya 7 diantara nya memakai plester karena selalu tergores benda tajam, sebenernya luka di jarinya sangat perih dan sakit ia ingin sekali mengeluh sungguh, tetapi Elvino tahu keluhan nya tidak akan pernah di dengar bahkan saat Elvino menyapa keluarga nya saja ia tidak dipedulikan apalagi kalau ia mengeluh pasti ia akan mendapatkan caci maki yang sangat menyakitkan hati.

"Heh lama banget si Lo, cepetan gw udah mau telat", teriak bagas dari arah ruang makan.

"Nak jangan teriak teriak nanti tenggorokan kamu sakit, biar ayah yang susul ke dapur suruh anak itu agar memasak lebih cepat", yang berucap adalah Aditama ayah dari Bagas dan elvino eh mungkin hanya Bagas karena Tama  hanya menerima bagas menjadi anaknya.

Tama segera beranjak ke dapur yang jaraknya tidak jauh dari ruang makan,
"Kamu bisa cepetan dikit gak si, anak saya sudah lapar apalagi Bagas sudah mau terlambat, kalau anak saya terlambat atau maagh nya kambuh siap siap saja kamu", ujar Tama sembari memukul belakang kepala elvino cukup keras yang membuat kepalanya sedikit pusing, segera setelah mengucapkan kata-kata itu tama kembali keruang makan dengan muka kesalnya, elvino terisak pelan kapan hal ini akan berakhir, elvino capek sungguh.

'hiks kenapa hidup el begini apa salah el, El juga mau di sayang sama ibu dan ayah', batinnya.

'hah ayolah El Lo lemah banget kenapa pake nangis segala, Lo harus kuat cengeng banget si masa gini doang Lo nangis', lanjutnya, elvino segera mengusap air matanya yang membasahi pipi chubby, karena menangis matanya merah, bahkan bulu matanya ikut basah, pipi dan hidung nya ikut memerah, mungkin orang yang melihat Elvino akan memekik gemas tetapi tidak dengan keluarga nya, matanya sudah ditutupi oleh kebencian.

ELVINO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang