10. Bantuan (Tak Terduga) dari Alumnus

160 73 13
                                    

"Nona, kamu sangat menyayangi teman-temanmu, ya?"

Elsi nyaris tersedak ketika mendengar ucapan Kia. Perempuan itu menelan buah tusuknya bulat-bulat kemudian mendelik menatap Kia yang malah mengerjap tanpa dosa.

"Jangan mengarang cerita yang tidak-tidak," kata Elsi.

Kia mengangkat bahu, "Aku hanya bertanya."

Elsi mendengkus, lanjut menikmati buah tusuk yang dia beli di salah satu kios makanan ringan, sudah lewat beberapa lama lalu. Buah tusuk entah bagaimana menjadi salah satu jajanan yang tidak pernah Elsi lewatkan ketika ia masuk ke pasar.

"Nona tidak tertarik menonton ujian Penjaga Bumi?" Kia mengikuti langkah Elsi, juga melahap buah tusuk yang dibelinya bersama perempuan itu.

"Aku tidak peduli, aku sudah melihat sistem ujiannya tadi," jawab Elsi.

Selama pekan ujian, akademi memang membuka gerbangnya dan membebaskan para siswa yang berkepentingan di luar akademi. Memberikan kesempatan bagi mereka yang ingin membeli baju baru atau senjata baru yang lebih mumpuni dari yang sudah disiapkan di gudang senjata.

Kemarin, Elsi bertemu Kia di lapangan tanding ujian Kesatria. Elsi tengah mencari Aalisha untuk mengajaknya ke kantin karena makan malam hampir tiba, dan tiba-tiba saja ia dipergoki oleh Kia yang entah dari mana. Dalam waktu singkat itu, mereka saling berjanji untuk ke pasar karena Elsi butuh sesuatu yang harus ia dapatkan.

Obat penawar racun.

Karena besok medan yang akan digunakan untuk ujian adalah di hutan, meski tempat itu sudah pasti disterilisasi agar aman untuk ujian, Elsi tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi di sana. Jadi hari ini, Elsi memutuskan untuk membeli tujuh obat penawar racun, masing-masing akan ia bagikan pada yang lain.

"Kamu sendiri, tidak tertarik menonton ujian Penjaga Bumi?" tanya Elsi balik.

Kia menggeleng kalem. "Aku tidak punya kenalan dari Penjaga Bumi, jadi aku tidak tertarik."

Alasan macam apa itu?

"Ah, aku tidak menonton ujianmu." Elsi menyeletuk ketika teringat sesuatu. Benar juga, Elsi bahkan tidak tahu jadwal ujian Kia.

"Tidak masalah. Ujiannya sama sekali tidak sulit. Aku selesai dengan cepat dan hasilnya juga baik," kata Kia.

"Itu berarti kamu lulus?"

Kia tersenyum bangga, "Tentu saja. Omong-omong, Nona, kenapa kau membeli tujuh potion dan membagikannya untuk teman-temanmu jika kamu tidak menyayangi mereka?"

Elsi memutar bola mata.

Lagi. Topik ini lagi.

"Aku hanya tidak mau repot jika mereka kenapa-napa," jawab Elsi ketus.

"Kenapa? Kenapa Nona yang repot? Kenapa Nona yang bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi pada mereka?" Kia bertanya lagi, bertubi-tubi.

Pertanyaan itu terdengar remeh, tetapi mampu membuat Elsi terbungkam sesaat.

Kenapa? Kenapa Elsi bertanggung jawab atas mereka yang bukan siapa-siapa Elsi?

"Well, tidak ada yang bisa diandalkan lebih daripada aku di antara kami. Zeeb memang cukup bisa diandalkan, tapi dia kurang memiliki inisiatif. Aalisha juga bisa diandalkan, tetapi dia terlalu banyak bermain-main. Yang lainnya, sama sekali tidak bisa diandalkan. Terutama para anak laki-laki," gumam Elsi.

"Memang benar, Nona memang sangat bisa diandalkan." Kia mengangguk-angguk mantap. "Tetapi, kenapa harus ada yang bertanggung jawab di antara kalian?"

[Kami] Tentara LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang