28. Secuil Fakta

104 43 7
                                    

Mengikuti seorang Aalisha berkeliling akademi benar-benar melelahkan. Meski baru tiga jam berlalu, rasanya Jaac sudah menghabiskan stok energi seharian.

"Kalau begini caranya, bisa-bisa aku sudah lapar lagi sebelum jam makan tiba," keluh Jaac.

"Ah, kamu memberiku ide! Bagaimana kalau setelah ini kita jalan-jalan ke pasar dan mampir membeli makanan?"

Seolah tidak cukup mengelilingi kastil, naik turun tanggaa, menyusuri lorong-lorong, dan memasuki ruangan-ruangan asing yang ditemui sepanjang penjelajahan dadakan, bocah ini masih memiliki stamina untuk berjalan ke pasar yang cukup jauh jaraknya?

Jaac ingin melambaikan kain putih jika ia punya.

Meski ia memang menemukan banyak hal menarik yang tidak pernah ia tahu sebelumya, Jaac setengah menyesal sudah memutuskan untuk mengikuti Aalisha. Terima kasih pada buta arah yang dideritanya, Jaac jadi tidak bisa memisahkan diri dari Aalisha begitu masuk ke lorong-lorong yang tidak familiar lagi baginya. Salah-salah, wajah Jaac akan terpampang di papan pengumuman dengan judul "DICARI! ORANG HILANG". Tersesat adalah alasan yang sama sekali tidak lucu untuk hilang.

"Omong-omong, Aal, kupikir kamu akan mengambil misi tingkat A lagi," celetuk Jaac.

Jaac baru pulang dari langit untuk mendaftar misi baru saat ia bertemu Aalisha di depan asrama tadi. Mendengar detail misi yang Jaac ambil, Aalisha bilang, ia dan Zeeb mengambil misi yang sama dengannya. Sebuah misi tingkat B.

"Hanya Elsi, orang gila yang mampu mengambil misi tingkat A secara berturut-turut dan masih tetap waras. Setelah menyelesaikan misi tingkat A, biasanya aku memang menyela dengan misi di tingkat yang lebih rendah," ujar Aalisha.

Jaac mengangguk-angguk. Meski ucapan Aalisha mengandung paradoks, tetapi ia juga memahami bagaimana warasnya Elsi yang gila.

Ia menerawang, menatap langit-langit lorong yang penuh ukiran sembari terus mengikuti langkah Aalisha. Ukiran yang tampak tidak terlalu asing.

"Ini pertama kalinya aku mendapati Elsi mengambil cuti cukup lama," ucap Jaac.

Sebelumnya, Elsi hampir selalu pergi. Pagi ini ia kembali dari misi, sorenya ia sudah mengemas barang dan bersiap-siap lagi. Paling lama, Elsi hanya libur selama dua hari, itupun dengan misi baru sudah diambil, hanya menunggu waktu sampai ia dipanggil.

"Kau benar. Tapi kupikir itu wajar jika mengingat betapa kacaunya misi terakhir kali. Sebagai orang yang sudah mengambil misi tingkat A beberapa kali meski tidak sebanyak Elsi, kuakui misi tingkat A tidak pernah mudah. Kesulitannya ada di level yang berbeda, tidak hanya kesulitan secara fisik, tetapi di berbagai faktor lain juga. Dan misi terakhir kali ...."

Jaac menurunkan pandangan, menatap Aalisha yang melambatkan langkah, tampak ragu ingin mengatakan sesuatu.

"Jangan bilang siapa-siapa, tapi Kak Asa mengatakan padaku bahwa misi terakhir bisa dibilang misi tingkat S alias misi taraf Pasukan Tentara Langit, bukan untuk murid jurusan."

Jaac membulatkan matanya hingga maksimal, tidak pernah menyangka akan mendengar hal seperti itu. "Tapi, di papan misi, itu adalah tingkat A," ucapnya. Jaac masih ingat dengan jelas karena itu adalah misi tingkat A pertamanya.

Aalisha mengangguk. "Tapi, ingat bahwa saat kita tiba di lembah, tim peninjau bahkan belum menyelesaikan tugasnya? Memang jarang sekali terjadi kasus di mana tingkatan misi berubah di tengah jalan, tetapi itu sangat mungkin terjadi. Karena kita memang tidak akan pernah bisa memprediksi apa yang akan terjadi."

"Woaah, gila. Apa itu berarti kita sudah mengerjakan misi setingkat pasukan?" Rasa lelah Jaac tiba-tiba saja mengucap habis, berganti dengan rasa takjub dan tidak percaya.

[Kami] Tentara LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang