29. Si Gadis Bahari

102 44 1
                                    

Ada alasan kenapa Bibi Jael tidak pernah mendeskripsikan Aalisha sebagai gadis berambut merah. Ada alasan kenapa teman-teman sekapalnya terus menyebut rambut Aalisha berwarna cokelat meski di bawah sinar matahari, rambut kemerahannya begitu mencolok. Ada alasan kenapa Aalisha hanya tertawa jika ada yang bertanya apa warna sebenarnya rambutnya. Cokelatkah? Atau merah?

Itu karena Aalisha membencinya. Tak pernah sekali pun ia mengakui bahwa rambutnya cokelat kemerahan. Mau sekeras apapun Aalisha belajar menerima, pada akhirnya ia tetap membencinya.

Ada masa ketika Aalisha berkelana di jalanan, menjadi sampah yang ditendang orang-orang, hidup beratapkan langit dan bermandikan salju serta hujan. Ketika Aalisha nyaris mati kelaparan, berebut makanan buangan dengan anjing-anjing jalanan, sebelum akhirnya ia dipungut oleh Kapten dan dirawat oleh Bibi Jael. Usianya masih empat tahun saat itu, dan ia tak memiliki satu pun memori tentang ayah dan ibu.

Sebuah kisah beredar di ibu kota, tentang seorang pemuda yang menikah dengan penyihir berambut merah dan menyebarkan wabah. Keduanya kemudian dihukum mati dan jasadnya di buang ke lautan. Aalisha kecil yang terseok-seok di jalanan terus bergerak menuju pelabuhan karena satu alasan. Ia akan mati di laut, bertemu ayah ibunya, dan mengutuk mereka.

Meski Kapten membesarkan Aalisha untuk bersahabat dengan ganasnya lautan, meski Bibi Jael terus memberi pengertian bahwa kematian penyihir itu tidak mengubah apa-apa terhadap wabah yang sudah menyebar, pada akhirnya, hanya usaha Kapten yang membuahkan hasil setelah belasan tahun berlalu. Aalisha hanya mampu untuk berkeluarga dengan laut yang kini sudah bagaikan rumah untuknya.

Pasti ada alasan kenapa wanita berambut merah itu disebut penyihir. Aalisha membencinya untuk itu.

Pemuda yang menjadi suaminya terlalu lemah hingga tidak mampu melindungi istri bahkan dirinya sendiri. Aalisha membencinya untuk itu.

Pasangan itu mati dan meninggalkannya bayinya bertahan hidup sendirian dalam kesengsaraan. Aalisha membenci keduanya untuk itu.

Rambut cokelat kemerahan yang mengingatkan semua orang pada kisah tragis penyihir tak berdosa yang dihukum mati karena kesalahpahaman. Aalisha membencinya untuk itu.

Mungkin orang mengatakan Aalisha tidak dewasa, egois, emosional, dan terlalu membawa perasaan. Namun, sekeras apapun Aalisha mencoba berdamai bahkan melupakannya, rasa benci itu tidak juga hengkang dari hatinya. Dan Aalisha membenci dirinya sendiri untuk itu.

Bukan hanya sekali dua kali Lea bercanda dengan rambut merahnya. Bukan sekali dua kali Aalisha menyatakan ketidaksukaan pada Lea atas candaannya. Meski semua orang mengaku menyukai Lea, Aalisha selalu merasa tidak nyaman berada di sekitarnya. Itu karena Lea tidak berpikir panjang jika berkata-kata, dan ia tidak mengindahkan protes Aalisha hanya karena Aalisha menyampaikannya di sela tawa.

Selama ini, sebisa mungkin, Aalisha menutupi perasaannya sebenarnya. Jika tanpa sengaja perasaan itu tersorot oleh cahaya, ia akan mengamuflasekannya seolah emosi itu hanya pura-pura. Bukan apa-apa, gadis itu hanya tidak ingin memperburuk suasana.

Berapa kali Aalisha bercanda dan tertawa bersama Lea tak peduli betapa Aalisha merasa tak nyaman di sekitarnya? Berapa kali Aalisha memberi motivasi pada Alka yang tak pernah menyerah belajar memegang senjata meski sebenarnya ia tak terlalu peduli? Berapa kali Aalisha memberi semangat pada Kaori meski sering kali ucapan itu terucap tanpa arti? Berapa ratus kali Aalisha berbasa-basi pada orang-orang yang ia temui meski tujuannya sebenarnya adalah informasi?

Jika orang tahu, mereka mungkin akan berteriak betapa munafiknya seorang Aalisha.

Namun, tidak. Aalisha adalah orang yang jujur. Versi mana pun dirinya, tak pernah sekali pun ia berpura-pura. Baginya, perlakuan yang berbeda dengan perasaan merupakan etika dasar untuk hidup sebagai makhluk sosial. Sisi baik dan buruk yang berjalan berdampingan merupakan sesuatu yang manusiawi.

[Kami] Tentara LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang