Keadaan Elsi amat sangat menyedihkan.
Jika setelah kepergian Atreo, Elsi gila-gilaan menghabiskan energi untuk menjalankan misi. Kali ini, gadis itu hanya tinggal di kamar mengurung diri. Elsi keluar hanya ketika jam makan siang dan jam makan malam, bahkan tidak repot-repot pergi untuk sarapan.
Hari itu memang kacau sekali.
Kaori baru saja kembali ketika seluruh pasukan Tentara Langit yang ada di Langit Acacio berkumpul di akademi bersama puluhan Kesatria Penjaga. Meski tidak sampai porak-poranda, tetapi bangunan akademi dan asrama tampak rusak dengan pecahan kaca di mana-mana. Kepala Sekolah mengawasi renovasi kubah spiritual akademi yang dilakukan bersama-sama oleh para murid Jurusan Spiritual, sementara orang-orang berjubah hitam tampak tak sadar, diseret pergi oleh para Kesatria entah ke mana.
"Kacau sekali. Salah satu murid Jurusan Spiritual tewas, dia teman kencan Elsi," kata Aalisha.
Kaori bisa melihat tubuh pemuda itu yang ditutup kain putih, digendong oleh Liam pergi sementara Elsi mematung dalam keadaan bertekuk lutut, bersimbah darah, berwajah pucat pasi.
"Dia sama sekali tidak bergerak sejak tadi," ucap Aalisha lagi.
Dengan instruksi Kesatria Ergo selaku kepala Kesatria Penjaga, Zeeb membantu Elsi berdiri dan ditemani oleh beberapa murid Jurusan Kesehatan, mengantarnya ke kamar di asrama. Bangunan akademi disterilkan jadi tidak bisa menggunakan Unit Kesehatan di sana. Untuk pertama kalinya, murid jurusan lain menginjakkan kaki di lantai tertinggi asrama, lantai delapan di mana para murid Tentara Langit tinggal.
Teman kencan Elsi?
Kaori tidak tahu apa-apa. Tetapi, murid yang tewas itu pastilah orang yang berharga. Melihat Elsi seolah hidup tanpa nyawa mematahkan hati Kaori setiap melihatnya.
"Kacau sekali," bisik Aalisha entah untuk ke berapa kalinya ketika makan malam tiba. Hanya ada mereka bertiga—Kaori, Zeeb, dan Aalisha. Jaac dan Alka masih entah di mana menjalankan misi.
"Para penyerang itu bukan orang biasa. Kabut buszo langsung menyebar ke mana-mana begitu mereka berhasil memasuki area akademi. Pasukan Tentara Langit tiba-tiba datang melumpuhkan mereka dalam sekejap dan para Kesatria langsung mengambil alih sebelum aku sempat mencari tahu identitas para penyerang itu. Tapi aku yakin, orang-orang itu tidak kerasukan. Tidak ada orang kerasukan yang sempat berpikir untuk menghancurkan kubah spiritual. Meski aku yakin mereka pasti cukup gila karena berpikir untuk menghancurkan kubah akademi," kata Aalisha.
Area kantin adalah satu-satunya bagian dari gedung akademi yang bisa dimasuki oleh para siswa begitu malam tiba. Makan malam kali itu berjalan dengan keheningan yang ganjil. Kaca-kaca tidak di tempat, membuat udara malam mengembus dingin memeluk setiap orang yang ada di sana.
"Kenapa murid itu bisa tewas?" tanya Kaori pelan.
"Aku tidak yakin. Elsi yang pertama kali tahu ia ada di sana dan gadis itu tidak bisa diajak bicara sekarang. Tetapi, mungkin mereka janjian untuk bertemu di sana, sudah kubilang mereka akan berkencan." Aalisha diam sejenak. "Aku mendengarnya sekilas lalu, tetapi sepertinya ada penyusup di antara orang-orang akademi," lanjutnya dengan bisikan.
Gadis itu menatap sekitar dengan natural, tetapi ia sedang memastikan tidak ada yang mencuri dengar.
"Kau tahu kan, Zeeb, banyak sekali guru yang tidak ada di tempat. Kebanyakan dari mereka adalah para kepala bagian. Kepala bagian Spiritual, kepala bagian Kesehatan, hampir semua kepala bagian pengampu mata pelajaran praktik terapan tidak ada di tempat karena suatu alasan. Bahkan, Kesatria Ergo sebagai Kepala Kesatria Penjaga kebetulan sedang di luar area akademi meski tidak terlalu jauh dari sini. Dan itulah masalahnya," jelas Aalisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Kami] Tentara Langit
FantasíaAlka mendadak merindukan Harp di tengah kesibukannya di akademi. Elsi mendadak menikmati setiap detiknya di tengah kebisingan 'teman-teman'nya. Kaori mendadak lupa tidak lagi hidup bersama Otoo-san dan Okaa-sannya. Jaac bahkan mulai terbiasa hidup t...