Pencarian di hari keempat itu awalnya baik-baik saja meski agak membuat Elsi kesal karena tidak ketemu-ketemu juga monsternya yang ternyata adalah naga. Dipimpin Kak Asa yang bisa menetralkan buszo dalam radius tertentu, kabut di hutan jadi semakin samar dan membuat pergerakan jauh lebih nyaman. Kak Asa, Alka, Zeeb, dan Elsi berpencar mencari petunjuk dalam jarak pandang satu sama lain. Bisa bahaya jika mereka tersesat di tengah hutan dengan kabut tebal buszo.
Alka adalah yang pertama melihat jejak si naga, meliuk seperti jejak ular namun dengan ukuran yang lebih besar. Beberapa batang pohon juga memiliki bekas cakaran dan buah-buahan liar jatuh terinjak sesuatu yang besar. Tapi masalahnya, jejak itu ada di segala penjuru. Mereka berempat baru memutuskan akan kembali untuk memanggil Kaori ketika tiba-tiba saja hutan berguncang.
Mungkin jarak mereka dari naga itu awalnya tidak jauh, karena itu bau manusia mereka tercium dan membuat naga itu panik. Kak Asa dan Aalisha berusaha menenangkan naga itu sementara Elsi berusaha mencapai desa dan mencari Kaori, tetapi naga itu terlalu panik dan ukurannya terlalu besar untuk disebut sebagai bayi. Dia melarikan diri dari hutan dan sialnya malah menuju ke arah desa.
Singkat cerita, naga itu dengan mudah menghancurkan tabir spiritual desa yang sudah diperkuat oleh Atreo. Padahal pemuda itu terkenal memiliki barrier yang sangat kuat di kalangan para junior angkatan Elsi, tapi tabir itu langsung pecah layaknya kaca. Ketika mencium aroma manusia dari para penduduk, naga itu jadi semakin panik dan ketakutan kemudian membuat keributan. Lebih parah lagi, buszo pekat di hutan langsung mengukung desa dan membuat orang-orang menggila.
Elsi memukul tengkuk salah seorang bapak-bapak yang menggila, membuatnya pingsan seketika. Sudah setengah jam lebih keadaan memburuk dan sekarang semakin bertambah buruk dengan bergabungnya hewan-hewan hutan yang berevolusi hingga ukuran dua kali lipat. Kabut buszo benar-benar menghalangi jarak pandang Elsi.
"Elsi!"
Suara yang familiar membuat perempuan yang masih memegangi tubuh pingsan itu menoleh.
"Aku menemukan anak-anak. Mereka turun ke danau di bawah ketika kekacauan terjadi, tapi sepertinya mereka melewati jalur pintas jadinya tidak berpapasan dengan Treo. Aku sudah tidak melihat Treo di sana. Untuk sementara, aku sudah merapal barrier meski tidak sekuat milik Treo," lapor Alka.
Elsi mengangguk. "Kamu balik lagi dan lindungi anak-anak di danau sampai keadaan di sini reda. Pastikan mereka tidak panik dan jaga barriernya kalau-kalau kabut ini menyebar ke bawah nanti," ucap Elsi.
"Okee, jaga diri baik-baik, Elsi."
Alka kemudian berbalik dan menghilang di balik kabut, keluar desa. Ini adalah pertama kalinya Elsi menjalankan misi bersama gadis itu, tetapi Alka benar-benar sudah berubah banyak dari pertemuan pertama mereka dulu.
Perempuan cantik yang bergaun dengan kulit halus putih susu itu kini sudah berubah menjadi perempuan tangguh yang tahu apa yang harus dilakukan ketika keadaan berubah genting. Tangan kecilnya sudah kuat menggenggam pedang dan lemparan anak panahnya cukup tepat, ia sudah membuktikannya selama melawan hewan-hewan buas ketika berusaha keluar dari hutan tadi.
Entah kenapa Elsi merasa sedikit bangga meski ia tidak tahu apa alasannya.
Setelah mengembuskan napas, perempuan itu menggendong bapak yang pingsan kemudian dengan cepat menuju ke rumah kepala desa. Ada barrier kuat yang mengelilingi rumah itu, barrier yang sebelumnya tidak ada. Syukurlah, itu berarti Atreo tiba ke desa dengan selamat.
Tetapi, tidak ada orang ketika Elsi masuk. Tentu, ada banyak sekali penduduk yang terkapar dan membentuk barisan layaknya ikan asin yang dijemur. Tetapi ia tidak menemukan satu pun anggota timnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
[Kami] Tentara Langit
FantasiAlka mendadak merindukan Harp di tengah kesibukannya di akademi. Elsi mendadak menikmati setiap detiknya di tengah kebisingan 'teman-teman'nya. Kaori mendadak lupa tidak lagi hidup bersama Otoo-san dan Okaa-sannya. Jaac bahkan mulai terbiasa hidup t...