07. Hari Ujian

191 72 12
                                    

[Kelelawar bersembunyi di antara satuan dan petatar. Ia punya dan mampu memberi tahu kemudahan yang besar.]

Kalimat itu tertulis di sebuah kertas kecil berwarna kecokelatan, Kaori temukan di bawah bantal di hari pertama ujian masuk dimulai. Rupanya, tidak hanya dia. Enam temannya yang lain juga mendapatkannya, juga semua teman-teman seperjuangan di Calon Jurusan Tentara Langit.

Tibanya hari pertama ujian saja sudah membuat Kaori gugup. Apalagi petunjuk atau entah apa pun ini, membuat Kaori jadi semakin gugup. Ia terus berusaha menenangkan diri, menarik fakta bahwa ia tidak berjuang seorang diri. Teman-temannya yang lain juga berjuang, jadi Kaori punya banyak teman. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Namun, tetap saja Kaori khawatir.

Bagaimana jika dia tidak lulus? Bagaimana jika teman-temannya lulus dan dia tertinggal sendiri di Acacio Academy? Bagaimana ...

Kaori memukul kedua pipinya pelan.

Sadarlah, Kaori! Sekarang bukan waktunya untuk berpikir yang tidak-tidak!

"Teman-teman, kita berpisah di sini." Lea menghentikan langkahnya, membuat Kaori dan enam teman lainnya ikut berhenti.

"Semoga kita berhasil dengan baik hari ini. Jangan gugup! Kita bertemu lagi makan siang nanti!" Lea melakukan tos bergantian, termasuk pada Kaori yang membalas dengan kikuk, sebelum kemudian dia tersenyum lebar dan masuk ke ruang ujiannya.

Lea tampak tidak memiliki kekhawatiran sama sekali. Bagaimana dia bisa seperti itu? Andai saja Kaori bisa memiliki seperempat saja dari kepercayaan diri Lea. Dia benar-benar keren.

"Semoga berhasil, Lea!" Aalisha berseru kecil sambil sedikit mengangkat tangan yang terkepal.

Ah, Aalisha juga.

Sebenarnya sedikit berbeda dengan Lea. Jika Lea percaya diri, Aalisha sangat santai seolah sedang menuju kantin alih-alih ruang ujian. Ini mengingatkan pada sosok Aalisha saat mereka pertama kali bertemu dulu. Aalisha sama sekali tidak tampak linglung dan bingung setelah berpindah dunia, justru tampak asik menikmati seolah sedang piknik.

Apa Aalisha sama sekali tidak takut pada apapun yang mungkin terjadi nanti?

Sebenarnya, apakah tidak ada yang gugup selain Kaori di sini?

Sembari melanjutkan langkah, Kaori menggeleng pelan. Tidak apa-apa, tidak apa-apa. Alka juga sama gugupnya seperti Kaori. Ia tidak sendiri.

Gadis itu mengalihkan pandangan pada Alka yang hari ini rambutnya dikuncir kuda, cantik sekali, menunjukkan bentuk wajahnya yang bersih bulat seperti telur. Ekspresi wajahnya sudah jauh lebih membaik daripada ketika dia demam beberapa hari lalu. Dia sudah tampak sehat.

Tetapi, mungkin karena dia jadi tidak ikut intensif selama sakitnya, Alka tampak merasa gugup. Padahal Kaori tahu, Alka berusaha sangat keras sebelumnya. Alka yang selalu memaksakan dirinya sendiri untuk melampaui batasannya. Kaori ingin sekali bilang jika Alka pasti akan lulus dan baik-baik saja. Tetapi, sepertinya saat ini bukan saat tepat bagi Kaori untuk mengatakan hal tersebut.

Zeeb sama seperti biasanya, tak tergoyahkan. Elsi sama seperti biasanya, serius. Atreo sama seperti biasanya, bersikap tak peduli. Jaac, juga sama seperti biasanya, bahkan setelah dipanggil kepala sekolah, tetap jenaka bercanda tentang ini dan itu bersama Aalisha.

Ah, memperhatikan teman-temannya memberi Kaori sedikit kekuatan. Tanpa terasa, ia tiba di ruang ujiannya, mengharuskan dirinya berpisah dengan yang lain.

Ruang ujian tertulis memang dibagi secara acak, bercampur dengan anak-anak dari jurusan lain. Berbeda dengan Atreo dan Elsi yang kebetulan mendapat satu ruangan yang sama, Kaori dan yang lain masing-masing terpisah sendiri di ruangan yang berbeda-beda.

Kaori menarik napas, sekali lagi mencari kekuatan.

Bahu kanan Kaori tiba-tiba ditepuk, membuatnya menoleh. Itu adalah tepukan pelan yang diberikan Elsi sebelum Elsi berlalu dan lanjut melangkah tanpa berpaling pada Kaori. Padahal hanya tepukan pelan, tetapi entah kenapa energi dalam tubuh Kaori melonjak pesat.

"Semangat, Kaori. Kita pasti bisa melalui hari ini dengan baik," bisik Aalisha sembari merangkul bahu Kaori. Suhu hangat tubuh gadis itu menambah-nambah energi yang sudah Kaori dapatkan sejauh ini, membuatnya merasa semakin kuat.

"Semangat, Kaori!" Jaac mengacak rambut Kaori yang sudah rapi dikepang pagi ini. Laki-laki itu tersenyum tanpa beban, seolah memberi tahu Kaori jika ujian ini bukanlah apa-apa, jadi tidak perlu terlalu khawatir.

Kaori menundukkan kepala, berusaha menyembunyikan senyuman yang malu-malu terkembang. Meski sedikit menyebalkan karena rambutnya kini cukup berantakan, Kaori tidak protes dan perlahan merapikannya kembali.

Padahal hanya tepukan pelan dari Elsi, rangkulan hangat dari Aalisha seperti yang biasanya dia lakukan, dan acakan dari Jaac yang seharusnya terasa menyebalkan. Tetapi entah kenapa, semua energi yang sejak tadi berusaha Kaori kumpulkan, langsung bersatu dan mengisi relung dadanya.

Kaori mengangkat kepala, menatap Aalisha, lalu mengangguk.

"Kalian juga, semangat!" ucap Kaori sembari mengembangkan senyum.

Aalisha ikut tersenyum, bahkan lebih lebar. Dia sekali lagi mengeratkan rangkulannya sebelum berlalu mengejar Elsi dan Atreo yang sudah menjauh. Kaori melambaikan tangan pada Zeeb hanya dibalas dengan anggukan kecil, dan melambaikan tangan juga pada Jaac yang dibalas dengan lambaian yang sangat besar dan berlebihan.

Kaori tertawa kecil. Setelah mengantar kepergian punggung teman-temannya, ia menatap pintu yang telah menunggu sejak tadi.

Mengepalkan kedua tangannya, Kaori memasuki ruang ujian dengan penuh tekad.

Hari pertama ujian. Ujian pertama penyisihan tiap-tiap calon jurusan: ujian tertulis pengetahuan umum.

Dimulai.

Hiii, how was your day?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiii, how was your day?

I hope all of you guys had a great day ♡

Jangan lupa patuhi protokol kesehatan, pakai masker dan rajin cuci tangan. Jangan lupa juga untuk selalu menjaga jarak dan tetap di rumah jika tidak ada hal penting untuk pergi keluar.

Stay safe, stay healthy, stay alive.

Be happy♡

17Jul21

[Kami] Tentara LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang