22. Waktunya Pulang

114 45 7
                                    

Jaac sekali lagi memastikan bahwa anak terakhir yang diantarnya sudah masuk ke rumah dengan selamat.

Matahari telah tenggelam. Rumah-rumah sudah kembali dibangun meski tidak sempurna seperti sebelumnya. Obor-obor kembali dapat dinyalakan di setiap ujung-ujung jalan, menerangi jalan pulang Jaac menuju ke rumah Peere.

Dari kejauhan, Jaac bisa melihat sesosok berjubah tengah berdiri di pusat desa. Sulaman di punggungnya bersinar memantulkan cahaya rembulan yang semakin meninggi. Di hadapannya, sebuah cahaya kecil membentuk geometris muncul di udara sementara sosok itu tetap berdiri tegak tak bergerak.

Ah, penjaga bumi itu sedang mencoba memulihkan segel lagi.

Jaac dengar dari Aalisha bahwa beberapa penjaga bumi akan mulai ditempatkan untuk berjaga di desa ini sembari mencoba memulihkan segel meski kemungkinan berhasilnya sangat kecil. Jaac juga sudah melihat rumah baru yang masih dibangun seadanya yang akan menjadi tempat tinggal Penjaga Bumi yang bertugas.

Ada dua penjaga bumi yang akan mengawasi desa ini. Satu adalah orang itu, yang sekarang sedang sibuk sendiri di pusat desa , satu lagi sedang naik ke kuil habitat Bunga Jisei. Jaac sempat melihatnya tadi. Penjaga Bumi yang lain sudah pergi karena mereka harus segera ke retakan lain yang bermasalah. Pasukan Tentara Langit pergi sore ini setelah selesai membangun kembali desa, ada misi baru yang harus dipenuhi katanya. Menyisakan Kak Asa dan Jaac serta enam temannya.

Ngomong-ngomong tentang Penjaga Bumi, bagaimana ya mengatakannya. Mereka sebenarnya tampak normal. Mereka sama-sama manusia seperti Jaac. Mereka ramah dan terbuka serta dapat berkomunikasi dengan baik. Saat hari terang, para penjaga bumi juga berbaur dan menyatu dengan masyarakat. Mereka bahkan tak segan membantu menyelesaikan berbagai masalah tidak penting seperti sedang menjalankan pekerjaan suka rela. Sangat berbeda dengan kesan pertama yang Jaac dapat karena penampilan mereka yang ditutup jubah hitam panjang.

Tetapi, tak dapat dipungkiri. Ada hal yang membuat Jaac merasa berbeda. Seperti kata Kak Asa dulu, karena lingkungan tempat tinggal yang sejauh Langit dan Bumi, tubuh Tentara Langit dan Penjaga Bumi secara natural saling resisten satu sama lain. Dan Jaac dapat merasakannya.

Entahlah. Jaac merasa segan.

Ini aneh bagaimana banyak hal membuat Jaac merasa berhati-hati, seperti ketika Jaac memilah kata-kata saat berbicara dengan Kepala Sekolah dan guru-guru akademi, ketika Jaac memilih untuk mendengarkan dengan saksama semua kata yang keluar dari mulut Komandan dan Wakil Komandan Tentara Langit, dan seperti saat ini ketika Jaac merasa segan pada Penjaga Bumi.

Padahal, dulu, Jaac tidak pernah melakukannya. Ia akan mengatakan apa yang ingin dia katakan dan melakukan apapun yang ingin dia lakukan. Tidak ada satu orang pun yang membuat Jaac merasa segan, bahkan jika itu ayahnya sekali pun.

"Jaac! Sam sudah sampai ke rumahnya dengan selamat?"

Suara nyaring Aalisha mengalihkan Jaac yang tanpa sadar termenung memperhatikan sosok Penjaga Bumi yang masih tetap tak bergerak.

"Kalau Sam belum kembali dengan selamat, aku tidak akan di sini." Jaac melipat kedua tangan di dada.

Aalisha yang berjalan mendekat membalas dengan tawa kecil khasnya yang sangat ringan didengar.

"Ayo! Kak Asa pasti sudah menunggu kita," ajak Aalisha.

Jaac sekali lagi memperhatikan ke arah pusat kota sebelum kemudian mengikuti Aalisha yang melangkah santai menuju rumah Peere.

"Bukankah kamu banyak mengobrol dengan Penjaga Bumi, Aal? Apa kamu tidak merasakan resistensi seperti yang dikatakan Kak Asa?" tanya Jaac sembari menyamakan langkah.

Aalisha mengangkat sebelah tangannya ke dagu. Ia sudah lepas alat bantu jalan sejak pagi tadi. Kemampuan penyembuhan Kak Dania memang bukan main-main.

"Umm .... Aku tidak terlalu merasakannya. Pertama, aku hanya bicara dengan siswa jurusan Penjaga Bumi, bukan pasukannya. Jadi, mungkin karena itulah resistensi di antara kami tidak terlalu besar," jawab Aalisha.

[Kami] Tentara LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang