Part 16

915 126 27
                                    

"Sayang, kamu lihat parfum aku ga?" Tanya Rayhan sambil mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar.

Pagi ini mereka sedang bersiap menghadiri syukuran rumah Farid dan Rani. Alhamdulillah setelah memakan waktu selama 6 bulan untuk renovasi dan menata furniture, rumah mereka sekarang sudah siap untuk ditempati.

"Ada di tempat biasa kok, emangnya ga ada?"  Ucap Aisyah yang baru keluar dari kamar mandi.

"Ga ada... Aku udah cari dari tadi ga ketemu-ketemu. Apa dimainin anak-anak ya? Aku tanya si kembar dulu deh." Rayhan berjalan menuju pintu kamar.

"Eh kamu mau kemana?" Aisyah menahan tangan Rayhan.

"Mau nanya si kembar dulu, siapa tau mereka mainin parfum aku."

"Jangan suka suudzon sama anak... Mereka ga pernah mainin parfum kamu lagi sekarang. Mereka kan udah punya parfum sendiri sekarang." Aisyah menggandeng tangan Rayhan sampai di depan meja rias.

Aisyah memang membelikan si kembar parfum untuk anak-anak yang dijual di mini market, agar kedua anak itu tidak memakai parfum Rayhan lagi. Si kembar memang pernah memakai parfum Rayhan sampai habis setengah botol, hasilnya mereka wangi sepanjang hari, walaupun sudah bermain seharian. Setelah diberitahu kalau tidak boleh memakai parfum milik ayahnya, serta  belikan parfum anak-anak untuk mereka, si kembar tidak pernah memakai parfum Rayhan lagi.

"Ini parfum kamu..." Aisyah memberikan parfum yang masih ada dalam kotaknya.

"Kok masih dalam kotak? Parfum aku kan tinggal sedikit. Merknya juga beda ini."

Aisyah tersenyum. "Ini hadiah dari aku... Sengaja aku pindahin parfum kamu yang lama, biar kamu nanya ke aku. Hari ini pakai parfum ini dulu ya. Besok baru habisin yang lama. Wanginya enak banget nih." Aisyah membuka botol parfum, lalu menghidunya.

"Hadiah? Dalam rangka?" Rayhan mengerutkan keningnya.

"Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling mencintai" Aisyah mengutip hadits riwayat Al-Bukhari.

"Emang selama ini kita ga saling mencintai?" Rayhan tersenyum sambil menaikkan kedua alisnya.

"Ayahnya kembar ribet kalau dikasih hadiah sama istrinya. Orang mah dikasih hadiah sama istri, terima aja gitu. Ucap Alhamdulillah, terus bilang makasih istriku. Selesai urusan. Ini mah ga... Terus sebentar lagi bilang gini, ini harganya kan mahal, sayang. Aku ganti ya uangnya. Kayak istrinya ga punya penghasilan aja." Omel Aisyah lalu hendak berjalan keluar kamar.

Rayhan menahan Aisyah. "Ngambek? Tapi ini beneran mahal kan, Sayang. Harga parfum ini dua kali lipat dari harga parfum yang biasa aku pakai. Nanti aku ganti ya uangnya."

"Bener kan... Kalau kamu ganti uangnya, sama aja kamu nolak hadiah dari aku. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Siapa yang ditawari minyak wangi, janganlah dia menolaknya. Karena minyak wangi itu ringan diterima, dan baunya harum. (HR. Ahmad)

"Ga gitu, Sayang. Aku ga nolak, aku cuma ga mau uang kamu habis karena kasih aku hadiah. Kalau uang aku habis karena kamu gapapa."

"Lebay kamu... Masa cuma karena beli parfum aja, uang aku jadi habis. Ya udah mana semua kartu ATM kamu? Biar aku kuras semua uangnya."

Rayhan tertawa. "Beneran mau dihabisin?"

"Siapa takut..." Ucap Aisyah dengan senyuman sinis.

"Kesal ya?" Goda Rayhan sambil mencolek dagu Aisyah. "Ya udah aku terima hadiahnya ya, Sayang. Alhamdulillah... Terima kasih cantik." Rayhan mencium kening Aisyah.

JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang