"Tante Aisyah..." Sapa Rizky, seorang anak berusia 13 tahun yang rumahnya berada di sebelah rumah Rayhan, ketika Aisyah dan anak-anaknya sampai di warung dekat Masjid Al Hidayah.
"Eh Mas Rizky, darimana Mas? Kok kamu keringetan gitu?" Tanya Aisyah.
"Habis main futsal, Te..."
"Puasa-puasa gini main futsal? Emang ga haus?"
"Main sebentar doang, Te..." Jawab Rizky sambil tertawa kecil.
"Tapi kamu puasa kan, Mas?"
"In Syaa Allah puasa dong, Te... Masa mau jadi menantu Tante ga puasa... Nanti aku bisa di disqualifikasi sama Tante dan Om Rayhan dong..." Rizky kembali tertawa.
"Kamu baru 13 tahun udah ngomong mau jadi menantu Tante... Sama siapa? Anak perempuan Tante ada dua, Zahra apa Fatima?" Aisyah ikut tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya.
"Sama Zahra dong Tante... Nanti 12 tahun lagi aku bakalan lamar Zahra. Kalau Fatima sih kelamaan. Sekarang aja masih bayi. Kalau sama Zahra kan, aku cuma beda 3 tahun. Zahra sekarang udah 10 tahun. Jadi nanti kalau aku nikah sama Zahra, akunya umur 25 tahun terus Zahra umur 22 tahun. Akunya udah kerja, Zahra udah lulus kuliah."
"Mas... Mas... Pikirannya panjang amat sih? Zahra aja masih suka gelendotan sama ibunya..." Aisyah merangkul Zahra sambil tersenyum.
"Gapapa, Te... Sekarang kan Zahra baru 10 tahun, wajar aja kalau masih gelendotan sama ibunya. Nanti 12 tahun lagi gelendotan sama aku." Rizky kembali tertawa kecil.
"Belajar dulu yang benar, Mas... Nanti aja mikir nikahnya, kalau udah kerja."
"Gapapa dipikirin dari sekarang, Te... Semuanya kan harus dipersiapkan."
"Terserah Mas Rizky aja deh... Sekarang mandi dulu sana, 1 jam lagi maghrib nih... Mau buka puasa kan?"
"Iya, Te... Aku mau beli garam dulu, tadi disuruh Mama beli garam."
"Ya Allah, Mas. Kenapa ga dari tadi beli garamnya? Kenapa jadi ngajak ngobrol Tante?"
"Kan hukumnya menyapa calon mertua itu wajib, Te..." Rizky kembali tertawa kecil.
"Ada-ada aja kamu, Mas.. Sekarang udah selesai kan ngomongnya? Buruan beli garamnya, kasihan Mama kamu nunggu kelamaan. Ga selesai-selesai nanti masaknya."
"Oke, Te... 12 tahun lagi kita nikah ya, Ra... Kamu tungguin Mas..." Ucap Rizky kemudian menghampiri Mama Ucok, pemilik warung. Rizky juga menyapa si kembar yang sedang bertransaksi dengan Mama Ucok.
Aisyah menggeleng-gelengkan kepalanya, sedangkan Zahra hanya diam.
"Ibu... Uangnya kurang kata Mama Ucok." Ucap Uda.
"Emang Uda beli apa aja?" Tanya Aisyah.
"Ini..." Uda memperlihatkan biskuit gandum coklat dengan berat 115gr dan es krim cup 3 in colors ukuran 95gr yang ada di tangannya.
"Ya iyalah kurang uangnya... Tadi bilang sama Ayah mau beli biskuit aja, kenapa sekarang mau beli es krim juga?"
"Gapapa, sekalian aja ya, Bu..." Rayu Uda.
"Gapapa gimana? Kan uang Uda kurang kata Mama Ucok."
"Ibu tambahlah..." Rayu Uda lagi.
"Banyak Ibu nambahnya dong..."
"Gapapa, Ayah ada rezekinya... Nanti Ibu minta Ayah. Ayah pasti kasih Ibu..."
"Maa Syaa Allah... Siapa yang ngajarin sih, Da? Pintar banget ngomongnya." Aisyah menangkup wajah Uda gemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️
RomanceBismillah mau coba nulis season 3 Aisyah & Rayhan... Seperti biasa, ceritanya ngalir aja ya... 🤭😎 Mudah-mudahan nanti ujung-ujungnya jadi sequel siapa gitu... Hehe... Langsung baca aja ya... 😉