Part 9

1.1K 122 21
                                    

"Eh Tante Rani sama Om Farid udah datang..." Ucap Aisyah yang baru saja menutup pintu kamar, begitu melihat Rani dan Farid.

"Maaf lahir dan batin, Kak..." Ucap Farid sambil menangkup kedua tangannya di depan dada.

"Maaf lahir dan batin juga ya, Rid..." Ucap Aisyah sambil menangkup kedua tangannya di depan dada juga.

"Maaf lahir dan batin, Kak..." Ucap Rani sambil mencium tangan Aisyah.

"Maaf lahir dan batin juga, Maharani Dewi Ahmad." Aisyah dan Rani saling cipika-cipiki.

"Duduk dulu... Tumbenan kalian baru datang jam segini..." Ucap Aisyah.

Aisyah, Rani dan Farid pun duduk di sofa yang ada di ruang keluarga Ummi Khadijah.

"Tamu Mama ga berhenti-berhenti tadi. Ga enak kalau ditinggal. Pas dzuhur baru berhenti tamunya. Nungguin Aa' pulang sholat dulu deh baru kesini." Jelas Rani.

"Kalian makan dulu sana..." Ucap Aisyah.

"Aku yang ambilin aja, ay..." Farid bangkit dari duduknya dan berjalan menuju ruang makan.

"So sweet..." Aisyah tertawa kecil.

"Kayak sendirinya ga aja... Tadi makan disuapin sama Bang Rayhan kan?" Rani ikut tertawa kecil.

"Tau darimana?"

"Yaaa pakai nanya tau darimana lagi... Dari gruplah..."

"Siapa yang share?"

"Bang Ali... Ya kan ay?" Tanya Rani kepada Farid yang datang membawa sepiring ketupat dengan gulai nangka dan kerupuk merah Padang serta tambahan rendang.

"Apa?" Farid balik bertanya.

"Tadi ada yang makan disuapin sama suaminya kan?" Rani tertawa kecil.

"Oh iya... Yang nyuapin sama yang disuapin senyum-senyum terus lagi. Padahal ada anaknya disitu." Ledek Farid.

"Jiah... Maksud hati ingin ngeledek, eh malah diledekin..." Aisyah kembali tertawa kecil.

"Aaa ay... Bismillahirrahmanirahim..." Farid menyuapi Rani.

"Oh iya nanti beneran kamu kalau Rani melahirkan cuma off seminggu dari cafe, Rid?" Tanya Aisyah.

"Ya paling segitu, Kak..." Jawab Farid.

"Oh ya udah, In Syaa Allah nanti Kakak yang datang ke cafe..."

"Seriusan? Nanti anak-anak gimana?" Tanya Farid.

"Dibawa dong... Bisa heboh anak-anak kalau ga ada Ibunya..."

"Emang udah diizinin sama boss Rayhan?" Farid bertanya lagi.

"Belum bilang sih... Tapi mudah-mudahan aja boleh..."

"Ga usah dipaksain, Kak. In Syaa Allah cafe baik-baik aja... Ada Fajri yang handle selama Aa' ga datang ke cafe. Lagi pula kalau ada darurat, Aa' tinggal turun ke bawah." Ucap Rani.

"Iya, Kak... Ga gampang kan bawa bayi dan 2 balita. Kakak kan ga pake baby sitter. Kalau di rumah mereka bisa explore keliling rumah. Kalau di cafe dimana? Masa mereka dibiarin explore keliling cafe? Banyak meja dan kursi, ruang gerak mereka kurang. Kalau di kantor terus, mereka pasti bosan." Ucap Farid.

"Ga gampang bukan berarti ga bisa dong... Bisa dicoba dulu deh..." Ucap Aisyah.

"Kayaknya sih ga bakalan turun deh, izin dari boss Rayhan..." Ucap Rani.

"Jangan gitu dong... Doain diizinin dong..." Ucap Aisyah lagi.

"Emang ga takut diambekin lagi kayak waktu Fatima mau lahir?" Tanya Rani.

JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang