"Maa Syaa Allah beneran Abangnya yang datang... Hebat si kembar bisa hapal suara Abangnya. Tapi kenapa sekarang Uda jadi digendong sama Ibunya?" Ucap Ali begitu Aisyah, si kembar dan Zaydan sampai di ruang keluarga rumah Ayah Sultan.
"Badannya anget, Li..." Ucap Aisyah.
"Nah kan..." Ucap Ali lagi.
Aisyah diam sambil menahan air matanya. Rasa bersalah memenuhi pikirannya.
"Ibunya kepengen dijitak nih... Tadi dibilangin sama adeknya ga mau. Sekarang giliran anaknya udah sakit, baru nyesel. Sebentar lagi nangis nih Ibunya..."Ucap Rayhan pelan, kemudian bangkit dari duduknya.
Ali yang mendengarnya langsung berkata, "Bisa kesel juga, Bang?" Ali tertawa kecil.
Rayhan tidak menjawab pertanyaan Ali. Langsung berjalan ke arah Aisyah dan anak-anaknya berdiri.
Zaydan yang melihat Rayhan bangkit dari duduknya langsung menghampiri Ayahnya itu. Zaydan langsung mencium tangan Rayhan, kemudian Rayhan memeluk anak sulungnya itu.
"Kok ga bilang-bilang kalau mau pulang, Bang?" Tanya Rayhan.
"Biar surprise kata Ibu, Yah..." Zaydan tersenyum.
Rayhan sudah menduga, Aisyah pasti sudah tau mengenai kepulangan Zaydan.
"Ya udah salam dulu sama Kakek, Nenek dan yang lainnya." Rayhan melepaskan pelukannya.
"Iya, Yah..."
Zahra yang sudah menunggu di belakang Rayhan langsung menghambur ke dalam pelukan Zaydan."Aku kangen sama Abang..." Ucap Zahra.
"Abang juga kangen sama Adek eh Kakak ya sekarang. Sekarang kan kamu adeknya udah tiga ya?" Zaydan tersenyum sambil mengusap kepala Zahra.
Zahra mengangguk, kemudian melepaskan pelukannya dan mencium tangan Zaydan. "Aku senang, lebaran tahun ini ada Abang..." Ucap Zahra setelah selesai mencium tangan Zaydan.
"Alhamdulillah... Abang juga senang... Abang salam sama Kakek, Nenek dan yang lainnya dulu ya..."
"Iya..." Zahra mengangguk.
Zaydan menghampiri Ayah Sultan dan Bunda Aini. Kemudian bergantian mencium tangan kedua orang tua itu. Kemudian Zaydan beralih ke Ali dan yang lainnya. Mereka yang ada disitu rata-rata memuji Zaydan yang terlihat lebih tinggi dan lebih tampan.
Rayhan menghampiri Aisyah yang sedang menggendong Uda.
"Pusing, Da?" Tanya Rayhan sambil mengusap kepala Uda.
Uda mengangguk sambil tetap menyandarkan kepalanya di bahu Aisyah.
"Mau nangis?" Tanya Rayhan lembut. Tatapan Rayhan beralih kepada Aisyah. Dari tadi Rayhan sudah tau kalau Aisyah sedang menahan air matanya.
"Iya... Aku salah..." Ucap Aisyah lirih sambil membalas tatapan Rayhan.
Rayhan menarik kepala Aisyah ke dadanya.
"Jangan sekarang, malu diliatin yang lain. Kamu beliin bubur buat Uda aja dulu. Kata Zaydan, Uda makan bubur dulu sekarang." Ucap Aisyah pelan sambil menarik kepalanya dari dada Rayhan. Akan tetapi pertahanan Aisyah untuk membendung air matanya runtuh, sehingga air mata sudah mengalir di pipinya.
"Katanya jangan sekarang, tapi udah nangis." Rayhan tersenyum sambil mengusap air mata di pipi Aisyah. Aisyah tersenyum malu.
"Ini gimana sih?. Anaknya sakit, Ibu sama Ayahnya malah mesra-mesraan. Hati-hati anaknya kegencet tuh." Ledekan Ali menginterupsi.
"Ali..." Tegur Bunda Aini.
"Becanda, Bun..." Ali tertawa kecil.
Aisyah dan Rayhan tidak mengindahkan ucapan Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️
RomanceBismillah mau coba nulis season 3 Aisyah & Rayhan... Seperti biasa, ceritanya ngalir aja ya... 🤭😎 Mudah-mudahan nanti ujung-ujungnya jadi sequel siapa gitu... Hehe... Langsung baca aja ya... 😉