Part 37

698 105 12
                                    

"Abang minta kalian semua kumpul disini ada maksud. Mungkin terlalu cepat untuk membicarakan ini, tapi Abang dan juga kalian punya kesibukan masing-masing, jadi lebih cepat membicarakan hal ini, lebih baik. Mumpung kita semua lagi kumpul disini. Sebenarnya Abang mau membicarakan hal ini besok, tapi ternyata acara besok tidak bisa dicancel. Yang punya acara mau tetap Abang yang jadi MC. Padahal Abang udah kasih pengganti yang lebih baik dari Abang. Jadi besok Abang tetap harus jadi MC di acara itu. Jadi maaf Abang ga bisa ikut ziarah ke makam Ayah." Ucap Alif panjang lebar, ketika Aisyah, Rayhan, Ali, Mitha, Alif, Ita, serta Bunda Aini berkumpul di ruang keluarga.

"Iya gapapa, Bang. Kami maklum kok." Ucap Aisyah.

"Hal yang mau Abang bicarakan ini, sebenarnya tidak ada kaitannya dengan Abang sebagai anak sambung Ayah, tapi karena Bunda minta Abang yang menyampaikan kepada kalian semua, maka Abang minta kalian berkumpul disini. Tadi Abang juga ajak Rani dan Farid, tapi mereka bilang ga perlu ikutan, karena mereka juga tidak ada kaitannya dengan hal yang akan Abang bicarakan sekarang. Karena itu Abang minta anak-anak dibawa ke rumah mereka semua, supaya kita bisa lebih tenang membahas ini."

"Soal apa, Bang?" Tanya Ali.

"Warisan dari Ayah." Jawab Alif.

"Bukannya semua rumah Ayah udah dihibahkan untuk aku dan Ali, Bang? Rumah ini untuk Ali. Rumah yang di Tangerang untuk aku. Sedangkan villa dibalik nama atas nama aku dan Ali. Udah beres kan. Jadi Ayah ga ada warisan lagi." Ucap Aisyah.

"Iya... Ayah memang sengaja menghibahkan semua rumah milik Ayah ke kalian sebelum meninggal. Waktu itu Ayah bilang biar kalian yang ngurus, karena Ayah udah capek ngurus harta dunia. Dengan Ayah sudah menghibahkan semua rumahnya, maka otomatis tanggung jawab pengurusan beralih kepada kalian. Rumah ini sudah menjadi milik Ali sekitar 5 tahun yang lalu kalau Abang ga salah, tapi waktu itu Ayah bilang kamar untuk Abang, Aisyah serta Rani tidak boleh dirubah atau dipakai oleh yang lain. Waktu Rani beli rumah di sebelah, Rani bilang kamarnya untuk dia tidak usah disediakan lagi.  Karena kalau ada acara kumpul keluarga, dia tinggal datang saja dan tidak perlu menginap, pulang kemalaman pun ga masalah karena tinggal ke sebelah, bahkan ada pintu kecil untuk mengakses ke rumah Rani. Sebab itu Ayah mengizinkan kamar yang dipakai Rani dulu, boleh dipakai oleh anak-anak Ali. Benar begitu kan, Li?" Jelas Alif.

"Iya, Bang..." Jawab Ali.

"Sekarang Ayah udah ga ada. Sesuai aturan dalam syariat, Bunda sebagai istri mempunyai masa iddah. Jadi selama 3 bulan ke depan, Bunda akan tetap berada di rumah ini. Setelah 3 bulan, biarkan Bunda yang menetapkan tinggal dimana. Kalau Bunda mau tetap disini dan Ali mengizinkan, Abang ga masalah. Tapi kalau Bunda mau tinggal dengan Abang, dengan senang hati Abang menerima."

"Aku pasti izinin lha, Bang. Aku malah berharap Bunda tetap disini. In Syaa Allah, aku juga akan terus kasih bagian  Ayah di usaha ekspedisi setiap bulannya ke Bunda. Maunya aku juga kita tetap lanjutkan kumpul keluarga setiap 2 bulan sekali di rumah ini. Kalau soal kamar anak-anak, In Syaa Allah kalau ada rezekinya, aku renov rumah ini, biar anak-anak punya kamar sendiri, tanpa memakai kamar Kakak sama Abang." Ucap Ali.

"Kakak ga keberatan kalau kamar Kakak dipakai sama anak-anak kamu, Li. Kalau kita mau tetap kumpul keluarga setiap 2 bulan sekali ga masalah kalau ga nginap. Atau bisa diatur sebagian tidur di rumah Rani. Kakak rasa, Rani ga keberatan. Anak-anak kamu udah mulai besar, mereka tentunya punya privacy masing-masing. Rumah ini udah jadi hak kamu, jadi ga usah ga enak atau apa, karena pakai kamar Kakak." Ucap Aisyah.

"Benar itu, Li, yang dibilang Aisyah. Masalah Bunda, biar Bunda yang memutuskan nanti tinggal dimana, setelah 3 bulan dari sekarang." Ucap Alif.

"Nanti aku pikirin lagi deh, Bang. Aku maunya kita tetap seperti Ayah masih ada. Anak-anak masih bisa kok tidur satu kamar. Paling aku bikin 1 kamar tambahan untuk anak-anak yang laki-laki, biar mereka tidur sekamar. Tapi kan sekarang Ibrahim belum 3 tahun, Umar juga masih bayi, jadi belum perlu kamar. Maira, Hafsah dan Syfiyah juga masih bisa 1 kamar. Jadi kayaknya kamar yang biasa Abang sama Kakak pakai, ga perlu dirubah deh."

JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang