Part 12

1.5K 128 48
                                    

"Senang banget sih, Dek. Ketawanya sampai kedengaran ke dapur." Ucap Aisyah ketika memasuki kamar.

"Iya dong, Bu... Adek kan lagi pijat sama Ayah. Eh Adeknya kegelian. Cekikikan aja dari tadi. Adek sama kayak Ibu nih, gelian..." Ucap Rayhan.

Rayhan memang rutin memijat anak-anaknya saat bayi. Biasanya Rayhan memijat anaknya sambil menggodanya, karena itu Fatima semakin terkikik sejak tadi.

"Ibu sih dipijat ga kegelian kalau benar-benar pegal. Kalau ga pegal dipijat baru tuh geli. Makanya Ibu ga mau dipijat kalau ga pegal."

"Ibu kalau dikelitikin juga kegelian..." Rayhan mencolek pinggang Aisyah.

"Ih Ayah iseng banget... Dikelitikin ya gelilah..." Aisyah sedikit terlonjak karena pinggangnya dicolek oleh Rayhan.

Rayhan tertawa. "Lagian dicolek dikit aja langsung loncat Ibunya ya, Dek..."

"Oooh... Oooh..." Fatima membulat-bulatkan mulutnya.

"Oh... Oh aja lagi... Udah baikkan ya sama Ayah? Jadi oh... Oh aja. Udah ga ngambek lagi sama Ayah?." Aisyah mencium pipi Fatima gemas.

Fatima pun tertawa sambil menggoyangkan tangan dan kakinya.

"Udah selesai belum pijat Adeknya, Yah?. Buruan pakein Adek baju. Nanti masuk angin lagi kena AC ga pakai baju."

"Dikit lagi nih... AC nya Ayah matiin kok... Ga lihat jendela kebuka."

"Lha iya... Ibu ga ngeh... Tetap adem sih kamarnya."

"Arsiteknya pintar ngerancangnya. Jadi sirkulasi udara di kamar ini bagus." Rayhan tersenyum.

"Emang arsiteknya siapa?"

"Masa ga tau?" Rayhan menaikkan kedua alisnya lagi.

"Mana aku tau. Katanya rumah ini udah dibangun sebelum kamu nikah sama Kak Mira."

"Masa sih ga tau? Orangnya ganteng, terus sayang banget sama istri dan anak-anaknya."

"Aku ga kenal arsitek-arsitek. Aku kenal arsitek cuma kamu aja. Aku kan belum pernah bangun rumah. Waktu buka cafe cuma ambil jasa desain interior."

"Ya itu arsiteknya..." Rayhan tersenyum menggoda.

"Maksudnya kamu arsiteknya?"

Rayhan menggangguk. "Ganteng kan orangnya?"

"Astaghfirullah hal'adzim, narsis banget Ayahnya Fatima."

"Iya dong..."

Aisyah tertawa. "Ya Allah... Kamu ngomong iya dong, aku jadi inget Uda. Kamu udah telepon Zaydan belum?"

"Belum sampai 24 jam pisah sama anaknya udah ditanyain terus. Giliran suaminya keluar kota berhari-hari ga pernah ditanyain." Rayhan memasang mimik sebal.

Aisyah kembali tertawa. "Ya Allah ada yang iri sama anaknya sendiri. Lagi pula ngapain aku nanyain kamu, ga ditanyain aja kamu udah kirim kabar sama video call sendiri."

"Itu kan gara-gara kamu ga hubungin aku..."

"Aku kan takut ganggu. Aku kan ga tau jadwal meeting kamu."

"Alasan aja nih... Setidaknya chat kek, tanya suaminya udah makan apa belum..."

Aisyah tertawa. "Suaminya kan udah tua, kalau lapar juga makan sendiri, ngapain pakai ditanyain."

"Ga romantis banget sih..."

Aisyah kembali tertawa kemudian mencium kedua pipi Rayhan. "Kalau kayak gini romantis ga?"

JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang