Saat Aisyah dan Rayhan sedang berbincang ringan sambil saling menggenggam tangan, terdengar suara seseorang mengucapkan salam. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.30.
Aisyah walaupun kondisinya lemah, tetap berusaha untuk terlihat baik di depan Rayhan. Aisyah tidak mau membuat Rayhan semakin khawatir.
Sejak tadi Rayhan selalu menggenggam tangan Aisyah bahkan pada saat Rayhan membaca ayat-ayat suci Alqur'an, tangannya tetap menggenggam tangan Aisyah. Sikap Rayhan seolah-olah tidak mau jauh atau melepaskan Aisyah.
Sejak siang tadi, Rayhan hanya meninggalkan Aisyah saat waktu sholat dan ke toilet saja. Untuk pakaian ganti Rayhan meminta Zahra untuk menyiapkan dan meminta Pak Joko untuk mengantarkan ke RSIA. Rayhan takut kalau dia pulang ke rumah, maka bukan tidak mungkin anak-anaknya akan meminta ikut, terutama Fatima.
Tadi saat anak-anaknya melakukan panggilan video call, Aisyah berusaha selalu terlihat baik-baik saja. Saat video call tadi Zahra menangis, terlihat gurat kekhawatiran di wajah anak itu. Fatima juga begitu, anak itu sampai menangis sesegukan dan berkata ingin menemuinya. Sedangkan si kembar terlihat lebih santai, walaupun mereka berkali-kali mengatakan sayang kepada Aisyah. Aisyah meminta kepada anak-anaknya agar mendoakannya saja. Aisyah juga meminta kepada anak-anaknya agar tidak merepotkan Kakek dan Nenek mereka, selama Aisyah dan Rayhan tidak bersama mereka.
Rayhan melihat Aisyah begitu tenang dan semakin keibuan saat video call dengan anak-anaknya tadi. Akan tetapi entah mengapa melihat hal itu kali ini membuat Rayhan khawatir.
"Assalamualaikum..." Ucap seseorang itu.
"Waalaikumussalam..." Jawab Aisyah dan Rayhan.
"Masuk aja Nurse..." Ucap Rayhan ketika melihat Nurse Nita datang bersama 3 perawat lain, Rayhan melihat dari celah pintu yang tidak tertutup rapat.
"Sudah siap Ibu Aisyah?" Tanya Nurse Nita.
"In Syaa Allah..." Jawab Aisyah sambil tersenyum.
"Kalau begitu bisa kita ke ruangan operasi sekarang?" Tanya Nurse Nita lagi.
"Bisa Nurse..."
Rayhan pun melepaskan genggaman tangannya dengan berat hati. Sebelum Rayhan benar-benar melepaskan genggamannya, Aisyah mengambil tangan kanan Rayhan dan menciumnya dengan takzim.
"Doain aku ya, Bang... Maafin semua kesalahanku ke kamu." Ucap Aisyah sambil menatap Rayhan dan sebisa mungkin menahan air matanya.
"In Syaa Allah, Sayang... Maafin aku juga ya, Sayang..." Rayhan mencium kening Aisyah lama. "Rabbanaa aatinaa min ladunka rahmatan wahayyi'lanaa min amrinaa rasyadaan." Ucap Rayhan di telinga Aisyah. Sama seperti Aisyah, Rayhan pun menahan air matanya agar tidak jatuh. Rayhan tidak mau membuat semangat Aisyah menjadi down karena melihatnya menangis.
"Rabbanaa aatinaa min ladunka rahmatan wahayyi'lanaa min amrinaa rasyadaan." Aisyah mengikuti doa yang diucapkan oleh Rayhan.
"Semangat ya, Sayang.... In Syaa Allah operasinya berjalan lancar... Aamiin..."
"Aamiin..."
"I love you sweetheart... We are waiting for you..." Bisik Rayhan.
Aisyah tersenyum. "I love you too hubby... In Syaa Allah, I will be back.." Aisyah melepaskan genggaman tangan Rayhan, kemudian menganggukan kepalanya kepada Nurse Nita sebagai tanda dia sudah siap dibawa ke ruangan operasi.
Para perawat pun mendorong tempat tidur pasien yang Aisyah gunakan menuju ruang operasi. Rayhan mengikuti dari belakang. Rayhan terus melihat ke arah Aisyah sampai akhirnya pintu ruang operasi tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️
RomanceBismillah mau coba nulis season 3 Aisyah & Rayhan... Seperti biasa, ceritanya ngalir aja ya... 🤭😎 Mudah-mudahan nanti ujung-ujungnya jadi sequel siapa gitu... Hehe... Langsung baca aja ya... 😉