Part 22

870 119 38
                                    

"2 Minggu lagi Abang wisuda. In Syaa Allah, Ayah sama Ibu mau hadir. Kalian baik-baik ya di rumah. In Syaa Allah nanti Enin sama Atuk nginap disini." Ucap Rayhan ketika mereka berkumpul di ruang keluarga sesudah sarapan.

"Oke, Ayah..." Jawab Zahra, Uda dan Aa'.

"Adek ikut kan, Yah?" Tanya Fatima. Anak berusia 6 tahun itu sedang duduk di pangkuan Rayhan.

"Ga... Kan tadi Ayah bilangnya Ayah sama Ibu aja, berarti Adek ga ikut. Adek di rumah sama Kakak, Uda dan Aa'."

"Adek sendiri aja yang ikut, Yah. Kakak, Uda sama Aa' ga usah. Kan udah gede. Kalau Adek kan masih kecil..." Rayu Fatima.

"Oh gitu... Jadi sekarang masih kecil nih Adek? Kemarin dilarang jalan ke mini market sendiri, bilangnya udah gede."

"Iya beneran Adek masih kecil, umur Adek aja baru 6. Yang udah gede Kakak. Kakak kan udah SMA. Udah pacaran sama Mas Ky."

"Yeee anak kecil, seenaknya aja bilang Kakak pacaran sama Mas Ky... Jangan ngarang deh, Dek. Kayak tau aja, pacaran itu apa." Protes Zahra.

"Iya kata Mas Ky, kalau ada yang tanya pacar Kakak siapa, jawabnya Mas Ky. Gitu..."

"Lha itu kan Mas Ky yang bilang, bukan Kakak. Kakak ga pacaran sama Mas Ky. Orang Islam ga boleh pacaran. Tanya aja sama Ayah."

"Emang iya, Yah?" Fatima mengusap jenggot Rayhan.

"Emang iya apa?"

"Orang Islam ga boleh pacaran?"

"Iya... Dalam Islam ga ada pacaran. Adanya menikah, kayak Ayah sama Ibu."

"Ya udah Kakak nikah aja sama Mas Ky. Kan sama-sama udah gede. Kakak udah SMA, Mas Ky udah kuliah."

"Kakak mau nikahnya nanti kalau udah lulus kuliah. Ga mau sekarang."

"Nikahnya sama Mas Ky?"

"Ga tau... Lihat aja nanti..." Zahra menaikkan kedua bahunya.

"Nanti kalau Adek udah gede mau nikah sama Arya ya, Yah... Arya kan ganteng, kayak Ayah." Fatima tersenyum sumringah.

"Centil nih anak kecil. Masih kecil udah ngomongin nikah. Abang aja yang udah lulus kuliah belum nikah." Uda menepuk kaki Fatima pelan.

"Ayaaah... Kaki Adek dipukul sama Uda..."

Rayhan tersenyum sambil mengusap kaki Fatima yang ditepuk Uda.

"Manja... Dipukul pelan aja ngadu. Dasar anak kecil manja."

"Karena Adek masih kecil makanya ikut ke wisuda Abang ya, Yah..." Fatima kembali merayu Rayhan.

"Enak aja Adek ikut, yang lain ga ikut. Emangnya anak Ayah cuma Adek." Protes Uda.

"Tapi kan yang kecil cuma Adek. Kakak, Uda sama Aa' udah gede. Masa Adek ditinggal terus. Waktu Adek umur 3 tahun, Ayah sama Ibu pergi haji, Adek ga diajak. Waktu Adek umur 4 tahun, Ayah sama Ibu pergi wisuda Abang, Adek ga diajak juga. Masa sekarang Adek ditinggal lagi." Fatima memajukan bibirnya.

"Kan yang lain juga ditinggal. Ga ada yang ikut, Dek." Ucap Aa'.

"Iya tapi sekarang Adek mau ikut A'. Boleh ya, Yah..." Fatima memeluk leher Rayhan.

"Coba tanya Ibu ya, Sayang..." Ucap Rayhan lembut.

"Kok Abang wisudanya dua kali, Yah?" Tanya Uda.

"Kuliah kedokteran itu ada 3 tahap, Da. Yang pertama tahap pendidikan akademik. Yang kedua, tahap pendidikan profesi. Dan yang ketiga ujian sertifikasi. Kalau udah selesai tahap pendidikan akademik, mereka yang kuliah kedokteran di wisuda, kalau di Indonesia dapat gelar S.Ked atau Sarjana Kedokteran, tapi setelah dapat gelar belum bisa langsung kerja. Harus melalui beberapa tahapan lagi agar bisa menjadi seorang dokter, yaitu tahap pendidikan profesi dan ujian sertifikasi. Kalau istilah gampangnya selesai tahap pendidikan akademik itu baru selesai belajar teori aja, belum praktek langsung."

JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang