Part 31

832 117 16
                                    

"Maaf ya, Kak... Bukannya Ibu ga percaya sama Kakak. Tapi biar hati Ibu ga was-was, jadi mulai hari ini Kakak sekolah diantar jemput sama Pak Joko." Ucap Aisyah ketika Zahra ingin pamit pergi sekolah.

"Iya gapapa, Bu... Ibu doain Kakak ya, biar Kakak istiqomah di jalan yang Allah ridhoi."

"In Syaa Allah, Kakak bisa istiqomah di jalan yang Allah ridhoi. Aamiin..."

"Aamiin... Terima kasih, Bu..."

"Sama-sama, Sayang..." Aisyah mengusap kepala Zahra. "Berangkat sekarang ya, Kak, Pak Joko sudah nunggu di depan tuh... Ibu ga antar ke depan ya.."

"Iya, Bu... Terima kasih, Ibu... I love you..." Zahra mencium pipi Aisyah.

"I love you too honey..." Aisyah balas mencium pipi Zahra.

"Kakak berangkat sekolah dulu ya, Bu... Assalamualaikum..." Zahra mencium tangan Aisyah.

"Waalaikumussalam... Hati-hati ya, Kak... Semoga Allah memudahkan Kakak dalam menuntut ilmu... Aamiin..."

"Aamiin... Berangkat ya, Bu..." Zahra memeluk Aisyah.

"Iya, Kak... Udah cepat, kasian Pak Joko nunggu lama." Aisyah melepaskan pelukan Zahra.

"Oke, Ibu..." Zahra kembali mencium pipi Aisyah.

"Maa Syaa Allah, anak Ibu yang satu ini, gimana Ibunya bisa jauh-jauh dari kamu, Sayang." Aisyah mengusap pipi Zahra.

Zahra tertawa kecil. "Kakak, sekolah dulu ya, Bu... Assalamualaikum..." Kemudian Zahra berjalan menuju teras.

"Waalaikumussalam..."

❤️❤️❤️

"Bang... Nanti aku aja yang jemput Zahra pulang sekolah ya?" Rayu Aisyah sambil bergelayut manja di lengan Rayhan, ketika Rayhan sedang bersiap untuk pergi kerja.

"Kamu sudah minum obat?" Alih-alih menjawab, Rayhan malah ikut bertanya.

"Orang nanya boleh jemput Zahra pulang sekolah apa ga, malah ditanyain udah minum obat apa belum. Ga nyambung banget sih." Aisyah melepas tangannya dari lengan Rayhan.

"Nyambung dong... Aku tanya kamu minum obat apa belum, berarti kamu itu masih belum sehat banget, karena kamu masih minum obat." Rayhan menangkup wajah Aisyah dengan kedua tangannya. "Jadi jangan ngomong mau jemput Zahra pulang sekolah segala."

"Aku sehat kok... Buktinya aja aku udah ga pusing kalau berdiri lama. Boleh ya? Sekali-sekali ngerasain jemput anak yang udah remaja."

"Kamu lupa, kalau hari ini tanggal genap? Mobil kamu kan aku pakai. Plat mobil aku kan ganjil."

"Ya udah nanti aku pakai ojek online aja jemputnya, baliknya baru pakai taksi online."

"Tumben mikirnya ga praktis. Lagi bosen di rumah ya? In Syaa Allah nanti kalau kamu udah benar-benar fit, kita liburan ya, Sayang. Sekarang kamu minum obat dulu, habis itu istirahat. In Syaa Allah nanti aku yang jemput Zahra. Kerjaan aku hari ini ga banyak, cuma nyiapin buat meeting besok. Lagi pula nanti sore jadwal kamu control ke Dian kan."  Rayhan mencium kening Aisyah.

"Kamu ga asyik. Udah lama kan aku ga jemput Zahra sekolah. Dulu waktu SMP ga pernah sama sekali aku jemput. Sekarang boleh ya..." Aisyah menjauhkan wajahnya dari Rayhan.

Rayhan tertawa kecil. "Lha jarak SMP Zahra dari rumah kita kan cuma 150 meter, Sayang. Ngapain pakai diantar jemput. Anaknya juga ga mau diantar atau dijemput. Paling kalau lagi buru-buru dia bawa sepeda ke sekolahnya."

"Ya makanya nanti aku aja yang jemput Zahra... Ya... Ya... Ya..." Aisyah mengerjap-erjapkan matanya.

"No, Aisyah istrinya Rayhan... Sekarang lebih baik kamu minum obat, terus istirahat. Oke, Sayang?" Rayhan menggandeng tangan Aisyah ke tempat tidur, kemudian mendudukkannya di pinggir tempat tidur.

JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang