Part 19

756 107 14
                                    

"Tante emang suka masak ya?" Tanya Rindu kepada Aisyah.

Sekarang mereka berdua sedang berada di dapur. Si kembar merayu Rindu untuk menunggu Zahra pulang sekolah. Akhirnya Rindu pun menuruti permintaan si kembar. Setelah si kembar serta Fatima tidur siang, Aisyah mengajak Rindu membuat cookies. Sebenarnya Aisyah menawarkan Rindu untuk tidur siang di kamar tamu, akan tetapi Rindu menolaknya, dengan alasan tidak biasa tidur siang. Oleh karena itu Aisyah mengajaknya membuat cookies, kebetulan stok cookies tinggal 1 toples yang tadi disuguhkan untuk Rindu.

"Alhamdulillah, iya... Almarhumah Mama Tante jago masak, Rin... Jadi dari kecil suka ngeliatin kalau Mama masak. Alhamdulillah jadi ikutan bisa, walaupun ga jago." Jelas Aisyah.

"Ga jago, tapi masakannya enak-enak ya, Te. Pasti Zaydan senang banget punya Ibu seperti Tante. Atau jangan-jangan timbangan Zaydan naik, kalau lagi pulang ke rumah." Rindu tertawa kecil.

"Maa Syaa Allah... Alhamdulillah kalau masakan Tante dibilang enak. Kayaknya ga naik deh timbangan Zaydan kalau lagi di rumah. Zaydan sama kayak Ayahnya, olahraganya rutin. Jadi berat badannya selalu ideal."

"Apalagi sekarang Zaydan calon dokter ya, Te, pasti jaga banget biar berat badannya selalu ideal... Berarti Zaydan suka request makanan gitu dong, Te?"

Aisyah tertawa kecil. Dalam hatinya menebak kalau Rindu tertarik kepada Zaydan. Sayangnya hati Zaydan sudah terusik oleh seorang gadis bernama Qonita.

"Zaydan ga suka rewel dalam hal apapun, Rin. Termasuk makanan. Zaydan akan makan aja apa yang ada. Ga pernah protes. Kalau Tante ga tanya mau makan apa, dia ga akan minta. Kadang udah ditanya aja, bilangnya apa aja deh, Bu. Zaydan tuh type anak yang nrimo, kalau kata orang Jawa."

"Berarti Zaydan sayang banget dong sama adek-adeknya?"

"Alhamdulillah, iya... Adek-adeknya juga ngefans berat sama Abangnya. Hari Sabtu sore kan  jadwalnya Zaydan video call, kalau jam 5 sore belum video call juga, udah ribut tuh mereka. Maklum fans berat." Aisyah tertawa kecil.

"Enak ya, kalau punya adek. Mami setelah melahirkan aku, rahimnya harus diangkat. Aku jadi ga punya adek deh."

"Semua sudah diatur oleh Allah, Rin... Takdir Allah selalu baik untuk hambaNya. Kamu boleh kok sering-sering main kesini, biar bisa ngerasain punya adek. Zaydan aja yang adeknya banyak malah jarang ngumpul sama adek-adeknya, karena harus menuntut ilmu."

"Zaydan punya pacar ga, Te?"

"Zaydan ga punya pacar, Rin..." Aisyah tertawa kecil.

"Masa sih, Te?"

"Beneran, Rin... Dalam Islam kan ga ada pacaran, adanya ta'aruf."

"Ta'aruf bukannya sama aja ama pacaran, Te?"

"Beda dong... Ta'aruf itu hanya dilakukan oleh orang-orang yang benar-benar sudah siap menikah. Dalam ta'aruf tidak ada khalwat atau berdua-duaan, baik langsung ataupun chatting dan semacamnya. Karena itu dalam ta'aruf harus ada perantara seperti ustadz atau ustadzah atau mahram pihak perempuan. Pembicaraan dalam ta'aruf juga langsung ke point-point penting tentang pernikahan."

"Tapi artis-artis di TV bilangnya mereka  ta'aruf, tapi mereka berdua-duaan. Pakai foto prewed mesra segala malah."

"Ta'aruf itu sebenarnya artinya perkenalan. Kayak kita sekarang ini juga bisa dibilang ta'aruf. Pada dasarnya pacaran sama ta'aruf itu beda jauh prosesnya walaupun mungkin tujuannya sama, yaitu menikah. Biasanya dalam proses pacaran akan banyak orang yang tau, karena pasangan itu biasanya sengaja menyebarluaskan. Beda dengan proses ta'aruf yang prosesnya dirahasiakan, nanti disebarluaskan saat menyebar undangan pernikahan. Yang tadi Tante bilang, dalam ta'aruf ga ada berduaan apalagi sentuhan. Chat mesra aja ga boleh, apalagi foto mesra. Kalau yang dimaksud artis-artis ta'aruf, tapi pakai foto prewed mesra, ga faham deh, Tante. Tante ga tau artis-artisan." Aisyah tertawa kecil.

JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang