Part 27

793 127 47
                                    

Rayhan mulai gelisah, 3 perempuan yang tadi berpamitan dengannya ingin ke taman, belum kembali, padahal sudah lebih dari 1 jam sejak mereka berpamitan dengan Rayhan. Akhirnya Rayhan memutuskan untuk menyusul mereka ke taman.

"Mau kemana, Ray?" Tegur Dian ketika melihat Rayhan keluar dari ruang perawatan Aisyah.

"Lho... Aisyah sama Amira mana?" Alih-alih menjawab, Rayhan malah bertanya balik.

"Lha tadi kan Aisyah sudah chat kamu kalau dia ingin ikut Mira. Emang kamu ga baca chatnya?"

"Ikut kemana?" Rayhan bingung.

"Pulang..."

"Pulang? Pulang kemana? Aisyah belum pulih, kenapa kamu izinin pulang? Gimana sih kamu? Bukannya kamu dokter yang menangani Aisyah? Masa kamu ga tau kalau Aisyah fit. Lagi pula kalau mereka mau pulang, pulang sama saya ke rumah saya. Sekarang mereka dimana?" Rayhan meninggikan suaranya sambil mengepalkan tangannya.

"Maaf, Ray... Tapi Aisyah memaksa ingin pulang dengan Mira. Mira juga berjanji mau merawat Aisyah. Aku percaya sama Mira. In Syaa Allah Mira bisa merawat Aisyah sampai pulih."

"Kamu aneh... Amira bukan dokter atau perawat. Bagaimana dia bisa merawat Aisyah yang sakit. Bahkan transfusi darahnya saja belum selesai, masih ada 5 kantong darah lagi yang harus ditransfusikan ke tubuh Aisyah."

"Iya... Tapi aku janji akan ajari Mira, cara merawat Aisyah. Kamu jangan khawatir Ray..."

"Ga mungkin saya ga khawatir, Yan. Aisyah istri saya, tanggung jawab saya. Sekarang kamu kasih tau saya, mereka kemana?"

"Aku ga tau... Tapi tadi mereka pesan taksi online, mungkin sekarang mereka sedang menunggu di lobby."

Rayhan dengan cepat berlari menuju lobby RSIA. Diambilnya handphone yang ada di sakunya. Rayhan berlari sambil mencoba menelepon Aisyah. Sayangnya Aisyah tidak menjawab panggilan Rayhan.

Sesampainya di lobby, Rayhan tidak mendapati Aisyah ataupun Amira disana. Rayhan panik. Rayhan menanyakan kepada security yang ada disana. Security mengatakan kalau perempuan yang disebutkan ciri-cirinya oleh Rayhan, baru saja naik ke sebuah mobil minibus keluarga berwarna putih. Security itu berkata sambil menunjuk mobil yang baru saja akan keluar dari gerbang RSIA.

Rayhan dengan cepat berlari menuju gerbang RSIA sambil memanggil nama kedua istrinya.

"Aisyah... Amira... Aku tidak mengizinkan kalian pergi." Teriak Rayhan.

Akan tetapi mobil yang membawa Aisyah dan Amira tetap melaju dengan cepat meninggalkan RSIA.

"Aisyah... Sayang... Kamu belum pulih... Kembali sayang... Anak-anak kita menunggu kamu... Kamu ga boleh pergi..." Ucap Rayhan lirih. Rayhan sudah tidak bisa lagi mengejar mobil yang membawa kedua istrinya. Rayhan terduduk di trotoar depan RSIA.

"AISYAH.... AMIRA..." Rayhan berteriak memanggil nama kedua istrinya. "Amira jangan bawa Aisyah. Kalau kamu mau pergi, In Syaa Allah aku ikhlas, tapi jangan bawa Aisyah. Kamu sudah meninggalkan aku lebih dari 10 tahun, Amira. Selama 5 tahun aku belajar mengikhlaskan kepergianmu, sampai aku bertemu Aisyah. Aisyah yang berhasil menggetarkan hatiku setelah kepergianmu. Walaupun ada kemiripan wajah kalian, tetapi kalian berbeda. Aku pun mencintai kalian dengan cara yang berbeda. Tapi kenapa sekarang kamu kembali hanya untuk membawa Aisyah?. Kembalikan Aisyah kepadaku Amira, aku tak sanggup jika harus kehilangan istri lagi. Aku sayang kalian berdua." Rayhan bermonolog sambil menangkup wajahnya dengan kedua tangannya. Air mata Rayhan pun turun dengan deras. Rayhan tak peduli dengan tatapan pengemudi motor atau mobil yang melintas di jalan raya depan RSIA. Rayhan hanya ingin menumpahkan perasaanya saat ini.

JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang