Part 43

760 111 6
                                    

"Ayaaah... Ayaaah... Ayah dimana?" Terdengar suara Fatima memanggil Rayhan. Anak itu langsung berlari  mencari ayahnya begitu turun dari mobil yang dikemudikan oleh Zaydan.

"Bucin kamu udah datang tuh, Bang..." Aisyah tertawa kecil. Rayhan, Ummi Khadijah serta Bunda Aini tersenyum mendengar ucapan Aisyah.

Saat ini Aisyah, Rayhan, Ummi Khadijah serta Bunda Aini sedang bersantai di teras belakang rumah Ummi Khadijah. Bunda Aini menjadi sering menginap di rumah Ummi Khadijah, semenjak Abah Rasyid berpulang ke Rahmatullah. 3 bulan setelah Ayah Sultan berpulang, Abah Rasyid pun ikut berpulang. Ummi Khadijah dan Bunda Aini menjadi semakin dekat dan akrab. Kedua orang tua itu mempunyai keinginan yang sama, yaitu sama-sama ingin memanfaatkan masa tua dengan banyak beribadah. Siang tadi mereka semua baru saja sampai dari Bandung. Rayhan dan Aisyah menjemput Ummi khadijah dan Bunda Aini yang baru selesai mengikuti pesantren masa keemasan selama 40 hari di salah satu pesantren yang ada di Bandung.

"Ayaaah..." Fatima berlari mendekati Rayhan ketika anak itu sampai di teras belakang rumah Ummi Khadijah.

Aisyah yang ingin menggoda anak bungsunya, langsung menggeser posisi duduknya dan memeluk Rayhan dari samping.

"Ibuuu... Jangan peluk Ayah. Ibu kan udah pacaran dari pagi sama Ayah. Adek kangen banget nih sama Ayah." Protes Fatima sambil menghentakkan kakinya.

Aisyah menahan tawanya. "Ucapin salam dulu dong, Dek. Terus salim sama Enin dan Nenek dulu." Aisyah melepaskan pelukannya.

"Eh iya... Adek lupa... Soalnya Adek udah kangen banget sama Ayah." Fatima tertawa kecil.

Aisyah tersenyum. "Ya udah sekarang ucapin salam dulu, Dek."

"Assalamualaikum, Enin, Nenek, Ayah, Ibu..." Ucap Fatima, kemudian anak itu mencium tangan semua yang ada disitu.

"Waalaikumussalam, Adek..." Jawab Ummi Khadijah dan yang lainnya.

"Adek darimana?" Tanya Bunda Aini.

"Adek habis diajak main di mall sama Abang, Nek..." Jawab Fatima yang sudah duduk di pangkuan Rayhan.

"Senang ga, Dek?" Aisyah mencolek pipi Fatima.

"Senang banget... Tapi capek... Mallnya gede, jalannya jadi jauh."

"Ah... Paling Adek minta gendong sama Abang. Ya kan?" Aisyah kembali mencolek pipi Fatima.

"Iya... Tapi tetap  capek, Bu..." Fatima memeluk Rayhan, kemudian menyandarkan kepalanya di bahu Rayhan. Rayhan mengusap-usap kepala Fatima.

"Tapi Ayahnya juga capek, Dek. Ayah kan habis nyetir mobil jarak jauh." Ucap Aisyah lagi.

"Oh iya, Ayah capek ya... Kalau gitu sekarang Adek pijat Ayah dulu deh. Tapi nanti malam Adek tidur sama Ayah ya..." Fatima bangkit dari duduknya. "Ayah duduk majuan." Rayhan pun memajukan badannya, memberi akses Fatima berdiri di belakang punggungnya.

"Ada upahnya ya, Dek? Nanti Adek tidur sama Enin aja, Dek..." Ummi Khadijah tersenyum.

"Ga mau..." Fatima menggelengkan kepalanya pelan. "Adek udah lama ga tidur sama Ayah. Tidur sama Eninnya nanti aja, kalau Enin nginap di rumah Adek. Nanti Enin tidurnya di kamar Adek."

"Emangnya Adek punya rumah?" Tanya Aisyah.

"Eh iya... Rumah Ayah deng...Adek kan belum kerja, belum bisa beli rumah." Fatima tertawa kecil sambil memijat bahu Rayhan dengan sekuat tenaganya. Walaupun hasil yang dirasa Rayhan cuma seperti diusap-usap saja.

"Benar ya... Nanti kalau Enin nginap, tidurnya di kamar Adek." Ummi Khadijah menegaskan kembali.

"Iya... Benaran... Adek janji..." Jawab Fatima sambil tetap serius memijat bahu Rayhan.

JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang