Part 39

722 107 28
                                    

"Duduk sendiri bisa kan, Dek... Kayak lagi naik angkot aja dipangku. Biar ga bayar ya? Adek udah berat lho, udah 23 kilogram kan beratnya. Masa dipangku terus sama Ayah?" Aisyah menyodorkan piring berisi pisang goreng kepada Rayhan dan Fatima, sambil mencolek pipi Fatima yang sedang duduk di pangkuan Rayhan.

Sore ini Aisyah, Rayhan serta anak-anaknya sedang berkumpul di ruang keluarga.

"Adek kan masih kangen sama Ayah, Bu...  3 hari Adek ga main sama Ayah. Lagian juga beratan Ibu dari Adek kan, Yah?" Tanya anak kelas 2 SDIT itu sambil mengusap pipi Rayhan.

Rayhan memang baru pulang semalam, setelah 3 hari ada pekerjaan di luar kota.

"Iya..." Rayhan mengangguk.

"Tapi Ibu ga dipangku sama Ayah kan, Dek..." Ucap Aisyah sambil membagikan pisang goreng kepada Zahra dan si kembar.

"Tapi tadi pagi, Adek lihat Ibu duduk dipangku sama Ayah. Ya kan A'?"

"Iya..." Jawab Aa'.

"Hah?" Aisyah terkejut, sedangkan Rayhan diam dengan senyum yang tertahan, karena melihat ekspresi wajah Aisyah.

"Iya... Tadi pagi Adek lihat Ibu masak sambil dipangku sama Ayah. Waktu Adek sama Aa' dan Uda mau masuk dari dapur, pas pulang main sepeda, eh Aa' lihat dari jendela, Ibu lagi dipangku sama Ayah. Terus Uda juga lihat. Terus Adek digendong sama Aa' dan Uda ikutan lihat. Terus kata Uda, kita main sepeda aja lagi, jangan ganggu Ibu sama Ayah lagi pacaran. Ya udah deh kita ga jadi masuk." Jelas Fatima tanpa diminta.

Memang biasanya di hari Sabtu pagi, Rayhan serta anak-anaknya akan bersepeda bersama, tetapi karena baru pulang semalam, maka Rayhan mengatakan kepada anak-anaknya kalau kali ini mau istirahat saja di rumah. Alih-alih beristirahat, Rayhan malah menggoda Aisyah yang sedang membuat kue untuk menyambut kedatangan anak sulung mereka besok. Sebenarnya Aisyah sudah menolak ketika Rayhan memintanya duduk di pangkuan Rayhan,  karena Aisyah takut anak-anaknya tiba-tiba pulang dan melihatnya, akan tetapi karena Rayhan tidak berhenti menggodanya, akhirnya Aisyah menurut dan duduk di pangkuan Rayhan. Taunya benar saja tadi anak-anak mereka melihatnya.

"Oh pantesan tadi lama main sepedanya. Jadi sekarang Adek sama Ayah lagi pacaran juga?" Tanya Aisyah sambil menggendalikan rasa terkejut dan malunya, karena ingin tau definisi pacaran menurut anaknya.

"Ga... Kata Uda sama Aa', yang boleh pacaran cuma suami istri yang sudah menikah. Kalau Adek kan anaknya Ayah. Kita ga menikah ya, Yah? Yang menikah itu Ayah sama Ibu. Terus Adek deh anaknya. Ya kan, Yah?" Fatima menatap wajah Rayhan.

"Iya..." Rayhan mencium pipi Fatima gemas. Fatima pun tertawa kegelian.

"Emangnya pacaran itu apa, Dek?" Tanya Aisyah lagi.

"Pacaran itu berdua-duaan." Jawab Fatima.

"Oh begitu... Adek mau tambah pisang gorengnya lagi ga?" Aisyah mengangkat piring berisi pisang goreng.

"Mau... Ayah mau?"

"Mau... Adek suapin Ayah ya?"

"Oke, Ayah..." Fatima menjulurkan tangannya mengambil dua buah pisang goreng, lalu menyuapkan salah satu pisang goreng itu ke mulut Rayhan.

"Makasih, Adek..." Rayhan tersenyum.

"Sama-sama, Ayah..." Fatima membalas senyuman Rayhan.

"Nanti malam anak-anak Ibu tidur cepat semua ya, kalau besok pagi mau ikut."

"Ikut kemana, Bu?" Tanya Zahra.

"Mmm... Kasih tau ga ya?. Kasih tau ga, Yah?" Aisyah menoleh ke arah Rayhan.

JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang