Part 38

753 96 13
                                    

Baru saja Ali akan beranjak dari duduknya, terdengar suara Zahra mengucapkan salam. "Assalamualaikum..."

"Waalaikumussalam..." Jawab semuanya.

"Huaaa... Huaaa... Huaaa..." Terdengar suara tangisan Fatima.

Tak lama terlihat Zahra datang menghampiri sambil menggendong Fatima.

"A... Yah..." Fatima menjulurkan kedua tangannya sambil menangis.

Zahra menghampiri Rayhan, kemudian memberikan Fatima kepada Rayhan.

"Sayang, anak Ayah. Kenapa nangis, Dek?" Tanya Rayhan begitu memangku Fatima sambil mengusap air mata anak itu.

"Ta ngan A dek di gi git sa ma Aim... Sa kit, Yah..." Fatima terisak sambil menunjukkan tangan kirinya yang ada bekas gigitan.

Ali dan Mitha terkejut mendengar jawaban Fatima. Mitha langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya.

"Kasian anak Ayah kesakitan. Bismillahirrahmanirahim... Ya Allah tolong hilangkan rasa sakit tangan Adek. Aamiin..." Kemudian Rayhan mencium tangan Fatima yang ada bekas gigitannya. Isakan Fatima pun mereda.

"Zahra... Sini duduk samping Nenek." Panggil bunda Aini.

Zahra pun menurut dan duduk di samping Bunda Aini.

"Kenapa Adek digigit sama Aim, Kak?" Tanya Aisyah kepada Zahra.

"Kayaknya sih rebutan gunting, Bu. Soalnya tadi Kakak lagi bantuin Tante Rani beresin piring di dapur. Tadi Tante Rani kasih Adek gambar yang ada stikernya gitu, tapi belum diguntingin." Jelas Zahra.

"Benar tadi rebutan gunting sama Aim, Dek?" Tanya Aisyah kepada Fatima.

"I ya... A im ma u am bil gun ting yang a dek pa ke. Ka ta a dek ga bo leh. Nan ti ta ngan A im bi sa lu ka ke na gun ting. A im kan ma sih kecil. Te rus ta ngan A dek di gi git. Sa kit Yah..." Jelas Fatima masih dengan isakannya.

"Pakai ini, Bang..." Mitha memberikan minyak tawon kepada Rayhan. "Maafin Aim ya, Fatima." Ucap Mitha lagi.

"Makasih, Tha." Rayhan mengoleskan minyak tawon ke tangan Fatima yang ada bekas gigitannya.

"Yang... Kamu aja deh yang jemput Aim di rumah Rani. Anak itu suka jadi patung kan kalau udah buat salah." Ucap Ali.

"Iya, Bang..." Jawab Mitha.

Akan tetapi baru Mitha hendak melangkah, terdengar suara Farid mengucapkan salam.

"Assalamualaikum..." Ucap Farid sambil menggendong Ibrahim, anak ke empat Ali.

"Waalaikumussalam..." Jawab semuanya.

"Udah datang nih pelakunya..." Ali hendak bangkit dari duduknya, namun Aisyah menahannya.

"Duduk... Biarin Mitha aja yang urus." Ucap Aisyah pelan. Ali pun menurut.

"Eh Abang Aim, kok digendong sama Om Farid. Sini sama Mama..." Ucap Mitha mengambil Ibrahim dari gendongan Farid. Anak itu pun berpindah dari gendongan Farid ke gendongan Mitha.

"Anaknya Bang Ali, habis gigit Fatima langsung jadi patung. Aku mau gendong aja susah, kaku banget badannya." Ucap Farid sambil tertawa kecil.

"Emang begitu dia, kalau udah salah, langsung jadi patung. Ga gerak-gerak, mukanya tanpa ekspresi." Ucap Ali kesal.

"Aku langsung balik ya... Pamit semuanya... Assalamualaikum..."

"Waalaikumussalam..." Jawab semuanya.

"Rid... Anak-anak tolong suruh pada balik ya..." Ucap Ali.

"Iya, Bang..."

"Rid... Anak-anak jangan sampai begadang lagi, ya..." Ucap Aisyah.

JODOH SEBELAH PINTU? (Selesai)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang