•14•

2K 205 17
                                    

Vote dan komen jangan lupa!

Happy reading sayang~!

"kamu yakin mau nginep?"

"Iya. Kamu balik duluan aja, jangan keluyuran, udah malem"

"Ya udah. Besok ketemu dikampus ya"

Jimin mengangguk patuh.

"Sini peluk dulu" yoongi merentangkan tangannya menyambut pelukan jimin "tidur yang nyenyak sayang"

Jimin mengangguk didada yoongi "kamu juga"

Lalu pelukan pun terlepas setelah yoongi mengecup singkat dahi jimin.

"Ya udah, aku pergi ya"

"Iya, hati hati ya. Awas aja kalo ngebut, aku marah!"

"Nggak ngebut sayang. Paling cuma kenceng dikit nggak papa lah"

"Is bandel banget sih dibilangin!"

"Iya nyonya, aku nggak ngebut oke" yoongi pun menghidupkan motornya lalu melambai dan pergi.

Sedangkan jimin, dia pun langsung masuk kedalam setelah yoongi hilang dari pandangannya.

Nampak mama dan papanya yang masih berada diruang keluarga, tengah menonton acara tv yang sama sekali tak menarik baginya.

"Yoongi nya udah balik?"

"Udah pa"

"Kenapa nggak suruh nginep aja jim? Kan udah malem"

"Katanya nggak enak" jimin terkekeh pelan.

Zena hanya tersenyum melihat jimin yang nampak lebih bahagia dibandingkan 4 tahun yang lalu.

Dia masih ingat betapa murungnya jimin dulu, tak pernah ada senyum dan gelak tawa dari jimin, dia akan pergi dengan wajah murung dan pulang dengan wajah lelah. Namun sekarang, lihat perubahannya setelah bertemu yoongi.

Zena jadi bersyukur atas pertemuan kedua anak itu. Meski menyimpang namun tak apa, jika jimin bahagia tak ada salahnya bukan?

"Oh iya jimin, ada yang mama mau omongin sama kamu"

Jimin mengernyit saat zena memperbaiki duduknya menjadi lebih tegak. Sepertinya akan menjadi perbicaraan yang serius.

"Ada apa ma?" Jimin menatap kedua orang tuanya bergantian.

"Selama kehamilan mama, kamu mau nggak nginep disini aja"

Jimin mengerjapkan matanya bingung.

"Mama butuh temen sayang. Apalagi kalo papa kerja trus taehyung nggak lagi dirumah. Mama mau ada kamu disini"

Jimin hanya diam, bukannya apa. Namun rasanya dia tak siap dan tak akan pernah siap untuk tinggal satu atap bersama taehyung.

"Tapi ma-"

"Papa tau ketakutan kamu sayang"

Jimin mengalihkan pandangannya pada papanya.

"Tapi papa yakin taehyung akan menepati janjinya dulu waktu dirumah sakit. Kamu ingat?"

Jimin mengangguk ragu. Dia ingat, namun dia tak yakin jika taehyung sudah berubah sepenuh nya.

"Jimin bakal fikirin dulu ya ma pa."

Zena tersenyum lalu mengangguk "ya udah. Sana kekamar, langsung istirahat ya sayang"

"Iya ma. Mama sama papa juga istirahat, jangan sampe mama kecapean. Apa lagi papa, nanti kalo papa cape siapa yang jagain mama"

[END]Brandalan KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang