Extra part!

2.1K 139 11
                                    

  ***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

  ***

"Yuna! Ayo kesini sayang, kita makan malem!" Teriak seorang lelaki mungil yang sedang menata piring diatas meja makan, lengkap dengan apron hitam yang melekat apik dibadannya.

Lalu terdengar langkah kaki kecil dari arah ruang keluarga dan suara pekikan lucu dari gadis mungil dengan rambut yang dikuncir dua dan sebuah barbie ditangannya.

"Pa!"

"Uh sayangnya papa" Jimin, lelaki mungil itu tersenyum gemas melihat putrinya yang sudah berdiri dihadapannya. Mata bulat dan beningnya menatap polos padanya.

 Mata bulat dan beningnya menatap polos padanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ga tau ini gambaran anak umur berapa. Tapi seperti itulah ilustrasi Yuna)

"Pa! Lapal" lalu merentangkan tangan minta digendong yang langsung di gendong oleh sang papa.

"Yuna lapar nak? Mau makan sekarang hm?"

"Ung!" Mengangguk antusias dengan senyum dibibir mungilnya, memperhatikan dua gigi kecilnya yang baru tumbuh.

"Tapi daddy belum pulang sayang, kita tunggu sebentar mau? Udah deket kok"

"Ddy?" Matanya mengerjap lucu "lum puyang? Ddy mana?"

Jimin tersenyum gemas, lalu mendudukan diri dengan sang putri dipangkuan nya "kan daddy kerja sayang"

"Na lindu daddy pa" ucapnya dengan logat khas anak kecil.

"Hum? Yuna rindu daddy? Sama papa ga rindu?"

"Nda tan papa detat yuna, nda jauh. Na bica peyuk papa tapi nda bica peyuk daddy"

"Gemesin banget sih putrinya papa!" Lalu melayangkan banyak ciuman gemas pada pipi gembil sang anak.

Baru saja ingin bicara suara berat dari arah pintu mengalihkan perhatian keduanya.

"Aku pulang!"

Lalu keduanya bertatapan, senyum yuna mengembang saat menyadari sang daddy sudah pulang.

"Pa! Ddy puyang!"

"Sana temui daddy kamu" lalu menurunkan sang anak yang langsung berlari mengejar sang daddy.

[END]Brandalan KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang