"a-apa?"
"Barusan, dokter bilang, kaki kiri yoongi patah dan beberapa organ tubuh bagian dalam juga rusak" seokjin berusaha menjelaskan sepelan mungkin agar jimin tak terkejut "dokter menyarankan untuk operasi, tapi papa yoongi kekeuh mau bawa dia ke Amerika karna disana kualitas alat alat dokter lebih baik dari pada disini"
"kalian bercanda kan?"
"Ini bukan waktu yang tepat untuk bercanda jim"
"Ga mungkin, t-tadi s-sebelum aku pergi, yoongi masih disini. D-dia didalam, dia ga kemana mana"
"Tapi dia udah pergi jimin"
"Ga" jimin menggeleng dan beralih menatap hoseok, dia memegang lengan laki laki itu dan mengguncangnya kasar "yoongi mana!?"
"Yoongi mana seok!?"
"Om gen bawa dia—"
"Kenapa ga ada yang kasih tau gue! Kenapa ga ada yang kabarin gue dulu!!
"Jim, ini darurat. Kita semua panik. Yoongi sekarat jim"
Air mata jimin total tak dapat dibendung lagi.
Apa lagi ini ya tuhan.
Jimin berteriak dan meremas rambutnya kasar, mereka ikut merasakan apa yang jimin rasakan, lihatlah betapa banyak luka dimata yang biasanya berbinar cerah itu?
"Yoongi~"
Jimin menunduk, menyesal kenapa dia harus pergi tadi, jika tidak dia masih memiliki waktu untuk bisa bertemu yoongi tadi. Atau mungkin, dia bisa menghentikan keinginan orang tua yoongi untuk membawanya pergi sejauh itu.
"Jim-"
"Kenapa semuanya jahat hiks kenapa semuanya mau pisahin gue dari yoongi~" jimin meremas dadanya kuat "gue mau yoongi hiks gue mau yoongi"
"Jimin, jangan kaya gini" seokjin membawa jimin kedalam pelukannya, memeluk laki laki mungil yang sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri, melihat jimin menangis seperti membuat dia tidak tega. Terlebih dia juga tau apa yang terjadi.
Tentang sehun, jimin dan yoongi. Pertengkaran mereka yang disebabkan oleh adiknya sendiri. Jungkook.
Jimin meremas kemeja seokjin erat "aku mau yoongi hiks aku belum minta maaf kak~ aku hiks yoongi ga boleh pergi"
"Shhh jangan kaya gini jimin, nanti kamu sakit. Selalu do'ain yang terbaik buat yoongi oke. Yoongi bakal baik baik aja"
"Jim"
Jimin menghentikan isak tangisnya, menoleh dan menatap jungkook yang menatapnya dengan air mata yang mengalir deras dipipinya
"Gue—"
"Apa?" Sela jimin sarkas "Apalagi jung, lo mau apalagi huh? Yoongi udah pergi, dia sekarat. Gue ga tau gimana dia sekarang. Masih hidup atau gimana gue ga tau!"
"Gue minta maaf jim"
Jimin mengusap air matanya kasar, dia tak menyangka semua akan jadi seperti ini.
Yoongi, dia pergi. Dengan keadaan terburuk yang tak jimin sangka bakal terjadi.
"Gue ga tau salah gue apa ke elo" suara jimin bergetar, sungguh, dia tak sanggup mengucap kan satu kata pun sekarang.
"Tapi gue ga nyangka lo sejahat ini"
"Jim" mati matian jungkook menahan isak tangisnya "g-gue salah faham"
"Kan gue udah bilang, tapi lo ngeyel. Lo bentak gue, lo hina gue jung, padahal saat itu gue ga tau apa apa. Lo, taehyung dan yoongi diemin gue. Dan gue kaya orang bodoh yang tiba tiba disalahin kaya gitu!"
"Sekarang apa? Rencana lo berhasil kan? Lo hancurin hidup gue!! Hiks lo jauhin yoongi dari gue jungkook!"
"Jim, gue ga maksud" jungkook menggigit bibirnya kuat "maafin gue"
Jimin meremas dadanya kuat, tak tau harus berbuat apa saat ini. Fikirannya kacau. Dia takut yoongi kenapa napa.
Dia takut tak dapat bertemu yoongi lagi nanti.
•
"Nomor yang anda—"
Lagi lagi tak aktif.
Sejak semalam dia berusaha keras menghubungi yoongi namun tak ada jawaban sama sekali.
Sungguh jimin tak tau harus berbuat apa sekarang. Semuanya terjadi secara tiba tiba, dia tak pernah menyangka takdir tuhan begitu jahat padanya.
Yoonginya pergi.
Jimin meremas rambutnya kuat dan kembali menangis disana. Dia rindu yoongi, sangat rindu hingga rasanya ingin mati saja.
"Yoon.. kapan pulang hiks"
Jimin menenggelamkan kepalanya diantara lipatan tangannya, hatinya terus berdenyut ngilu membayangkan hal terburuk lainnya.
"Kamu harus pulang yoongi.. kamu harus baik baik aja" gumam jimin tercekat
•
Seminggu berlalu.
Tak ada satu pun kabar tentang yoongi.
Nomornya tetap tak aktif begitu juga nomor papanya.
Jimin frustasi, memikirkan bagaimana kabar yoongi disana saja membuat jimin hilang akal.
Dia butuh yoongi.
Dia mau memperbaiki semua yang sudah terjadi, dia ingin mereka kembali baik baik aja seperti dulu
Tok tok tok!
"Jimin.. ini kak seokjin, boleh masuk?"
Jimin tak perduli, dia hanya diam dan memandang keluar jendela, melihat betapa banyak nya bintang malam ini
Air mata seokjin mengenang melihat jimin yang duduk meringkuk dibalik tirai jendelanya, sudah seminggu, namun belum ada kabar baik apa pun untuk jimin
"Jimin" perlahan, seokjin menjulurkan tangan lalu mengelus lembut bahu jimin.
Dia datang karna ingin memastikan keadaan jimin baik baik saja, dia hanya tak ingin jimin merasa sendiri. Dia harus tau, meski pun yoongi tak ada, namun ada seokjin disisinya.
"Jimin"
Jimin menoleh dan tersenyum tipis saat seokjin duduk disebelahnya.
"Hai kak"
"Lagi apa hm?"
"Lagi liat bintang"
"Udah ada kabar?" Tanya seokjin pelan
Namun melihat jimin menggeleng, membuat sudut hatinya ikut berdenyut ngilu.
"Yoongi bakal pulang kan kak?"
"Dia bakal pulang, kalo dia udah sembuh jimin"
Jimin tersenyum tipis lalu menoleh dan menatap mata seokjin berkaca kaca "kalo enggak?"
"Dia ga mungkin ga balik, kamu disini kan. Dia pasti pulang buat kamu."
Perlahan air mata jimin mengalir, hanya dengan mengingat yoongi akan pulang untuknya saja membuat dia ingin menangis, berharap jika itu benar. Dan yoongi akan kembali padanya.
•••
Tbc..
Up pendek yaa.. lagi ga fokus soalnya.
Semoga sukaa😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
[END]Brandalan Kampus
Teen Fiction•Yoongi dan Jimin udah jadi anak kuliahan nih. Gimana ya cerita mereka setelah berganti status menjadi mahasiswa? Apakah cinta mereka masih tetap sama kuatnya dengan kedatangan konflik2 baru? ❗Baca dulu brandalan sekolah agar tau kisah nya dari awal...